4

Pak Lutfi menarik tangan Cathrine. Setengah memaksa dan menariknya keluar.

Lalu ia membawa ke kamar yang letaknya ada di sebrang kamar pertama tersebut.

"Pak lepasin saya, sakit tangan saya.... " Ucap Cathrine dengan wajah kesakitan.

Pria yang mengamati Cathrine dari atas terus diam melihat apa yang sedang terjadi. Ia menggertakkan gigi dan mengepalkan kedua tangannya.

Cathrine masuk ke dalam kamar tersebut. Ia melihat kira - kira ada 5 orang pria disana.

Cathrine binggung dan mencari pintu keluar lain. Tapi ia hanya melihat ruangan kedap suara dengan kamera dan beberapa kursi untuk bersantai.

Pak Lutfi melempar Cathrine ke salah satu kursi.

"Aduh!!" Ucap Cathrine.

"Lo sekarang lihat ke kamera! Lo perkenalkan dirilo! Sampe ke ukuran daleman lo!" Ucap pak Lutfi.

Wajah Pak Lutfi jadi menakutkan. Bak srigala yang ingin memangsa korban nya.

"Pak maaf saya engga bisa.... Saya tidak bisa dan tidak mau mengatakan hal pribadi seperti itu... " Ucap Cathrine dengan halus.

"Pak... Gimana nih? Kalo kita ga dapet 1 orang lagi, gagal debut kita masuk ke US... " Ucap salah seorang pria di belakang kamera.

"Yaudah gini, lo perkenalan, terus lo buka baju lo semua.. Terus lo nari di hadapan kamera. Kita engga bakalan macem - macem sama lo... " Ucap Pak Lutfi.

"Apa?! Tidak bisa Pak.. Saya pulang saja, terima kasih dan maaf mengganggu waktu kalian." Cathrine berdiri dan berjalan ke pintu keluar.

Pak Lutfi emosi dan menahan Cathrine. Ia lalu menarik rambut Cathrine dan berbicara.

"Gausah sok suci lo! Tinggal lakuin yang gw bilang. Kalo lo perempuan bener kagak mungkin lo bakalan kemari!!"

"Ampun pak.. Sakit pak rambut saya... Saya cuman di kasih alamat sama Jessy teman saya... Dan Gerry keponakan bapak... Maaf... Tolong lepaskan saya."

Pak Lutfi tetap tidak melepaskan cengkraman.

"Masih perawan lo?" Ucap salah seorang pria lain. Prawakannya seperti orang Timur Tengah.

"Hah... Apa maksudnya?" Cathrine malu untuk mengatakan di hadapannya ada 5 pria yang tak ia kenal. Ia hanya berdoa semoga ada yang dapat menyelamatkan dirinya saat ini.

"Gw jelasin bahasa simple nya..Kita itu casting buat film yang engga bakal beredar di negara ini. Film yang engga bakalan lulus sensor. Jadi maaf kalo lo harus ngelakuin di hadapan kamera." Ucap Pria Timur tengah tersebut.

"Maaf jika hal macam itu, saya batal saja. Tapi sebelumnya mengapa teman saya tidak seperti itu? Jessy namanya.. "

Si pria timur tengah tersenyum sinis. "Teman lo itu sudah melewati ini. Bahkan banyak sutradara yang kini terkesan dan mengajak nya syuting. Bahkan banyak yang mau berkencan dengannya... "

Cathrine kaget dan terbelalak. "Engga mungkin... Jessy bukan seperti itu.. Dia... Dia anak baik - baik... "

"Tau darimana lo?! Lo aja di ajak dia kesini! Mestinya lo tanya dulu sebelumnya. Ini rumah produksi apaan! " Ucap Pak Lutfi dengan keras.

Cathrine hmapir tak dapat berbicara apapun. Ia juga tak tahu apa yang bisa dilakukan.

Brak!! (Suara pintu di buka dengan keras).

"Kenapa kalian masih melakukan pekerjaan kotor?" Pria yang dari awal mengamati Cathrine rupanya.

Semua melotot memandang laki - laki tersebut.

"Kalian mau saya pecat? Saya berhenti setor duit ke industri ini!"

Semua menunduk dan diam. Sangat diam, tak ada lagi mereka yang bersuara bak raja rimba. Pak Lutfi melepaskan tangannya dari rambut Cathrine.

"Kamu ikut saya!" Tangan Cathrine di tarik keluar dari ruangan itu.

Ia menarik Cathrine keluar rumah tersebut. Ia membuka pintu mobil jenis SUV hitam.

Tangannya memberi kode agar Cathrine masuk ke dalam. Sebenarnya Cathrine tak mengenal pria itu. Namun naluri nya menuruti apa yg di perintahkan orang tersebut.

Cathrine duduk di bangku samping kemudi. Tapi lelaki itu malah meninggalkannya.

