Siapa Dia Sebenarnya

Viola masih di rumah Nathan saat ini, bersama Mami dan juga Nesya. Sementara Reya yang merasa lelah setelah menempuh perjalanan memilih untuk beristirahat.

"Mami pikir kalian bakal langsung menikah pulang dari sana. Soalnya Nathan lama nyusul kesananya. Ternyata malah berantem, heran Mami sama kalian." Tutur Mami mengungkap keluh kesahnya.

"Emang Nathan belum cerita apa-apa selama di sana Mi?" hanya Viola dengan hati-hati.

"Hem jangankan cerita Vi, baru sampai udah langsung masuk kamar" Jawab Mami menerangkan.

"Kalau waktu di sana, apa Nathan enggak ada cerita apa gitu Mi?" tanya Viola penasaran.

"Enggak ada Vi, hubungi Mami aja jarang banget Nathan selama di sana." Ujar Mami.

Viola mengangguk mengerti. Rupanya Nathan menutupi segala hal yang terjadi selama di Jerman. Termasuk kecelakaan Nathan yang disebabkan oleh dirinya.

Namun meskipun begitu, dirinya tetap harus menyiapkan diri. Karena bukan berarti Nathan sengaja menutupinya. Bisa saja Nathan hanya belum menceritakan semuanya pada kedua orangtuanya.

"Em Mi, sebenarnya banyak tragedi yang terjadi waktu Nathan ke Jerman. Sepertinya Nathan memang belum siap menceritakan ke Mami. Tapi Viola mohon sama Mami, kalaupun nanti Nathan udah cerita semuanya. Tolong jangan benci Viola ya Mi. Viola udah terlanjur sayang sama Mami, Papi, Kak Nesya, dan semua keluarga ini Mi." Ujar Viola dengan lirih.

Netranya nampak berkaca-kaca. Begitu takut kala membayangkan dirinya akan dibenci dan kehilangan orang-orang sebaik mereka yang begitu tulus menyayanginya.

Mendengar curahan hati calon menantunya, Mami membawa Viola ke dalam pelukannya. Tidak tega melihat Viola yang tampak sedih saat mengungkapkan isi hatinya.

"Kamu udah seperti anak Mami sendiri. Gimana Mami bisa benci sama anak Mami." Jelas Mami dengan lembut.

"Iya Vi, mana mungkin Mami sama Kakak bisa benci sama kamu. Kamu udah kayak adik Kak Nesya." Tambah Nesya.

Mendengar perkataan mereka, membuat Viola akhirnya menjatuhkan air mata nya. Iya merasa terharu sekaligus sedih. Bahagia karena tak akan dibenci. Namun sedih jika sampai benar-benar akan kehilangan kepedulian mereka.

"Kalau kamu takut nanti kita jadinya benci. Kenapa gak kamu aja yang ceritain semuanya Vi? Biar kira bisa paham dari sudut pandang kamu." Ujar Nesya memberi saran.

Viola menggeleng kala mendengar perkataan Nesya. "Enggak kak, aku merasa gak berhak untuk cerita semuanya. Karena Nathan di sini korbannya." Jelas Viola memberikan alasan mengapa dirinya menolak.

"Ya udah gak papa Vi kalau memang kamu gak bisa." Ucap Mami yang memahami kegundahan hati Viola.

Ditengah perbincangan mereka, Nesya harus berpamitan untuk pergi. Wanita cantik itu memiliki acara bersama suami tercintanya, Nicko.

Nesya tentu melihat bagaimana romantis nya Nicko dan Nesya. Dirinya juga ingin kelak seperti itu jika sudah menikah. Tentunya menikah dengan Nathan. Karena tak ada bayangan pria lain dalam benaknya.

"Kak Nesya sama Kak Nicko kayaknya bahagia banget ya Mi. Jadi pengen nanti kayak gitu juga kalau udah nikah, tetap harmonis." Ujar Viola tersenyum melihat keromantisan pasangan yang terlihat bahagia itu.

Mami tersenyum mendengar perkataan Viola. "Tenang Vi, Nathan kan gak kalah romantis dibandingkan Kak Nicko." Ujar Mami menggoda Viola.

"Iya sih Mi, tapi lagi gak akur aja sekarang." Ucap Viola kembali murung.

"Nanti Mami bantuin biar kalian baikan oke."

