Dibuat Kagum

Luna mengedarkan seluruh pandangannya ke seluruh ruangan itu dengan detail, diikuti Bara yang bingung karna Luna masih saja berdiri tak bergeming.

“Silahkan Nuna, pilih komputer yang mana saja untuk Nuna bekerja.” Bara mempersilahkan dengan sangat sopan.

“Tidak Bara aku mau laptop baru untuk aku bekerja, kalau memakai yang ada di ruangan ini itu sangat rentan dengan serangan karna saya yakin mereka sudah menaruh virus di setiap komputer yang ada di ruangan ini, dan itu akan memudahkan mereka untuk semakin mengambil data yang ada.”

“Baiklah Nuna tolong Nuna tunggu dulu sebentar.” Bara kemudian menelfon seseorang untuk membelikan laptop baru.”

“Bara, lima.” Serka Luna lagi dan Bara pun mengangguk, sedang Juna yang dari tadi cuma memandangi interaksi kedua mahluk yang dirasa astral itu hanya tersenyum kecut karna ia diabaikan, baru kali ini ia diabaikan oleh seseorang.

“Kalau kamu tidak pintar sudah aku lempar kamu keluar kantorku.” gumam Juna pelan sembari mendengus pelan dan duduk tak jauh dari Luna namun beda tempat, tak lama seseorang datang dengan membawa kardus besar dan meletakkannya dilantai dengan pelan dan langsung undur diri., Bara membuka kardus berisi laptop dan menyerahkannya kepada Luna.

“Satu lagi Bara.”

“Oh, ok.” Bara kembali membuka laptop dalam kardus itu dan menyerahkannya kepada Luna, dan dengan sigap luna menerimanya, setelah sepersekian detik laptop itu menyala, dan dengan telaten Bara memasang cas keduanya karna ia tahu pasti membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan semuanya, membuat Luna tersenyum manis kepada Bara.

“Terimakasih Bara.," jari-jari lincah itu terus berselancar.

“Bara berapa no IP perusahaan ini?” tanya luna masih dengan serius menatap layar laptopnya, Bara pun menyebutkannya dan dengan cepat Luna memasukkan alamat IP itu kedalam laptopnya.

“Gila, ni orang beneran mau menghancurkan perusahaan pria mesum ini.” ucap Luna tanpa sadar.

“Apa, kau panggil aku pria mesum lagi, nama ku Arjuna Sebastian Brown, aku kan sudah minta maaf.” Juna menghampiri Luna sembari menyeret sebuah kursi dan duduk dibelakang Luna.

“Ayolah maafkan aku, kemaren aku khilaf karna terbawa emosi.” Juna meminta maaf sungguh-sungguh kali ini, membuat Luna hanya menarik nafas panjang.

“Hmm.”

“Kenapa cuma gitu jawaban nya, kamu memaafkan aku tidak?” Juna terus memberi pertanyaan.

“Iya cerewet, diam lah atau perusahaanmu akan hancur, sebenarnya apa yang kalian lakukan hingga jadi seperti ini, emang kalian tidak punya tenaga IT?” Luna sangat kesal karna sudah lima puluh persen data tercuri, dan hampir semua komputer yang ada di ruangan itu terkena virus.

“Punya Nuna tapi, semua menyerah.” jawab Bara serius.

“Astaga, mereka terus menyerang, baiklah aku akan meladeni kalian.” Luna berbicara sendiri dengan sangat antusias, karna ini menjadi tantangan tersendiri baginya karna ada yang hampir sepadan melawannya.

“Em.. sangat menarik sekali, kalian mau macam-macam sama aku, lihat saja ku hancurkan kalian.” Bara dan Juna saling bertatap melihat bagaimana Luna begitu lincah mengoperasikan kedua laptopnya, wajahnya yang sangat serius semakin terlihat cantik dihadapan Juna, laki-laki itu terus menatap Luna penuh kekaguman, ponsel Luna berdering dan dengan sigap ia langsung mengangkatnya disela matanya yang terus menatap tajam kearah laptop.

“Apa, Lex, gua lagi kerja.”

“Kok gak ngajak.”

“Ya udah lo kesini, ada mainan baru yang seru nih.”

“Beneran?”

“Iya gua sherlok dah, gua males lama-lama disini, lebih cepat kelar lebih baik.”

“Ok deh.” Luna kembali menaruh jemarinya di tut laptop, tanpa tahu ada seseorang yang sangat geram mendengar ucapannya.

“Bara,” kamu susul teman aku dibawah gih, sambil carikan minuman dan cemilan buat aku.”

