Cinta menyelinap masuk lewat pintu samping. Dia sangat ketakutan kalau papanya akan marah besar karena dia pulang pagi.
Baru juga dia hendak membuka pintu ketika suara lantang Pak Rendra menghardiknya. Tubuh Cinta mendadak gemetar, dari nada suara papanya saja sudah jelas sebesar apa murkanya.
Cinta berbalik, kepalanya tertunduk tidak berani menatap wajah sang papa yang pasti sedang menatap tajam ke arahnya.
“Dari mana saja kamu baru pulang pagi ini!”
“Maafkan Cinta, Papa.” Cinta bingung sekaligus takut apa yang harus dikatakan sebagai alasan keterlambatannya. Cinta telah berjanji tidak akan menceritakan apa yang telah terjadi padanya semalam. Biarlah itu dia simpan dalam hati.
“Apa yang telah kamu lakukan diluar sana, teganya kamu mempermalukan Papa!” Cinta menatap bingung papanya yang menahan amarah. Apakah papa telah mengetahui apa yang telah terjadi padanya?
Mungkinkah Hesty telah bercerita yang bukan-bukan. Sehingga papanya sampai murka begitu.
Padahal jelas dia pamit ke toilet, tapi kakaknya tidak berusaha mencarinya, saat dia tidak muncul kembali? Ataukah Hesty mencarinya tapi tidak bertemu karena dirinya telah disekap dalam sebuah kamar.
Namun, kenapa papanya seolah sudah tau apa yang terjadi padanya kalau dia telah berbuat aib pada keluarganya?
“Kenapa diam, kamu dari mana semalaman?”
Bagaimana kamu bisa berbuat serendah itu? Tidur dengan pria sembarangan. Ingat tidak kalau kamu itu sudah bertunangan! Kenapa kamu malah menjual diri!” teriak Pak Rendra mencecar Cinta dengan kata-kata yang menyakitkan.
Cinta terkejut dengan ucapan papanya. Bagaimana papanya bisa tau kalau dirinya ditiduri orang asing.
“Aku … dipe***sa Papa, bukan menjual diri,” isak Cinta terpukul, “seseorang menyeretku saat mau ke toilet. Kepalaku mendadak pusing setelah diberi air mineral oleh, Tina.” Cinta berusaha menjelaskan apa yang telah terjadi padanya.
“Heh! Kamu jangan memfitnah ya. Kamu sendiri yang tidak mau ditemani ke toilet. Setelah itu kamu menghilang.” Hesty tiba-tiba muncul menyudutkan Cinta.
“Kenapa kepalaku mendadak pusing setelah minum air mineral itu. Semuanya pasti telah kalian rencanakan menjebakku. Kamu pasti dalang dari semua itu!” pekik Cinta marah.
“Eh, malah nyalahin aku sih, kamu yang mela**r malah bilang orang lain yang jebak.”ucap Hesty sengit.
,
“Kak, tidak usah bohong! Akui saja kalau kamu sengaja menjebakku. Buat apa juga kau maksa aku ikut malam tahun baruan. Tempatnya juga jauh di pinggir kota. Kalian pesta miras di sana, pasti semua ini sudah kakak rencanakan.” tuding Cinta penuh amarah.
Selama ini Cinta sudah rasakan kalau Hesty selalu berusaha menyingkirkannya dari papanya sendiri.
“Buat apa coba aku menjebakmu. Dasar, kamu aja yang nakal!” Hesty tidak mau kalah menyerang Cinta.
“Cukup! Jelas kamu yang ketahuan berbuat aib, malah menyalahkan orang lain!” hardik Pak Rendra. Mematahkan hati Cinta karena papanya sama sekali tidak peduli padanya.
“Ada apa ini, Pa. Pagi-pagi sudah ribut. Eh, kak Cinta kenapa?” ucap Heru heran saat melihat Cinta duduk bersimpuh di bawah kaki Pak Rendra. Heru terjaga dan keluar dari kamarnya karena mendengar suara ribut.
“Dia tidur dengan lelaki asing di hotel.” Hesty membeberkan aib Cinta.
“Tidur gimana, menginap? Trus apa yang salah?” Heru mengernyitkan keningnya, heran.
“Masalahnya dia telah tidur dengan orang asing. Tak disangka sikap alimnya cuma topeng!” cibir Hesty sinis.
“Tunggu dulu. Bukannya kalian pergi bareng kenapa malah bisa Kak Cinta menginap di hotel dan Kak Hesty pulang duluan?” ucap Heru heran plus curiga.
“Maksud kamu itu apa,Her?”sela Vivi, “jelas kalau Cinta liar, buktinya dia yang tidur di kamar hotel.” Vivi tidak suka kalau Heru malah membela Cinta.
