Pagi itu seperti biasa Leo sedang sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerjanya ketika ponselnya berdering. Dia melihat nama "Ibu" muncul di layar dan mengangkat panggilan tersebut. Suara Saras, ibunya, terdengar di seberang sana.
"Leo, Bagaimana dengan kemeja yang sudah ibu kirimkan kemarin? Apa kau sudah mengeceknya?" Tanya saras dengan nada serius.
Leo mengerutkan dahi tidak mengerti, "Kemaja? Aku tidak menerima pesanan apapun darimu, bu. Untuk apa sebuah kemeja? Di lamariku sangat banyak kemeja, bu."
"Astaga.. Aku sudah menduganya." Terdengar protes dari saras diseberang sana. Sepertinya saras tidak sendiri. "Dia melupakannya fernandez." benar saja, rupanya ayahnya juga disana.
Leo menghela nafas panjang. "Oke, memang ada apa dengan kemeja itu bu?" Tanya leo.
"Leo, biar ibu ingatkan, lusa adalah hari pernikahan dari sepupumu. Hari penting dan kau melupakannya?"
Leo berdecak sekilas, "Ya ampun, maafkan aku bu. Aku tidak berniat untuk melupakannya, pekerjaanku sangat banyak jadi ku harap ibu memakluminya." Jelasnya.
"Ya, ya, ya, baiklah. Tidak masalah. Yang penting kau harus datang lusa, tanpa isabella." Kata saras dengan tegas.
Leo terdiam sejenak, merasa kecewa dan terkejut dengan permintaan tersebut. Dia mencintai Isabella dengan segenap hatinya dan tidak bisa membayangkan pergi ke acara keluarga tanpa kekasihnya.
"Ibu, aku tidak bisa datang tanpa Isabella. Dia adalah bagian penting dalam hidupku dan kami berbagi segalanya bersama-sama," jawab Leo dengan tegas.
Saras terdengar terkejut dan tidak senang dengan jawaban Leo. Dia mencoba mengemukakan alasan mengapa Isabella tidak diinginkan di acara tersebut.
"Leo, ini adalah acara keluarga yang penting. Kehadiran Isabella mungkin akan menimbulkan kontroversi dan mengganggu suasana," ucap Saras dengan nada memohon.
Leo merasa semakin muak dengan sikap ibunya yang membatasi kehidupannya. Dia merasa bahwa saatnya untuk membuat keputusan yang menentukan.
"Ibu, aku mencintai Isabella dan tidak akan pernah mengorbankan hubungan kami karena tekanan sosial atau harapan keluarga. Jika ibu ingin aku hadir di acara pernikahan ini, maka Isabella juga harus diundang. Itu adalah satu-satunya pilihan yang aku miliki," kata Leo dengan tegas.
Saras terdiam sejenak, menyadari bahwa putranya telah membuat keputusan yang tak bisa ditawar.
"Baiklah, baiklah Leo. Jika itu keputusanmu, maka ajaklah Isabella juga. Tetapi, kamu harus memahami bahwa ada anggota keluarga yang mungkin tidak setuju dengan keputusanmu," ucap Saras dengan suara yang sedikit tertekan.
Leo menghela nafas lega. Dia tahu bahwa keputusannya mungkin akan menimbulkan konflik dalam keluarga, tetapi dia tidak akan mengorbankan cintanya untuk memenuhi harapan orang lain.
Setelah saras selesai dengan pembicaraannya, ia memutuskan sambungan itu. Leo meletakkan ponselnya kembali ketas meja. Di sampingnya terdapat foto dirinya bersama isabella, Seketika itu juga Leo tersenyum.
Setelah pekerjaannya selesai, Leo menghubungi isabella yang tengah mengajar panahan di salah satu club panah ternama. Ia berkata pada isabella bahwa sebentar lagi dirinya akan menjemput isabella, mengingat bahwa beberapa menit lagi jam pelajaran isabella selesai.
"Baik, aku akan menunggumu, sayang." Jawab isabella di telepon.
Leo tersenyum mendengarnya. Ia memutuskan sambungan itu dan berjalan menuju mobilnya. Ia bergegas untuk menemui isabella di tempat ia bekerja.
Di jalan Leo melaju dengan cepat, hatinya penuh dengan kegembiraan karena akan menjemput Isabella. Karena kurang konsentrasi tiba-tiba, di tengah perjalanan, Leo secara tidak sengaja menyenggol mobil yang tiba-tiba parkir di depannya. Dia terkejut, tetapi tanpa ragu, Leo terus melaju tanpa menghentikan mobilnya. Ia terlihat tidak peduli dengan insiden tersebut.