Ia pergi ke dalam rumah tersebut. Cathrine hanya diam, ia mengambil ponsel dari dalam tas nya.

Jessy : udah Casting beb? Gimana sukses ga?

'Haruskah aku jawab pertanyaan ini..?' Cathrine amat bimbang apa yang harus ia katakan. Bahkan dirinya masih shock dengan apa yang ia dengar.

berselang laki - laki tersebut kembali. tangannya mengepal erat, seperti nya ia amat marah dengan apa yang terjadi.

ia masuk dan langsung menyalakan mobil. secepat kilat ia membawa mobil. Cathrine yang takut hanya bisa berpegangan pada pintu.

"maaf bisa di pelankan sedikit? kepalaku pusing, aku takut akan muntah." ucap Cathrine.

Crtiiiiittt.... (mobil berhenti mendadak di samping sebuah jembatan).

laki - laki tersebut diam dan menggertakkan gigi nya. lalu ia menatap Cathrine, matanya melotot dan pandangannya tajam.

"maaf tapi jangan pandang saya seperti itu. saya cuman mau cari uang... " Cathrine berkata dengan amat pelan.

"ulangi lagi. bilang sekali lagi... " ucap laki - laki tersebut.

"saya cuman.... cuman mau cari uang buat makan sama keluarga saya.. tapi.... ta.. pi.. terima kasih sudah menyelamatkan saya... " Cathrine menundukkan kepala.

"lo tau itu tadi tempat siapa? buat apa? dan siapa tu laki - laki ga ber ota* itu?" suara ny menjadi tinggi.

cathrine hanya menggelengkan kepala. ia masih tertunduk malu dengan apa yang terjadi.

"itu rumah gw! tapi gw kasih gratis orang itu semua buat jadiin tempat syuting. gw juga yang modalin mereka semua. tapi gw ga suka kalo lo perempuan baik - baik kesana. dan lo ga tau itu tempat apaan!!"

"saya emang ga tau, dan saya minta maaf membuat kekacauan di rumah anda. terima kasih saya turun disini saja." jawab Cathrine.

"lo mau balik naik apa?! terbang? ni ga ada jalur angkutan umum! gw anter lo sampe rumah lo." ia menyalakan kembali mesin mobil.

mereka kembali masuk ke area jalan. namun kali ini ia mengemudi dengan halus.

kruyukk... kruyuk.. Cathrine menekan perutnya dengan tas. ia berusaha menutupi suara perutnya yang lapar.

laki - laki tersebut malah tertawa. "kalo laper bilang aja, gausah malu. gw juga mau makan, lo ngikut ya gw ajak makan apa.. "

Cathrine hanya mengangguk, ia hanya bisa menurut saja. toh uang di dompet dia hanya 100rb entah harus cukup sampai kapan. juga ga mungkin buat dia minta uang lagi ke orang tuanya.

mereka berhenti di sebuah restauran all you can eat. mereka turun dan masuk ke dalam.

Cathrine mengikuti pria tersebut. duduk di area yang private dan hanya terdiri dari 4 set meja makan.

Cathrine melihat kesana sini. ia tampak seperti orang kampung yang tak pernah masuk ke restaurant macam itu.

"sudah terpesona nya? mari ambilkan aku daging wagyu disana. lalu ambilkan aku sayuran disana dan ambilkan minum teh yang tawar disana." lelaku tersebut menunjuk tempat dimana Cathrine harus mengambil.

"aku yang ambil?" tanya Cathrine.

"ya udah kamu yang bayar."

"engga engga.... kamu bayar aku yang layanin... " Cathrine langsung mengambil semua yang di perintahkan.

Cathrine menata di atas meja semua yang ia bawa. ia bak menjadi pelayan bagi Laki - laki tersebut.

"duduklah, mari kita makan. " suara pria tersebut.

Cathrine menurut dan langsung duduk. ia memandang makanan di hadapannya. betapa nikmat nya dan lezat semua daging tersebut.

"panggil saya Jimmy, kalau kamu mau berterima kasih." ucap laki - laki tersebut.

'hah.. narsis sekali, pasti dia pria yang pamrih jika menolong.' Cathrine berbicara dalam hati.

"nama kamu siapa? dan kenapa sampai disana?" ucap Jimmy.

"nama saya Cathrine, saya casting kesana di kasih tau temen se kost dan temen asal kenal gitu. katanya kalo ke PH sana nanti banyak di panggil syuting." jawab Cathrine.

"kamu itu polos atau bodoh ya. engga curiga? keadaan dan tempat?" Jimmy mengernyitkan dahi.

"aku kan dari daerah, mana aku tau ada tempat begitu. yang aku paham gimana dapet duit udah itu aja." jawab Cathrine.

Jimmy hanya menganggukkan kepala. ia mulai memakan daging yang matang di atas bbq pan. Cathrine hanya melihat sambil menelan ludah. ia tak berani mengambil.

baginya jika tuan rumah belum menawarkan. ia tak boleh memulai lebih dulu.