***

"Emm Mi, boleh Viola nanya?" tanya Viola dengan ragu-ragu.

"Boleh dong sayang, mau nanya apa?" ujar Mami.

"Perempuan yang datang sama Nathan sebenarnya siapa nya Nathan ya Mi? Kayaknya deket banget sama Nathan."

"Ya ampun jadi kamu belum tahu siapa dia sayang? Astaga anak itu benar-benar ya." Ujar Mami yang begitu tak menyangka kalau Viola belum tahu siapa Reya.

"Reya itu sepupu nya Nathan, sayang. Adiknya Rania." Lanjut Mami menjelaskan.

Viola menganggukkan kepalanya dan tersenyum cerah. Hatinya terasa lega, karena kekhawatiran nya rupanya salah. Ternyata hubungan persepupuan, wajar kalau Reya bilang lebih dari hubungan nya dengan Nathan. Karena ini menyangkut hubungan darah.

"Ternyata sepupu ya Mi. Kemarin Viola sempat cemburu karena mereka kayak Deket banget gitu. Tapi ternyata Viola salah." Ujar Viola tersenyum malu.

Lama mereka saling berbincang tentang banyak hal, sekaligus saling melepaskan kerinduan terhadap calon mertua dan menantu. Hingga tanpa sadar waktu telah menjelang malam. Viola harus segera pulang ke rumah kedua orangtuanya.

"Mi, Viola pamit ya. Nanti Viola akan sering-sering kesini nemuin Mami dan ketemu Nathan." Ujar Viola berpamitan.

"Iya sayang, biar Nathan yang anterin kamu ya. Nanti bahaya kalau malam-malam pulang sendiri." Ujar Mami yang bersiap untuk memanggil Nathan.

"Mi, biar Viola aja yang panggil Nathan." Ujar Viola menghentikan langkah Mami.

Setelah mendengar kalau Reya sepupu Nathan. Viola seolah mendapatkan harapan baru. Dirinya yang awalnya merasa putus asa karena ada orang lain diantara mereka. Apalagi Nathan yang terlihat begitu menyayangi wanita itu.

Sekarang semua pemikiran Viola berubah. Wajah Nathan terlihat begitu hangat dan seolah menyayangi Reya. Karena mereka sepupu. Dengan begitu juga, Reya bukanlah sebuah ancaman akan hubungan mereka. Karena ternyata mereka hanya sepupu bukan kekasih atau hubungan pasangan lainnya.

Viola menjadi memiliki harapan untuk kembali pada Nathan. Dirinya akan berusaha merebut hati Nathan kembali. Bagaimana pun caranya, akan dirinya lakukan dan perjuangkan.

Viola melangkah perlahan menuju kamar Nathan. Tentu saja dirinya hafal setiap bentuk rumah mantan kekasihnya itu. Karena dirinya memang sering berkunjung ke rumah megah itu.

"Ngapain lo di sini?" tanya sebuah suara mengangetkan Viola.

Viola menoleh dan mendapati Nathan tengah berjalan ke arahnya. Tampaknya pria itu baru dari dapur untuk mengambil minuman. Tampak di tangan kanan Nathan sebuah minuman soda.

"Nath, Mami nyuruh kamu anterin aku pulang." Ujar Viola apa adanya dengan menatap lekat wajah Nathan. Sungguh Ia begitu merindukan Nathan yang hangat dan mencintai nya.

Namun yang ada dihadapan nya kini hanyalah Nathan yang menatapnya dengan tatapan dingin. Viola juga tak lagi melihat tatapan penuh cinta yang biasa Nathan berikan untuknya.

Sementara Nathan tersenyum sinis mendengar perkataan Viola. "Lo manfaatin Mami gue buat kepentingan Lo?" tanya Nathan dengan sarkas.

Viola menggeleng pelan. "Enggak Nath, Mami nyuruh kamu memang karena keinginan nya. Bukan karena aku minta atau apapun itu." Jelas Viola dengan lembut.

"Lo pikir gue bakal percaya? Lo punya kaki, jadi bisa pulang sendiri kan. Gak usah manja. Di Jerman lo sendirian aja berani, gak manja. Jadi sekarang gak usah lebay." Ujar Nathan dengan sinis.

Viola menatap Nathan dengan tatapan sendu. Tak menyangka Nathan bisa berbicara sesinis itu padanya.

"Tapi aku pengen kamu anterin, Nath."

Next .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!