Sebulan sudah kepergian orang terkasihnya, Binar dan Kenzie hanya awal-awal saja berhubungan lewat pesan singkat dan VC. Binar merasakan hubungan mereka semakin jauh. Apa karena jarak dan waktu atau karena rasa yang ada di hati Binar sudah terkikis sejak kejadian di bandara.
Binar berangkat kerja seperti biasa ke sekolah mengajar murid-muridnya. Binar merasa kepalanya agak pusing tubuhnya juga merasa tidak enak, perutnya terasa mual.
Kenapa dengan diriku ini? batin Binar.
Binar sampai di sekolah meski tubuhnya terasa tidak enak Binar tetap memaksakan untuk tetap mengajar. Binar memaksakan dirinya.
Saat jam istirahat sedang bersama sahabatnya di kantin Binar merasa pitam, pandangannya gelap.
Alana tidak terlalu memperhatikan tetapi ia melihat wajah Binar yang pucat.
Tiba-tiba saja Binar pingsan di atas meja saat mau memulai makan.
Alana kaget, "Bin, kamu kenapa? Binar, Bin.." Alana menggoyang-goyangkan tubuh Binar.
Alana yang panik di bantu dengan guru-guru yang ada di kantin menolong Binar. Binar di bawa ke ruangan UKS.
Tubuh Binar di baringkan di atas brangkar di ruangan UKS. Dokter Farah memeriksa Binar.
Dokter Farah mengernyitkan alisnya. Binar tersadar dari pingsannya. Dokter Farah tersenyum kepadanya.
"Boleh tau apa yang Miss rasakan di tubuh Miss?" tanya dokter.
Binar merasa tubuhnya lemah sekali.
"Kepala pusing, tubuh terasa pegal-pegal pinginnya baring aja Dok,"
"Apa terasa mual juga?" tanya dokter.
Binar menganggukkan kepalanya.
"Apa Miss belum mendapatkan periode bulanannya?"
Deg
Jantung Binar serasa mau copot, tiba-tiba saja tangannya terasa dingin kepalanya bertambah pusing, apakah .. apakah.. dirinya hamil? Binar seakan dunia berputar jungkir balik.
Dokter Risa tersenyum lembut ke Binar.
"Sebaiknya Miss periksa kan ke dokter kandungan untuk mengetahui sudah berapa minggu, ini saya berikan tablet penambah darah ya Miss, selamat ya Miss, anda akan menjadi seorang ibu,"
Airmata Binar sudah jatuh ke pipinya.
Dunianya seakan berhenti berputar, bagaimana ini, papa pasti marah, aku harus bagaimana.
"Miss, sebaiknya miss jangan bersedih mendapatkan titipan seorang anak adalah anugerah Miss," dokter menghibur Binar.
Di luar ruangan sahabatnya Alana masih menunggu Binar di periksa dokter.
Binar mendudukkan dirinya di atas brangkar. Dokter membuka pintu ruangannya dilihatnya miss Alana masih menunggu.
"Miss Alana, tolong bantu miss Binar tubuhnya masih lemah," ucap dokter Rissa ke sahabat Binar.
"Binar gak kenapa-kenapa kan Dok?"
"Sebaiknya tanyakan saja ke miss Binar langsung ya,"
Dokter meninggalkan ruangannya, Alana masuk ke ruangan, di lihatnya Binar dengan airmata yang berlinangan di pipinya.
"Kamu kenapa Bin? Apa yang sakit?" tanya Alana khawatir.
Alana memeluk sahabatnya, Binar menangis sesenggukan di pelukan sahabatnya.
"Ak.. Aku.. Hamil Lan,"
Alana membolakan matanya di pegangnya bahu Binar ditatapnya wajah sahabatnya yang pucat.
"Kamu harus tenang, Bin, kita pikirkan jalan keluar nya,"
Pandangan mata Binar kosong, hatinya merasa hampa, lelaki yang dicintainya telah memberikan sesuatu yang berharga di rahimnya, lalu ia harus bagaimana? Bagaimana dengan bayi ini? Apakah ia harus memberitahukan kabar ini ke kekasihnya, tapi kekasihnya sedang berjuang untuk masa depannya, kekasihnya juga punya wanita lain di belakang nya.
"Kita pulang aja ya, murid-murid juga sudah pulang, tadi Angel mencarimu, ia memberikan ini untukmu, Bin,"
Binar menerima kartu undangan ulang tahun dari Angel.
Binar dan Alana berjalan berdampingan meninggalkan sekolah setelah mereka mengambil tas mereka di ruang guru.
Di dalam mobil Binar masih saja melamun.
"Apa kamu mau kita periksa ke dokter kandungan, Bin?" tanya Alana.
Binar menggelengkan kepalanya.
"Nanti aja Lan, nanti kalo mau periksa aku kabari,"
Alana melajukan mobilnya ke apartemen Binar, mobil Binar di tinggal di sekolah.