“Maksud Heru, Ma, kalau Kak Cinta tiba-tiba menghilang masa Kak Hesty tidak mencarinya. Apa Kak Cinta akan senekad itu tidur dengan pria asing sementara dia bersama Kak Hesty. Lagian apa ada buktinya?" Heru menatap tajam ke arah Hesty juga papa dan mamanya.
Mendengar ucapan Heru, Hesty mendadak gugup. Tapi bukan Hesty namanya kalau dia tidak dapat berkilah.
"Jelas ada buktinya. Ini ada videonya." Hesty menyerahkan ponselnya pada Heru. Heru melihat adengan sepasang orang dewasa dalam sebuah kamar. Tapi tidak jelas siapa orangnya karena cahaya dalam kamar temaram.
"Dapat dari mana video ini kapan kakak menerimanya?" Heru menatap tajam pada kakaknya Hesty.
Ditatap seperti itu Hesty tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. Heru mengirim video itu ke ponselnya.
"Bukannya berusaha menyelamatkan Kak Cinta, kakak malah sibuk mengadu ke Papa. Aku akan selidiki hal ini, jika nantinya kakak terlibat lihat saja!" ancam Heru.
Hesty terkejut melihat reaksi Heru yang membela Cinta. Pak Rendra dan Bu Vivi tidak kalah kagetnya. Karena selama ini Heru juga selalu acuh pada Cinta.
"Ayo, Kak." Heru memapah Cinta yang jelas terguncang. Wajahnya begitu pias. Heru menyesal karena selama ini selalu mengabaikan Cinta. Dia sudah melihat sejauh ini kalau Hesty selalu saja berbuat culas pada Cinta.
"Pa, apa Papa akan diam saja dengan masalah ini. Cinta sudah jelas membuat malu keluarga kita. Bagaimana kalau dia nanti hamil, juga soal pertunangannya dengan Christ." Hesty masih berusaha menghasut papanya.
Dia kecewa karena papanya tidak bertindak apa-apa. Tujuannya mengusir Cinta dari rumah sepertinya gagal total.
Sialnya, justru Heru yang menggagalkan rencananya itu.
"Maksud kamu apa, Hesty? Harusnya kamu melindungi adikmu tadi malam. Bukan malah sibuk memvideokan kejadian itu. Apa benar kamu menjebak adikmu sendiri?" tatap Pak Rendra nyalang ke arah Hesty.
"Lha, Papa kok malah menuduh Hesty yang gak-gak? Udah jelas klo Cinta yang nakal."
"Cukup! Cinta tidak akan berbuat serendah itu kecuali dia di jebak. Cinta sudah bertunangan. Papa tidak percaya dia akan berbuat serendah itu." Pak Rendra duduk terkulai, syok dengan apa yang telah terjadi pada putrinya. Merasa gagal melindungi putrinya selama ini.
"Papa, maafkan Hesty. Karena Hesty-lah yang memaksa Cinta ikut. Tapi Hesty tidak pernah berniat sejahat itu untuk mencelakai, Cinta." Hesty berpura-pura sedih dan menangis dihadapan Pak Rendra.
Dalam hati dia bersorak karena Cinta telah ternoda. Tentunya Christ akan membatalkan pertunangan mereka.
"Akhirnya, aku akan berhasil merebut Christ dari sisimu, Cinta. Christ pasti akan membatalkan pertunangan kalian. Dan Christ akan jadi milikku, hahaha ...." ucap Hesty tertawa bahagia di kamarnya.
Hesty membayangkan dirinya menggantikan Cinta berjalan menuju altar. Saling mengucap janji dihadapan Pendeta. Dan selamanya akan bersama.
Dia memang sudah lama menginginkan Christ, dan selama itu pula dia selalu mencari cara menyingkirkan Cinta. Dan kemarin malam dia berhasil melaksanakan rencana jahatnya itu dibantu Tina dan Robert.
Pastinya Robert sudah puas menikmati tubuh Cinta semalaman. Karena dia dan Tina melihat sendiri saat Robert menyeret tubuh Cinta ke salah satu kamar di hotel itu.
Mereka sendiri yang memvideokan apa yang terjadi di kamar hotel itu.
Hanya saja, Hesty dan Tina tidak mengetahui kalau orang yang bersama Cinta malam itu bukanlah Robert.***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
hanya kerana Christ...tunangan Cinta sampai nekad berbuat jahat.... kejam kau Hesty..... tunggu balasan mu 😏
2024-04-02
1
Dewi Anggya
saudara tiri laknat nihhhh...
2024-01-28
1
Irma
pengen gue cekek tuh si Hesty kesel gue
2024-01-07
1