Chapter 5

     Setelah beberapa bulan berlalu, pernikahan Leo dan Elizabeth akan segera di selenggarakan. Beberapa persiapan sudah di urus oleh Saras dan anggota keluarga lainnya. Waktunya tidak banyak, Hanya dua minggu lagi dsri acara pernikahan Leo dan Elizabeth. Karena itu hari ini Saras menyuruh Leo dan Elizabeth untuk feting baju di toko langganan keluarga mereka.

Mau tidak mau Leo terpaksa menurut. Sebelumnya dia dan Isabella sudah menerima pernikahan ini dengan perasaan yang tidak bisa di gambarkan. Leo terpaksa menerima pernikahan itu karena memang ini adalah wasiat dari kakek buyutnya. Sedangkan Isabella, dia hanya bisa pasrah dan menerima keadaannya. Meski dia tidak tahu bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Leo kedepan.

Kini, Leo, Elizabeth dan Isabella telah berada di butik terkenal langganan keluarga wiraatmaja dari dulu. Mereka ditemani oleh penata gaun yang berpengalaman, yang dengan cermat membantu mereka mencari pakaian yang sempurna.

Saat mereka memasuki butik, suasana tegang terasa di udara. Leo merasa canggung karena kehadiran Isabella yang juga hadir dalam kesempatan ini. Namun, Isabella tetap tersenyum dengan hangat dan berusaha membuat suasana menjadi lebih nyaman.

Mereka memilih beberapa gaun pengantin yang berbeda untuk dicoba. Elizabeth dengan antusias mencoba gaun-gaun tersebut, sementara Leo dan Isabella berdiri di sampingnya dengan sikap yang menghormati.

Sejak tadi Leo dengan sengaja berjalan di samping Isabella, menunjukkan rasa hormatnya terhadap kehadirannya. Dia ingin memastikan bahwa Isabella merasa dihargai dan tetap merasa nyaman di tengah situasi yang rumit ini.

Saat Elizabeth menemukan gaun yang dia sukai dan dikenakan ditubuhnya, dia dengan bersemangat memperlihatkannya kepada Leo.

"Leo, bagaiamana menurutmu gaun ini? Aku menyukainya. Ini terlihat elegan dan mewah." Serunya.

Namun, Leo tampak acuh tak acuh dan tidak menunjukkan minat yang besar. Dia berfokus pada Isabella, memastikan bahwa Isabella baik-baik saja dan merasa dihargai.

Elizabeth merasa sedikit kecewa dengan sikap Leo, tetapi dia mencoba untuk tidak menunjukkan perasaannya. Sedangkan Isabella, meskipun sakit hati, tapi ia tetap berusaha menjaga sikap baik dan memberikan dukungan kepada Leo.

Penata gaun memperhatikan ketiga tamunya. Ia terlihat tidak enak pada Elizabeth. Tiba-tiba seorang pelayan membawakan sebuah gaun lain yang dari tadi penata gaun perintahkan. Gaun itu terlihat begitu mewah dan elegan, dengan ornamen yang indah dan detail yang memikat.

"Saya pikir gaun ini akan sangat cocok untukmu, Elizabeth," kata penata gaun dengan senyuman. "Ini adalah karya seni yang terbuat dari kain satin yang lembut dan renda yang indah. Detail bordirannya akan menambah sentuhan elegan pada penampilanmu di hari pernikahan."

Elizabeth memandang gaun itu dengan takjub. Gaun tersebut memiliki potongan yang pas di bagian atas, dengan lengan transparan yang dihiasi dengan payet yang berkilauan. Dia bisa melihat bahwa gaun itu akan membuatnya terlihat seperti seorang putri saat mengenakannya.

Bagian pinggangnya ditekankan dengan sabuk yang terbuat dari mutiara dan kristal, memberikan sentuhan glamor dan anggun. Roknya mengalir panjang dengan lapisan tulle yang lembut, menambahkan kesan romantis dan anggun pada gaun tersebut.

Penata gaun menuntut Elizabeth untuk mencobanya. Dengan antusias Elizabeth kembali mencoba gaun kedua.

