Setelah Kenzie pergi dari kamar apartemennya Binar segera bergegas ke kamar mandi tubuhnya terasa lelah bagian bawah asetnya masih berdenyut perih, Kenzie melakukannya tanpa jeda. Gairah sepasang kekasih itu begitu memabukkan seakan lupa dengan hari esok yang harus mereka jalani, jalan panjang kehidupan yang tidak akan pernah kita tau akan seperti apa. Seperti yang akan di alami oleh sepasang kekasih yang harus terpisah itu.
Binar membersihkan tubuhnya di kamar mandi pagi ini ia ada jadwal mengajar murid taman kanak-kanak.
Binar bekerja sebagai guru di salah satu sekolah swasta terkenal di kota mereka.
Binar dengan wajahnya yang kalem dan lembut sangat di sukai oleh murid-murid nya. Binar belum lama mengajar. Ia masih baru bekerja di sekolah tersebut. Sahabatnya lah yang membantunya bisa masuk ke sekolah tersebut. Sahabatnya merupakan salah satu guru di sekolah tersebut.
Binar seharusnya bekerja di kantor kakak lelakinya perusahaan keluarga, papanya sudah memintanya bekerja di sana sesuai dengan jurusan kuliah nya bisnis manajemen. Tetapi Binar masih belum mau, ia mengikuti passionnya yang sangat menyukai anak-anak.
Selesai membersihkan dirinya Binar akan pulang ke apartemennya mengganti pakaiannya dan langsung ke sekolah.
Binar melajukan mobilnya dengan sedikit kencang, ia harus bergegas karena hari semakin siang.
Binar sampai di apartemennya berganti pakaian dan pergi kembali. Ia belum sempat sarapan pagi.
Dengan jalan pelan, Binar sampai di pintu ruangan guru, di sana sudah terlihat teman-temannya sesama guru sedang bersiap untuk pergi mengajar termasuk sahabatnya, Alana.
"Pagi Binar, kenapa kamu ngos-ngosan gitu?" tanya Alana melihat sahabatnya berjalan dengan tergesa-gesa dan ngos-ngosan.
"Aku bangun kesiangan," jawab Binar bergegas mengambil buku di mejanya.
Jalan bersama Alana mereka menuju ke kelas masing-masing.
Seorang gadis kecil muridnya yang berusia 5 tahun menangis di depan kelas.
Binar mendekatinya.
"Angel kenapa menangis?" tanya Angel lembut.
"Hua.. hua.. Daddy.. Daddy," tangisan Angel semakin keras. Binar membujuk Angel untuk berhenti menangis.
"Nanti Miss telpon Daddy Angel ya, nanti kita video call Daddy Angel, sekarang masuk kelas dulu ya sama Miss,"
Angel terdiam di pandanginya wajah gurunya di depannya.
Karena dipujuk Binar akhirnya gadis kecil tersebut mau diam dan mengikuti miss nya masuk ke ruang kelas.
Binar mengajar muridnya dan memberikan tugas ke murid-muridnya yang pintar dan semuanya muridnya anak-anak yang orang tuanya mampu. Sekolah Binar merupakan sekolah swasta elit yang muridnya banyak yang peranakan atau bule yang orang tuanya bekerja di negara ini.
Angel mencari nomor kedua orang tua Angel di buku siswa. Karena absen nama Angel huruf depannya A, Binar tak kesulitan mencari nama dan nomor orang tua Angel, hanya ada nomor daddy nya Angel di buku tersebut.
Binar sudah berjanji ke Angel mau video call ke papinya.
Anak-anak sedang sibuk dengan tugas menggambarnya, Binar mendekati Angel.
"Ngel, katanya mau video call ke daddy, ayo sini sama Miss, sebentar,"
Binar membawa Angel ke luar kelas.
Binar menelpon daddy Angel. Daddy Angel sedang di ruang kerjanya saat ada video call yang masuk.
Richard daddy nya Angel langsung menggeser tombol hijau muncullah wajah seorang wanita cantik yang tidak di kenal nya. Ia mengerutkan alisnya.
Binar yang melihat langsung wajah daddy Angel di ponsel sempat kaget, ternyata daddy Angel masih sangat muda dan tampan. Binar menelan salivanya. Agak gugup ia menelpon daddy Angel.
" Selamat pagi Tuan, maaf kalo mengganggu waktunya,"
"Hemm," terdengar suara berat daddy Angel.
"Ini Tuan, Angel tadi menangis menanyakan Tuan dan saya berjanji ke Angel untuk video call dengan daddynys, ini Angel Tuan," Binar menunjukkan wajah Angel ke daddy Angel dan meminta Angel bicara ke daddy nya.
