"Selamat siang, Pak." Zion menyapa satpam di kediaman Cinta.
"Selamat siang juga. Ada yang bisa saya bantu, Pak?" ucap Pak Syarif satpam di keluarga Pak Rendra.
"Apa benar ini rumah Saudari Hesty?" ucap Zion.
"Benar Pak, ada urusan apa ya?" sahut Pak Syarif agak curiga melihat Zion. Karena belum pernah melihatnya sebelumnya.
"Ada apa Pak?" Hesty yang kebetulan mau masuk ke mobilnya, bertanya heran saat melihat Pak Syarif bicara dengan seseorang.
"Ada yang mencari Non Hesty," ucap Pak Syarif memberitahu. Hesty tidak jadi masuk ke mobilnya dan heran melihat tamu yang tidak dikenalnya itu.
"Buka pintunya, Pak!" ucap Hesty agar sang tamu dapat masuk. Dia sangat penasaran dengan tamu yang memakai masker hitam itu. Pak Syarif membuka pintu gerbang dan menyuruh Zion masuk.
Setelah jarak mereka tinggal satu meter, dengan angkuh Hesty menyuruh langkah Zion berhenti.
"Maaf, stop sampai di situ," ucap Hesty dengan pandangan tajam. "Anda siapa?" selidik Hesty menatap Zion dari bawah ke atas.
"Saya cuma mau bertanya mbak, apa mbak yang memesan kamar di malam tahun baru kemarin?" ucap Zion menatap Hesty lekat, mengabaikan pertanyaannya. Hesty terperangah mendengar pertanyaan itu. Seketika jantungnya berdegup kencang.
"Bukan saya yang pesan. Temanku yang lakukan?"
"Tapi saya telah periksa, bahwa kamar itu dipesan atas nama Anda. Saya mau mengembalikan ini," Zion menyodorkan bungkusan kecil kehadapan Hesty.
"Apa ini?" sambut Hesty heran melihat bungkusan itu lalu membukanya. Sebuah liontin berinisial "C".
"Maaf, ini bukan milik saya." Hesty mengembalikan liontin itu ketangan Zion. Dan bergegas menuju mobilnya.
"Mungkin mbak pernah melihat siapa yang mengenakannya?" Langkah Hesty terhenti. Tiba-tiba Hesty ingat kalau Cinta kehilangan liontinnya. Apa benar itu milik Cinta. Lantas kenapa bisa berada ditangan lelaki itu.
Hesty jadi ketakutan sendiri jangan-jangan lelaki itu sedang menyelidiki perbuatannya dengan Tina yang menjebak Cinta.
Namun, eh tunggu dulu! Bukankah Robert yang bersama Cinta malam itu. Apa urusannya dengan lelaki ini. Hesty semakin panik saja sehingga Zion salah paham kalau Hestylah gadis yang tidur dengannya malam itu.
Wajar dia panik dan ketakutan karena trauma dengan peristiwa malam itu. Zion makin mendekati Hesty hendak meminta maaf dan mengungkapkan penyesalannya.
Sebaliknya Hesty semakin panik karena dia merasa bahwa Zion hendak menangkapnya.
"Mbak bentar, tunggu dulu!" seru Zion, tapi Hesty kembali masuk ke dalam rumah karena ketakutan.
Heru yang hendak berangkat kuliah hampir saja ditabrak Hesty saat berpapasan di pintu.
"Mbak tunggu dulu!" Kejar Zion sampai depan pintu.
"Ada apa ini?" ucap Heru heran atas kemunculan Zion di depan pintu rumah mereka.
"Maaf mas, saya hendak bicara dengan mbak tadi," ucap Zion menangkupkan kedua tangannya di dada.
"Ada urusan apa dengan kakak saya?" selidik Heru curiga.
"Saya hendak mengembalikan barang ini. Mungkin ini adalah milik mbak itu."
"Barang apa?" Heru menerima benda yang diserahkan Zion. Diamatinya liontin berinisial C itu dengan seksama.
Apakah ini milik kak Cinta. Bukankah dia telah kehilangan liontin kalung pemberian Christ tempo hari.
Heru memang tidak pernah melihat liontin yang hilang itu. Selama ini Cinta memakainya dengan memasukkannya dibalik pakaian yang dia kenakan.
Namun, mengingat inisialnya adalah "C" bisa jadi itulah liontin yang hilang itu. Karena huruf "C" adalah inisial nama keduanya, Christ dan Cinta.
"Mas mengenali liontin itu?" ucavgp Zion penuh harap.
"Anda manemukannya dimana?" Heru malah balik bertanya.
Sejenak Zion ragu untuk menjawab. Tapi tiba-tiba muncul ide di kepala Zion.