Elizabeth merasakan getaran kebahagiaan dalam dirinya saat menyadari bahwa gaun itu adalah gaun yang sempurna untuknya. Dia memandang Leo dengan mata berbinar-binar, berharap dia juga akan terpesona dengan gaun itu.

Leo, yang sebelumnya tampak acuh tak acuh, tidak bisa menahan senyum saat melihat Elizabeth dalam gaun itu. Dia terkesima oleh kecantikan dan keanggunan Elizabeth yang terpancar dari balik gaun tersebut.

Ia ingin sekali memuji kecantikan Elizabeth langsung jika saja ia lupa bahwa dia harus menjaga perasaan Isabella dan menahankan harga dirinya.

"Bagus. Kalau kamu menyukainya pilih saja." Komentarnya singkat.

Isabella yang melihat senyuman Leo barusan merasa hatinya teriris. Ia membuang tatapannya ke tempat lain, mencoba menelan pil pahit yang akan ia hadapi setelah ini.

Elizabeth tersenyum bahagia, merasa percaya diri dan cantik dalam gaun itu. Dia tahu bahwa pilihan ini akan membuat hari pernikahannya menjadi lebih istimewa dan tak terlupakan.

Di hari berikutnya, Saras menemani Leo dan Elizabeth untuk foto preeweding di beberapa tempat. Leo juga mengajak Isabella, awalnya Isabella menolak karena tidak ingin menahan sakit lagi, tapi Leo tidak mau Isabella berprasangka buruk terhadapnya.

Saat matahari terbit di ufuk timur, Saras, Leo, Elizabeth, dan Isabella sudah ada di pantai yang indah untuk sesi foto prewedding mereka. Pasir putih yang lembut dan ombak yang tenang menciptakan latar belakang yang sempurna.

Saras, dengan senyum hangat di wajahnya, memberikan dukungan dan bimbingan kepada Leo dan Elizabeth dalam sesi foto ini. Dia berusaha menciptakan atmosfer yang nyaman dan menyenangkan bagi mereka.

Fotografer yang berbakat memberikan arahan kepada mereka untuk berpose dengan alami dan romantis. Mereka berjalan beriringan di sepanjang pantai, dengan Elizabeth dan Leo memegang tangan satu sama lain. Saras berjalan di samping mereka, memberikan petunjuk dan memberikan senyum penuh kebanggaan pada anaknya.

Saat Leo berpose untuk sesi foto prewedding itu, ekspresinya terlihat tegang dan sulit disembunyikan. Meskipun dia mencoba tersenyum, namun mata dan bibirnya mengungkapkan ketidaknyamanan dan keengganan yang mendalam.

Ketika fotografer meminta Leo untuk berpose dekat dengan Elizabeth, dia dengan enggan mengulurkan tangannya, tetapi ekspresi wajahnya terlihat kaku dan tidak bersemangat. Ekspresi matanya mungkin terlihat kosong atau bahkan terlihat agak tertekan.

Setiap kali Elizabeth mencoba mendekatinya atau mencoba membuat momen menjadi romantis, Leo dengan jelas menunjukkan ketidakminatannya. Dia mungkin menunjukkan ekspresi yang datar atau bahkan menghindari kontak mata dengan Elizabeth.

Fotografer yang profesional dengan kepekaannya, merasakan ketidaknyamanan yang Leo rasakan. Dia menyadari bahwa Leo tidak begitu antusias dalam sesi foto prewedding ini. Dengan keahliannya, fotografer berpikir cepat untuk menciptakan ide pose yang romantis namun tetap menjaga jarak yang sesuai dengan keinginan Leo.

Fotografer utu meminta Leo dan Elizabeth untuk berdiri di pantai yang indah, dengan laut sebagai latar belakang. Mereka berdiri berdampingan, dengan Leo berada di sisi kiri dan Elizabeth di sisi kanan. Ia memberikan petunjuk dengan penuh kecerdikan. Dia meminta Leo dan Elizabeth untuk saling memandang dengan penuh cinta, sambil memegang tangan satu sama lain. Pose ini mencerminkan rasa kebersamaan dan kesiapan untuk memulai kehidupan baru sebagai pasangan.