Mereka sampai di apartemen Binar, masuk ke dalam apartemen dan duduk di ruang tamu di sofa besar.
"Sebaiknya kamu kasih tau ke Kenzie, Bin, bagaimana pun ini anak dia,"
Binar menggelengkan kepalanya.
"Aku akan membesarkan anak ini seorang diri Lan, "
"Jangan Bin, Kenzie harus bertanggungjawab, ini anaknya, kasihan bayinya ada papanya tapi kamu gak mau kasih tau,"
"Banyak yang harus di pikirkan Lan, bukan tentang kami aja tapi keluarga besar, pasti tidak akan ada yang mau menerima ini, aku gak mau Lan, bisa saja mereka meminta aku menggugurkan bayi ini, aku gak mau, aku akan membesarkan nya seorang diri,"
"Apa kamu yakin Bin, bagaimana dengan keluarga mu,"
"Aku akan bicara jujur ke papa dan kak Gala, kak Gala sedang berada di London ambil S2 juga dengan anak istrinya mereka di sana,"
"Kamu pikirkan benar-benar Bin, bayi ini punya papa, sebaiknya kamu kasih tau ke Kenzie, Bin,"
Binar kekeh tidak ingin memberitahukan ke kekasihnya itu.
"Ya sudah tadi kamu belum makan, kita delivery aja ya,"
Binar menganggukkan kepalanya.
Binar dan Alana makan siang di apartemen Binar meski sudah telat.
Binar makan sambil melamun, ia tak selera makan, dirinya merasa tubuhnya ingin baring saja.
Binar berpikir ia akan mengundurkan diri dari sekolahnya. Binar akan pergi dari kota ini, ia ingin mengasingkan diri bersama bayinya. Hidup tanpa di kenali oleh orang-orang di kota ini.
"Aku akan pergi dari kota ini Lan, aku ingin membesarkan bayiku dengan tenang tanpa mendapatkan pandangan sinis dari orang-orang yang mengenalku,"
"Emang kamu mau kemana?"
Binar mengedikkan bahunya.
"Sebaiknya kamu pikirkan matang-matang Bin, sebelum kamu membuat keputusan, ini menyangkut darah daging mu sendiri dan Kenzie Bin, ia berhak tau,"
Binar tersenyum, "Biarkan dia meraih masa depannya Lan, aku akan baik-baik saja dengan bayi ini, terimakasih untuk saran dan support mu, Lan, kamu memang sahabat terbaikku,"
"Baiklah, aku akan membantu mu jika kamu berangkat nanti, apa gak sebaiknya kamu tetap di kota ini Bin,"
Binar menggelengkan kepalanya.
"Kota ini penuh kenangan dengan Kenzie, Lan, aku senang mendapatkan kenang-kenangan darinya meski kami belum sah, aku akui aku salah dan berdosa, tetapi jika seandainya kami berjodoh aku akan senang sekali, tetapi Kenzie sudah ada kekasih lain di belakang ku," mata Binar berkaca-kaca.
Binar sudah memutuskan akan pergi dan membesarkan bayinya seorang diri. Ia akan menjadi seorang single parent. Binar berjanji akan merawat dan membesarkan bayinya dengan kasih sayang darinya.
Dirinya yakin jika dirinya memang berjodoh dengan Kenzie, mereka pasti akan bertemu.
Binar sangat mencintai Kenzie hingga ia rela melepas hal berharga di dirinya ke kekasihnya itu.
Kenzie, maafkan aku jika aku akan menjauh darimu, kamu memiliki wanita lain di belakang ku, mungkin aku wanita yang naif dan bodoh, tapi aku sangat mencintai mu, Binar bermonolog sendiri.
"Bin, jangan melamun terus, dihabiskan makannya, kasihan baby dalam perutmu kalo kamu gak mau makan, Bin,"
Binar kaget, ia gelagapan mendengar suara Alana.
Ia melihat piringnya yang masih penuh, sedangkan Alana sudah selesai makan.
"Apa mau aku suapin Bin?" tanya Alana.
Binar menggelengkan kepalanya. Binar melanjutkan makannya meski dengan malas-malasan, ia mengikuti ucapan sahabatnya untuk memberikan asupan makanan ke calon bayi dalam perut nya. Binar mengelus perut rata nya.
Binar dan Kenzie melakukan hubungan satu malam sebelum Kenzie pergi keluar negeri. Binar baru sadar jika bulan lalu ia tidak mendapatkan periode bulanan dan bulan ini juga. Ia akan memeriksakan kandungannya minggu depan saat tubuhnya tak lemah lagi.
Selesai makan siang Binar dan Alana berbincang-bincang di ruang tengah sambil menonton televisi.
Tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi di masa depan, setiap hal yang terjadi semua sudah di garis kan sebagai manusia Binar hanya menjalani garisan hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Rahma AR
yg tabah binar
2024-01-09
3