Namun, mobil yang tadi ia senggol mulai mengikutinya dari belakang dan menghidupkan klaksonnya dengan keras, meminta Leo untuk berhenti. Leo merasa terganggu dan akhirnya memutuskan untuk menepi di sudut kiri jalan.
Leo turun dari mobilnya dengan perasaan dongkol. Begitu juga dengan pemilik mobil yang ia senggol tadi yang rupanya adalah seorang gadis. Gadis itu terlihat marah, wajahnya memancarkan ketidakpuasan. Dia adalah seorang gadis cantik dengan kulit putih yang mempesona, mirip seperti artis Korea, namun memiliki tubuh yang berisi di bagian dada.
"Gila! Kamu tidak bisa mengendarai dengan baik, ya? Lihat apa yang kamu lakukan pada mobilku!" ucap gadis itu dengan suara yang tinggi, meminta ganti rugi pada Leo.
"Apa maksudmu? Ini bukan salah ku tetapi salahmu yang asal parkir tanpa melihat ke belakang terlebih dulu." Jawab
Leo merasa tidak bersalah sama sekali.
Gadis itu semakin emosi mendengar jawaban Leo. Ia menatap leo tajam dan berkecak pinggang. "Hah, aku tidak menyangka kau akan berkats seperti itu. Pokoknya aku tidak mau tahu, Kau harus mengganti rugi mobilku!" Seru gadis itu tegas.
Leo kesal mendengar gadis itu yang masih menyalahkan dirinya. Padahal tadi jelas terlihat bahwa memang gadis itulah yang salah. Namun leo tidak mau memperpanjang waktu, Dia sedang buru-buru, Isabella pasti sudah menunggunya sekarang.
"Baiklah, baiklah aku akan ganti rugi!" Seru Leo merogoh saku celananya, mengambil dompet dan beberapa uang didalamnya. "Ini, apa masih kurang?"
Gadis itu mengambil uangnya, "Sebentar, aku menghitungnya dulu." Ucapnya. Leo berdecak kesal.
"Baiklah, ini sudah cukup. Yasudah, kembalilah kemobilmu." Ucap gadis itu tanpa kata terimakasih dan membalikkan badan melangkah meninggalkan Leo yang kini semakin dongkol dengannya.
Leo sadar ia sudah membuang waktu dengan melihat kepergian gadis itu. Ia segera masuk kedalam mobilnya lagi dan melaju kembali namun dengan hati-hati karena ia tidak mau kejadian tadi terjadi lagi. Waktunya sudah terbuang beberapa menit.
Sesampainya di tempat mengajar isabella, dugaan leo benar. Kekasihnya sudah menunggu disana duduk sembari memainkan ponsel. Leo tersenyum, ia menghidupkan klakson supaya isabella menyadari kehadirannya.
Isabella menoleh, ia tersenyum dan melangkah menuju mobil Leo. Dia masuk kedalam dan mengecup pipi Leo sekilas. "Tumben lama." Ucapnya.
"Iya. Maaf ya. Soalnya tadi aku tidak sengaja menabrak mobil orang lain."
Isabella terkejut mendengarnya. Ia terlihat panik dan langsung memeriksa tubuh Leo. "Astaga, apa yang terluka? Mengapa bisa seperti itu?"
Leo tersenyum, ia menahan tangan Isabella yang tengah memeriksa tubuhnya. "Tidak ada yang terluka. Hanya tabrakan kecil, bella."
isabella masih terlihat panik. "Apa yang terjadi?"
"Aku hanya sedang senang saja karena akan menjemputmu. Lagi pula itu salah mobil yang tadi, dia tiba-tiba parkir tanpa melihat kebelakang dulu dan tanpa menghidupkan lampu sim." Jelas Leo.
Isabella menghela nafasnya, "Lain kali kau harus fokus, Leo." Ucapnya.
Leo mengangguk. "Kita mampir duku ke toko busana ya.." Ucapnya saat ia sudah melajukan mobilnya.
"Buat apa?"
"Lusa kita akan datang di pernikahan sepupuku. Kau harus tampil cantik, aku akan memesan gaun khusus untukmu."
Isabella terdiam sejenak. Ia menghempaskan punggungnya disandaran jok.
Leo melihatnya, "Ada apa? Apa kau tidak senang?"
"Apa aku akan diterima di pesta itu? Mengingat bahwa tahun lalu ibumu tidak menyukai kehadiranku." Ucap Isabella.
Leo tersenyum, Ia mencubit pipi isabella membuat senyuman disana. "Bella, Kau kekasihku. Kau adalah miliku, tidak ada satupun orang yang bisa menyakitimu, Jika ada maka aku akan menjadi tameng untukmu."