"Maaf Mas, saya adalah petugas kebersihan dihotel tempat Mbak Hesty menginap pada malam tahun baru kemarin. Saya menemukannya dalam kamar itu. Itu sebabnya saya mengantarnya kemari. Karena yang menyewa kamar itu adalah mbak Hesty." Zion menjelaskannya dengan gamblang.
Heru percaya saja dengan penjelasan Zion. Karena liontin itu bertahtakan berlian. Heru salut akan kejujuran petugas hotel itu.
Selain itu Heru merasa curiga pada Hesty, atas apa yang menimpa Cinta.
"Maaf Mas, mungkin ini milik kakak saya yang satunya. Soalnya dia baru kehilangan liontinnya, tapi saya tidak tau apa ini barangnya. Bentar saya tunjukkan dulu padanya. Silakan duduk dulu," ucap Heru seraya masuk ke dalam rumah kembali, menuju kamar Cinta.
Heru mengetuk pintu kamar Cinta berkali-kali tapi tidak ada sahutan. Saat Heru mencoba membuka pintu ternyata terkunci. Heru kembali turun karena mengira Cinta telah pergi bekerja.
"Maaf Mas, kakak saya sudah pergi bekerja. Biar saya saja yang serahkan padanya." ucap Heru.
"Maaf Mas, bukannya tidak percaya, tapi saya harus menyerahkan sendiri ke pemilik liontin ini. Mungkin besok saya kembali lagi," ucap Zion penuh hormat.
"Baiklah, terserah Anda. Nanti saya akan kasih tau kakak saya.
"Kalau boleh tau, nama kakaknya siapa?" ucap Zion sopan.
"Cinta."
Zion terkejut, karena liontin itu berinisial "C" yang berarti sama dengan nama itu.
"Maaf saya pamit dulu," ucap Zion buru-buru pergi. Heru kembali masuk ke rumah hendak minta penjelasan pada Hesty. Tapi ponselnya berdering, teman sekampusnya menyuruhnya segera datang
Sementara Hesty kembali masuk ke kamarnya. Segera dia menekan tuts ponselnya menghubungi seseorang.
"Hallo!" sahut Hesty saat nomor yang dia tuju tersambung, "Halo Robert, kamu dimana?" ucap Hesty panik.
"Aku dirumah, sakit gegara kamu. Ada apa baru nelpon sekarang," ucap Robert seraya merintih kesakitan
"Ini soal Cinta. Kamu telah melakukan rencana kita itu 'kan?"
"Melakukan apa, aku terkapar kena hajar seseorang."
Lantas siapa yang bersama Cinta, malam itu. Aku sendiri merekam kalian di kamar itu. Cinta sendiri mengaku telah diper***a kamu malah mengelak!" ucap Hesty kesal karena Robert masih tidak mengaku.
Robert menuturkan kalau seseorang telah memukulinya hingga pingsan. Saat tersadar dia sudah berada di koridor dekat tangga.
"Astaga! Kamu gila Robert sampai gagal melaksanakan rencana itu."
"Kamu yang gila! Telah berbuat jahat dengan saudaramu sendiri." Robert langsung memutus hubungan telepon dengan Hesty.
Hesty benar-benar geram. Terlebih dengan kemunculan pria asing yang bertanya tentang kepemilikan liontin berinisial "C" yang diyakini Hesty milik Cinta.
Hesty tidak tau siapa lelaki asing itu. Apakah dia orang yang telah merenggut kegadisan Cinta? Ah, menyesal juga Hesty karena telah panik dan menolak berbicara dengan lelaki asing itu.
Harusnya tadi dia menyelidiki lelaki itu atau berpura-pura kalau liontin itu miliknya. Entah kenapa dia tadi malah panik dan menghindarinya.
Hesty buru-buru turun dan berharap lelaki itu belum pergi atau tidak bertemu dengan Cinta. Namun, saat tiba di teras pria asing itu sudah pergi.
Hesty kembali ke mobilnya karena dia sudah terlambat masuk kantor. Saat di gerbang, dia menanyakan keberadaan pria asing itu pada, Pak Syarif.
"Pak, pria yang tadi sudah pergi?"
"Sudah Non Hesty, setelah bicara dengan Heru."
"Apa? Heru bicara dengan pria asing itu? Mereka ngomong soal apa Pak."
"Bapak tidak Non. Pria itu cuma sebentar lantas pergi begitu saja."
"Iya sudah, Pak. Kalau dia muncul lagi Bapak tidak usah ngomong sama dia."
Pak Syarif mengangguk patuh. Hesty pun pergi dengan pikiran tidak menentu. Karena kemunculan pria asing itu.***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
semoga Zion segera menemui Cinta...
2024-04-02
1
Dewi Anggya
pengen bnget getok kepalanya si Hesty.....
2024-01-28
1
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
2024-01-09
1