"lo mau puasa?" Jimmy berkata sambil memakan nasi nya.

"belum disuruh makan, saya engga makan... " lirih jawab Cathrine.

"makanlah. habis itu pulanglah, kamu.... kamu terlalu... sudah makanlah... " Jimmy tak menyelesaikan kalimatnya.

Cathrine lalu tersenyum dan mulai makan bersama Jimmy. mereka tak banyak bicara hanya senyum yang manis yang terpancar dari wajah Cathrine. terlihat jelas ia amat senang makan siang nya ini.

'dari dekat manis juga perempuan ini. tapi, akan sulit untuk kita bersama. ia tak akan kuat dengan lingkunganku.' Jimmy berbicara dalam hati.

"oh iya, luka di kaki mu bagaimana? apa lebih baik?" ucap Jimmy.

Cathrine kaget dan meletakkan sumpit nya.

"luka? kamu tau saya habis kecelakaan?"

"ya.... makanya bagaimana keadaannya?" Jimmy meminum teh.

"better dan aku sudah bisa beraktifitas seperti biasanya. uhm... terima kasih ya. masih ada yang menolong figuran kaya aku... " kemudian Cathrine tersenyum. pipinya yang terdapat cekungan di sisi kanan, biasa orang menyebut lesung pipi.

hal tersebut membuat Jimmy merasa jantung nya berhenti berdetak. ia merasa terpana dengan Cathrine.

"uhuk... uhm... sama- sama" jawab Jimmy.

Cathrine menunggu di luar, Jimmy membayar semua makan siang mereka.

tak berapa lama Jimmy keluar dan mereka masuk ke dalam mobil.

"habisnya berapa? biar suatu saat aku ganti ya.. " ucap Cathrine.

"kalo mau bayar, bayar sama masakan yang sama." jimmy paham Cathrine tak memiliki uang. dan baginya tak mungkin meminta dari seorang perempuan untuk membayar.

*********

Jessy pergi siang dengan Adam. mereka makan di sebuah restaurant Pizza di dalam mall.

Jessy menempel dan berlagak manja ke Adam. namun Adam malah merasa risih.

"lo kalo cacingan minum obat deh, gw gerah lo deket begini. takut gw." ucap Adam.

"lo kenapa sih? kok malah gitu sama gw. kan kita deket. Pak Sutradara aja bilang gw cantik kalo lagi manja." Jessy membela diri.

"Cantik? ya lo emang Cantik. tapi kalo 'berkelas' Big No!" Adam memandang Jessy dengan jijik.

"kok lo tega bilang gw gitu! lo kenapa sih sama gw! kenapa jijik gitu." Jessy jadi emosi melihat Adam.

"hmm... Gw dulu kenal perempuan baik - baik yang dateng ke gw. karena dia mau di bimbing akting yang baik. tapi tu perempuan sekarang lebih seneng nempel sana sini buat dapet peran. bahkan gw ga tau tu perempuan masih punya harga diri apa engga.."

jessy hanya diam dan memandang Adam.

"tadinya gw care sama tu cewe. gw anggep kaya adek gw sendiri. tapi sejak gw tau dia kencan sama orang yang lebih pantes jadi Bapaknya dia.. dan gw mulai mikir satu hal. dia bahkan engga segan nyuruh orang yang katanya sahabatnya, kaya pembantu."

"cukup mas, Cathrine itu miskin dan jelek. pantes dia di perlakukan begitu. salah dia lahir kaya begitu. bukan salah gw... " Jessy membela dirinya lagi.

"lo lupa? gimana lo manggil dia di lokasi? lo teriak dan marah waktu tau dia pergi cari makan. padahal lo tau dia ga dapet jatah makan. lo bahkan engga ngijinin team gw minta dia syuting juga. lo takut dia ngerebut posisi lo? miris gw jess.. lo harusnya sadar jadi bintang itu lo harus memulai dengan baik." Adam mendikte Jessy.

"lo kenapa sih jadi bahas Cathrine? lo suka sama dia? kenapa lo harus nyalahin gw... sutradara sendiri yang deket ke gw." Jessy tersenyum simpul .

"karena gw ga mau lo gagal. atau lo jadi artis cuman karena sensasi lo aja. gw cuman pengen lo bener hidupnya Jess.. gw udah banyak liat perempuan kaya lo Jess.. yang endingnya cuman jadi istri kedua atau jadi wanita yang pergi dari satu pria ke pria lain. gw engga rela jess..."

Jessy menatap adam tajam.

"lo boleh engga percaya sama gw sekarang. tapi lo bisa lihat nanti Jess.. apa yang gw selalu bilang sama lo... " ucap Adam sambil memegang tangan kanan Jessy.

Terpopuler

Comments

Eza Prasetya

Eza Prasetya

lanjut kak lie....

2020-07-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!