Isabella menatap Leo, "Aku hanya tidak ingin mereka menatapku seperti tamu yang tak diundang, Leo."
Leo menghela nafasnya, "Jadi, Apa kau tidak mau datang?"
Isabella diam.
"Baiklah. Tidak perlu datang. Aku akan membatalkannya." Ucap Leo memasang wajah yang pura-pura tidak senang. Ia melirik isabella sekilas.
Isabella mendengus kesal, "Yasudah, kita datang." Timpalnya pasrah.
Leo tersenyum senang. "Begitu dong. Coba senyum.." pintanya.
Isabella mengukir senyuman terpaksanya yang membuat ia menjadi lucu sendiri sehingga ia tertawa. Leo juga ikut tertawa. Mereka memang pasangan serasi, hampir setiap hari mereka tidak pernah bertengkar.
Leo mengajak isabella ke sebuah toko terkenal di kota mereka. Toko busana ini terkenal dengan koleksi gaun dan jas yang indah dan mewah.
Ketika mereka tiba di toko, mereka langsung disambut oleh seorang penjaga toko yang ramah. Mereka menjelaskan bahwa mereka mencari gaun yang indah untuk Isabella dan jas yang serasi untuk Leo. Penjaga toko dengan senang hati membantu mereka mencari pilihan yang tepat.
Isabella ingin gaun yang indah, mewah, tetapi juga simpel. Penjaga toko mengarahkan mereka ke bagian gaun pesta dengan berbagai pilihan gaun yang memukau. Salah satu gaun yang menarik perhatian Isabella adalah gaun berwarna merah marun dengan potongan yang elegan dan detail renda yang halus. Gaun ini memiliki siluet yang sederhana namun tetap terlihat anggun dan mewah. Isabella langsung jatuh cinta pada gaun tersebut.
Sementara itu, Leo mencari jas yang serasi dengan gaun Isabella. Penjaga toko menunjukkan beberapa pilihan jas yang cocok untuk acara pernikahan. Salah satu jas yang menarik perhatian Leo adalah jas berwarna hitam dengan potongan yang sempurna dan bahan yang berkualitas tinggi. Jas ini memiliki desain yang klasik namun tetap terlihat modern dan elegan. Leo merasa jas tersebut sangat cocok untuk dipadukan dengan gaun Isabella.
Setelah mencoba beberapa pilihan, Isabella dan Leo akhirnya memutuskan untuk membeli gaun merah marun untuk Isabella dan jas hitam untuk Leo. Mereka sangat senang dengan pilihan mereka karena gaun dan jas tersebut sangat cocok.
Setelah ke toko busana, Leo juga mengajak Isabella ke toko perhiasan. Isabella awalnya menolak, karena dirumah sudah banyak perhiasan-perhiasan yang isabella jarang memakainya.
"Tidak ada penolakan, bella. Kau istimewa jadi kau harus memakai sesuatu yang berbeda agar semakin istimewa." Ucap Leo.
Isabella lagi-lagi menurut. Leo terkesan sangat meratukan dirinya, Jujur ia senang di perlakukan seperti itu. Namun Isabella tidak ingin terlalu foya-foya meskipun harta yang dimiliki Leo tidak akan habis tujuh keturunan.
Ketika mereka tiba di toko perhiasan, mereka disambut oleh seorang penjaga toko yang ramah 'Lagi'. Leo menjelaskan bahwa dia ingin mencari perhiasan yang cocok untuk Isabella yang bisa dipadukan dengan gaun merah marun yang baru saja dia beli.
Penjaga toko dengan senang hati menunjukkan beberapa pilihan perhiasan yang cocok untuk Isabella. Salah satu perhiasan yang menarik perhatian mereka adalah kalung berlian dengan desain yang elegan dan mewah. Kalung ini memiliki berlian yang indah dan dipadukan dengan tali emas yang halus.
"Model ini akan sangat serasi dengan gaun merah marun yang tadi tuan perlihatkan pada saya." Ucap karyawan toko itu.
Selain itu, penjaga toko juga menunjukkan sepasang anting-anting berlian yang cocok untuk dipadukan dengan kalung tersebut. Anting-anting ini memiliki desain yang simpel namun tetap terlihat anggun dan mewah. Isabella langsung jatuh cinta pada perhiasan tersebut dan merasa bahwa kalung dan anting-anting tersebut akan melengkapi penampilannya dengan sempurna.
Leo setuju. Akhirnya ia membeli dua perhiasan itu. Leo yakin isabella akan terlihat istimewa saat di acara itu nanti. Sebisa mungkin Leo akan membuktikan pada ibunya bahwa isabella cocok bersanding dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments