Brakkk
''Apa yang kalian lakukan!! ''
Zira dan Zico yang tidur dengan saling berpelukan di bawah selimut, seketika terbangun karna mendengar suara triakan seseorang, Zahra dengan langkah cepatnya mendekat ke arah ranjang.
Plakkkk
Zico terkejut saat melihat Zahra menampar Zira, meskipun semalam Zira yang memulai duluan perbuatan tak senonoh itu, tapi tak bohong jika dirinya juga menikmatinya di tambah dirinya menjadi orang pertama yang mengambil keperawanan Zira, membuat Zico sedikit merasa bersalah.
''Zira, kenapa kamu bisa bersama dengan Kak Zico, kamu tahu kan kalau kak Zico itu calon tunangan Kaka'' marah Zahra dengan kedua matanya yang sudah berkaca kaca menatap adik dan kekasihnya, yang masih berada di atas ranjang, yang sudah di pastikan di balik selimut itu mereka berdua tidak memakai sehelai benang pun.
Semalam semua orang di buat cemas karna Zico tidak datang, padahal kedua orang tuanya sudah datang di rumah Zahra tiga jam yang lalu, tapi Zico belum muncul juga, Zahra sudah berkali kali menghubungi Zico namun nomornya tidak aktif, sedangka Papa Zico juga mencoba menghubungi Tomas asisten Zico, tapi sama saja nomor Tomas juga tidak aktif, dan terpaksa pertunangan itu di undur, hingg saat pagi hari Zahra mendapat kabar dari orang tua Zico, jika Zico mungkin berada di bar karna semalam dia sedang ada pertemuan dengan rekan bisnisnya di bar, mendengar itu Zahra bergegas pergi ke bar dengan di temani oleh kedua orang tuanya, bahkan kedua orang tua Zico juga ikut menuju ke bar pusat kota itu untuk mencari putranya yang hilang semalam.
Zira hanya menatap wajah Zahra tanpa merasa bersalah sama sekali, dia hanya memegangi pipinya yang terasa kebas. Sedangkan kedua orang tua Zico terkejut, saat mendengar Zahra menyebut dirinya sebagai kaka dari wanita yang tidur dengan Zico.
Tapi tiba tiba suasana di kamar itu seketika menjadi panik saat melihat Zahra yang memegangi dadanya, dan beberapa menit kemudian jatuh pingsan di pelukan Ayahnya Nico . Dan tanpa pikir panjang Nico segera membawa Zahra pergi meninggalkan kamar itu dengan cemas, yang di ikuti oleh Nita dan kedua orang tua Zico.
Zico sudah berpakaian dengan rapi begitu juga dengan Zira, karna dua puluh menit yang lalu Tomas datang membawa pakaian untuknya, dan Zico juga meminta Tomas untuk membawa satu set baju wanita untuk Zira pakai, saat melihat baju baju mereka yang berserakan di atas lantai dalam keadaan sudah tak berbentuk.
Tanpa bicara sepatah katapun Zico pergi meninggalkan Zira yang masih duduk bersandar di ranjang tanpa perasaan, bagitu juga dengan Zira dia juga tidak ada niatan untuk menghentikan kepergian Zico.
Zico bukan pergi ke perusahaan melainkan ke rumah sakit untuk melihat kondisi Zahra, karna penyakit bawaannya yang kambuh, selama perjalanan ke rumah sakit Zico terus teringat dengan kejadian semalam saat dirinya ragu akan memasukkan miliknya ke dalam milik Zira.
"Kak Zico tidak usah ragu, aku tidak apa apa". Ucap Zira sembari menyentuh hidung Zico dengan jari telunjuknya malam itu, yang mana membuat Zico langsung tersentak, dan mengingatnya dengan kejadian beberapa tahun silam.
...----------------...
Dua puluh lima tahun yang silam, Zico yang sejak lahir sudah memiliki penyakit autis membuatnya tidak memiliki teman sama sekali, hingga suatu hari kedua orang tua Zico mengajak Zico untuk bermain di salah satu taman kota, dan saat itu dia yang sedang duduk seorang diri di bawah pohon tiba tiba ada gadis kecil yang menghampirinya, awalnya Zico takut namun saat gadis kecil itu memberikan boneka sweety padanya dia langsung merasa tenang.
''Hai, nama Kaka siapa?'' tanya gadis kecil itu dengan riang.