Dalam pose ini, Elizabeth tersenyum dengan penuh kebahagiaan, sedangkan Leo menunjukkan ekspresi yang sedikit lebih tenang, namun tetap terlihat sopan dan menghormati.

Isabella, yang berdiri di belakang mereka, menonton dengan hati yang sakit. Dia mencoba untuk menahan perasaannya, tetapi kehadiran Leo dan Elizabeth dalam pose yang romantis membuatnya merasa terluka. Ia memutar pandangannya ke arah lain, mencoba untuk tidak fokus pada momen yang sedang terjadi di depan matanya. Dia berusaha menjaga sikap baik dan memberikan dukungan kepada Leo, meskipun dalam hatinya dia merasa sedih.

Fotografer itu dengan cermat mengambil foto-foto mereka dalam pose tersebut. Dia menggunakan cahaya matahari yang indah dan latar belakang pantai yang menakjubkan untuk menciptakan gambar yang romantis dan mempesona.

Leo merasa lega dengan pose ini, karena fotografernya telah memahami keinginannya untuk menjaga jarak dan membuatnya merasa nyaman. Dia merasa sedikit lebih terbuka untuk berpartisipasi dalam sesi foto ini.

Namun ke tidak minatan nya terlihat kembali setelah ia mengetahui jika ada tempat lain setelah pantai ini, bahkan bukan hanya satu tempat lagi tapi beberapa tempat lagi.

Tempat selanjutnya adalah di gunung bromo, Mereka tiba di kawasan Gunung Bromo sekitar pukul sepuluh pagi. Udara sejuk dan pemandangan yang menakjubkan membuat mereka semakin bersemangat.

Mereka berjalan menyusuri jalur menuju puncak Gunung Bromo. Di sepanjang perjalanan, mereka disambut oleh pemandangan pegunungan yang megah dan hamparan lautan pasir yang luas. Suara angin yang berdesir dan aroma khas pegunungan menambah suasana yang magis.

Mereka memulai sesi foto di area lautan pasir yang luas di sekitar Gunung Bromo. Leo dan Elizabeth berpose di tengah hamparan pasir, dengan latar belakang Gunung Bromo yang menjulang tinggi. Fotografer dengan cermat mengambil foto-foto yang menangkap keindahan alam sekitar dan kebahagiaan Leo dan Elizabeth.

Fotografer juga mengambil foto-foto mereka di puncak Bukit Penanjakan, tempat terbaik untuk melihat pemandangan Gunung Bromo dari ketinggian. Mereka berpose di atas bukit, dengan latar belakang pemandangan yang megah dari Gunung Bromo. Pose ini mencerminkan keindahan alam yang luar biasa dan kebersamaan mereka dalam menghadapi petualangan hidup.

Meski Leo masih terlihat tidak menyukai sesi prewedding ini, namun hasil foto-foto mereka tidak mengecewakan. Saras senang melihat hasilnya, Dia kembali mengajak mereka untuk ke tempat berikutnya.

"Bu, hari sudah mulai sore. Aku lelah bu, ingin istirahat." Bantah Leo.

Saras menghela nafas. "Tidak bisa, Leo. Oke ibu berjanji ini sesi terakhir untuk hari ini. Besok kita lanjutkan lagi untuk tempat yang lainnya, bagaimana?"

Leo berdecak kesal mendengarnya. Hanya prewedding saja namun ibunya sudah memilih banyak tempat. Memang untuk apa foto yang banyak? Apa ibunya sudah gila jika memikirkan akan menjejerkan semua foto hasil prewedding mereka di dekat panggung sama seperti saat acara pernikahan keponakannya kemarin?

Ya, Leo ingat saat itu terdapat banyak foto-foto prewedding di sana. Di bagian depan dekat penyambutan tamu terdapat ada lima foto, di tengah juga ada lima foto, dan di dekat panggung terdaoat sepuluh lebih foto. Leo tahu itu ulah siapa, siapa lagi kalau bukan ulah Saras, ibunya yang narsis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!