"Daddy, Daddy, Angel gak mau di jemput sama Om Raffa, Angel mau daddy yang jemput nanti,"
"Angel, Daddy sibuk, nanti Om Raffa yang jemput Angel,"
"Angel gak mau..hua.. hua.." tangisan Angel membuat suasana di kelas jadi rame yang tadinya sepi, anak-anak murid ada yang keluar kelas mau melihat temannya yang menangis.
Binar segera mengambil ponselnya kembali dari Angel.
"Tuan, apa gak sebaiknya menuruti keinginan Angel?"
"Anda sebagai gurunya seharusnya bisa menenangkan putriku, tolong nanti pujuk Angel untuk mau di jemput dengan Om nya,"
"Kalo dia tetap tidak mau bagaimana Tuan,"
"Kalo dia tak mau kau saja yang antarin putriku ke kantor dampingi dia, pasti dia mau nanti asisten ku Raffa yang akan menjemput kalian,"
"Ta..," belum selesai Binar bicara VC nya sudah di putus nya.
Binar mendekati Angel yang masih menangis.
"Angel sayang, nanti sama Miss aja kita ke kantor Daddy Angel, oke?"
"Bener ya Miss, Miss jangan bo'ong,"
"Miss gak bohong, sekarang kita masuk kelas lagi ya,"
***
Binar sedang berada di dalam mobil mewah bersama Angel, asisten Raffa melajukan mobilnya meninggal kan sekolah Angel dan menuju ke gedung pencakar langit perusahaan RD Grup.
Di dalam mobil Angel sedang tertidur, Binar menunggu pesan atau telpon dari kekasihnya yang akan berangkat, apakah sudah berangkat atau belum? Binar belum mendapatkan kabarnya.
Mobil yang di kemudikan asisten Raffa memasuki halaman perkantoran daddy Angel.
Binar membangunkan Angel yang mulai menggeliat.
"Angel kita sudah sampai ke kantor Daddy Angel, kita turun yuk,"
Angel mengerjapkan matanya kemudian ikut turun dari mobil yang di bukakan oleh Raffa.
Binar menggandeng tangan Angel memasuki lobby kantor.
Pandangan Binar tak berkedip ini luas dan keren sekali kantor nya. Dengan sofa di loby yang tampak sangat nyaman untuk duduk di situ.
"Silahkan Nona," Raffa mempersilahkan guru putri bosnya untuk masuk lift bersama Angel.
Lift mereka terbuka di lantai sepuluh. Binar menggandeng tangan Angel memasuki ruangan daddy nya.
"Daddy, daddy," teriak Angel sambil berlari ke tempat daddy nya duduk.
Richard merentangkan tangan menyambut kedatangan putrinya.
"Putri kesayangan Daddy," Richard mencium pipi putrinya.
Binar berdiri tidak jauh dari meja Daddy Angel memperhatikan interaksi putri dan daddy nya yang tampak sangat dekat.
Angel turun dari pangkuan daddy nya.
"Daddy Angel datang di antar Miss, Daddy,"
"Oh ya?" Richard menatap ke Binar dan tersenyum.
Cantik sekali guru Angel, wajahnya sangat enak di pandang, batin Richard.
"Selamat siang Tuan, apa saya bisa pulang sekarang Tuan, Angel sudah bersama Tuan,"
"Kita makan siang dulu aja, sebagai ucapan terimakasih sudah mengantar Angel putriku ke kantor,"
"Ayo Miss kita makan dulu, perut Angel laper Miss, " Angel mengajak Miss Binar gurunya untuk makan siang bareng dengannya.
Mau tak mau Binar akhirnya ikut pergi makan siang bersama daddy Richard dan Angel padahal baru pukul 11 lewat 20 menit.
Binar masih menunggu kabar dari kekasih nya, ia tidak mendapatkan pesan atau sekedar telpon dari kekasih nya itu.
Binar jadi merasa cemas dan ingin rasanya dirinya menyusul kekasinya itu ke bandara. Mengucapkan selamat tinggal dan melihat kekasihnya pergi. Binar akhirnya memutuskan untuk pergi ke bandara katanya pesawatnya akan pergi jam 2 siang. Sekarang baru jam 12 lewat. Binar akan pergi ke bandara dengan menaiki taxy.
"Tuan, Angel, Miss harus pergi ke bandara sekarang," ucap Binar dengan wajah gelisah.
"Baiklah kami akan ikut mengantar ke bandara,"
"Tidak usah Tuan saya pergi sendiri saja,"
"Saya antar atau kamu tidak pergi ke bandara," tegas Richard.
Binar akhirnya mengikuti kemauan daddy Angel yang akan mengantarnya ke bandara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nurjanah
kok aku berharap sama duda ini aja ya
2025-01-24
1
🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я
Wow keren nih awalnya kak author 👍👍
2024-08-15
2
MaWaRaFie
awalnys udah seruu..kereeen
2024-07-10
2