''Zi,,Zico'' jawab Zico gagap.
''Aku Zira'' ucap Zira, namun sayangnya saat itu Zico tidak terlalu mendengar dengan jelas nama Zira, karna dia terlalu fokus dengan boneka sweety pemberian Zira.
Hingga tak berselang lama kedua orang tua Zico mendatangi Zico dan mengajaknya pulang, Zira menolak saat Zico akan mengembalikan boneka sweetynya.
''Itu buat Kak Zico saja, biar selalu ingat dengan Zira'' Ujar Zira kecil sambil menyentuh hidung Zico dengan jari telunjuknya.
''Te,,, terimakasih, Zi,, Zico akan selalu me,,mengingat kamu'' balas Zico yang ikut ikutan menyentuh hidung Zira dengan jari telunjuknya.
''Kak Zico harus ingat ya, saat ketemu Zira lagi kita harus melakukan ini'' tukas Zira kembali menyentuh hidung Zico dan Zico menganggukkan kepalanya dengan antusias, membuat kedua orang tua Zico merasa senang karna akhirnya ada juga yang mau berteman dengan anaknya, tapi sayangnya dua hari setelah pertemuan Zico dan Zira, Zico harus pergi ke Canada dan tinggal di sana untuk proses penyembuhan Zico dari penyakit autis, hingga saat usia Zico sudah menginjak dua puluh empat tahun dan sudah sembuh dari autis tujuh tahun yang lalu, Zico kembali ke Indonesia dan memimpin perusahaan ayahnya.
Hari itu saat ada pertemuan dengan perusahaan Ayah Zahra, saat itulah awal pertemuan Zico dan Zahra, yang mana membuat Zico mengira jika Zahra adalah Zira kecil, karna Zico menebaknya dari kalung berinisal Z yang di pakai oleh Zahra, sama persis dengan kalung yang di pakai Zira kecil saat itu, bahkan Zico juga sempat bertanya apa Zahra menyukai boneka sweety dan jawaban Zahra iya membuat Zico semakin yakin jika Zahra adalah cinta pertamanya , namun sayangnya Zico tidak tahu kalu Zahra hanya menyukai boneka sweety tapi tidak pernah mengoleksinya, hanya Zira kecil yang dulu suka mengoleksi boneka itu, dan satu lagi yang Zico lewatkan ya itu saling menyentuh hidung saat pertemuan mereka, dan Zico tidak melakukannya pada Zahra, membuatnya tidak tahu siapa sebenarnya gadis kecil cinta pertamanya.
...----------------...
''Zico, kenapa kamu bisa melakukan itu pada adik Zahra?'' tanya Mama Zico marah, bukan hanya marah bahkan mama Ella juga malu, kini Zico sudah berada di rumah sakit tempat Zahra di rawat.
''Aku di jebak'' sahut Zico.
''Apa Zira yang menjebakmu?'' sela Nico yang baru keluar dari dalam kamar rawat Zahra.
''Aku tidak tahu, tapi kenapa Om Nico bisa menuduh Zira'' timpal Zico penasaran.
Nico menghela nafasnya lalu dia memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya. ''Aku bukan menuduh, hanya saja aku tahu jika sejak kecil Zira selalu merasa iri dengan Zahra'' tutur Nico mengingat kembali moment dimana saat Zira marah karna dirinya dan istrinya selalu mendahulukan Zahra, padahal mereka hanya berfikir jika Zahra lebih butuh perhatian mereka mengingat kondisi tubuhnya yang sejak lahir tak seberuntung Zira.
''Iri, apa yang di irikan Zira dari Zahra?'' tanya Zico yang memang tidak tahu apa apa, dia hanya tahu jika kondisi tubuh Zira lebih beruntung dari Zahra, tanpa Zico ketahui jika sebenarnya sejak kecil Zira selalu di perlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya, hanya karna Zira lebih sehat dari pada Zahra.
''Om juga tidak tahu, apa yang di irikan Zira dari Kakanya'' sahut Nico yang tidak pernah mau menyadari perlakuan tidak adilnya pada kedua putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Yuli Yanti
sedih thor bca nya
2025-01-09
0
Isna Orab
up lgi thor
2024-01-05
1
Liswati Angelina
ayo up lagi , makin seru nih
2024-01-05
1