“Siap Nuna dengan senang hati.” Bara langsung melangkah pergi tinggal mereka berdua yang ada di ruangan itu, dan Luna baru sadar kalau pria mesum itu bersamanya karna bau maskulin tercium oleh hidungnya, entah kenapa jantung Luna jadi berdebar-debar mengingat tatapan tajam mata itu kepadanya tempo hari.

“Ehem!”

Juna berdehem mencari perhatian namun Luna tak menghiraukannya menyibukkan diri dengan tugasnya.

“Apa yang tuan lakukan hingga ada yang sebenci ini dengan tuan, apakah tuan orang jahat?” tanya Luna pelan.

“Jangan sembarangan kalau ngomong, wajarlah banyak yang benci sama aku, secara perusahaan ku paling jaya, banyak saingan bisnis yang ingin melihatku jatuh, baru tahu kamu kalau dunia bisnis itu sangat kejam.” Juna mencoba membantah tuduhan Luna dengan bijak.

“Kalau begitu saya amankan dulu file terpenting perusahaan, dan tuan jangan kaget, karna ada orang dalam yang ikut membantu mereka.”

“What!, ada penghianat di perusahaan ku.” Luna mengangguk dengan pasti.

“Baiklah, coba tuan lihat apakah tuan mengenalnya.” Luna memperlihatkan sebuah vidio yang memperlihatkan seorang pria dengan gerakan mencurigakan memasukkan sesuatu ke salah satu komputer yang ada di ruangan itu, dengan cekatan.

“Apa yang ia masukkan, aku tidak tahu itu siapa, mungkin Bara mengenalnya, kita tanyakan nanti, katakan seberapa parah perusahaan ku diretas.”

“Kan tadi sudah aku bilang, lima puluh persen yang hilang, namun sudah aku simpan dengan rapi file yang tersisa, oh, rupanya mereka mau main-main, mereka menyerang lagi, rupanya mereka menyewa hacker yang tak main-main, baiklah aku jabani tantangan kalian.” Luna menyeringai tipis tangannya begitu lincah memblok semua serangan yang masuk, bahkan Luna membalikkan memberikan virus kepada mereka sementara itu di ruangan lain.

“Apa yang terjadi kenapa semua komputer kita eror!” teriak seseorang di ruangan tertutup itu dengan panik.

“Diam Lah!” bentak seorang pria yang sedang serius memblok semua virus yang mereka terima,

“Sialan, aku tidak pernah menerima kekalahan, siapa dia yang dengan mudah memblok peretasan ku, Shiit! Apa yang mereka lakukan kenapa jadi semua berbalik!” laki-laki itu mulai panik karna terlihat sebuah peringatan bahwa semua komputer mereka diretas dengan cepat.

“Shiit!! Cabut semua komponen!” teriaknya dengan lantang semua orang yang ada di ruangan itu sangat panik dan mencabut semua apa pun yang menempel disaluran listrik.

“Katanya kau yang paling terhebat, tapi nyatanya kau kalah sangat mengecewakan.” ucap laki-laki berpenampilan berwibawa dengan memakai setelan jas berwarna biru dengan cincin besar di jarinya dengan sangat enteng.

“Tidak, tuan aku belum kalah, akan aku balas mereka nanti, tenang saja.”

“Apa kau yakin dengan itu?, aku rasa aku tidak yakin, singkirkan dia dan cari yang baru.” perintah laki-laki itu dengan congkak dan melenggang pergi begitu saja.

sementara Luna menatap monitornya dan tersenyum puas, Juna yang melihat itu hanya terbengong tak menyangka dengan keahlian gadis cantik yang ada dihadapannya, ia kira para hacker itu akan, berkaca mata tebal dan berpenampilan cupu, tapi nyatanya ia salah, Hacker Nya begitu sangat cantik dan menggoda iman, apalagi bibirnya ingin sekali Juna mencium bibir itu lagi.

“Apa yang tuan lihat, pasti berfikiran mesum lagi.” Luna menyentil kening Juna keras.

“Aauuww!” Juna meringis memegangi keningnya.

“Kenapa kau galak sekali sih, aku hanya mengagumi kepintaran mu, jangan berpikir negatif deh.” sanggah Juna walau sebenarnya yang dikatakannya itu tidak semua salah.

“Dari tatapanmu saja sudah terlihat kalau kau berpikir mesum, jauh-jauh jangan dekat-dekat.” pinta Luna mengibaskan tangannya seperti mengusir seekor lalat.

“Astaga gadis ini, dikira aku nyamuk apa.” gerutu Juna, terdengar pintu terbuka.

“Nuna aku bawakan pesananmu.” teriak Bara bersama Alex dibelakangnya, membuat Luna tersenyum senang.

“Kata Alex ini minuman kesukaanmu, minumlah pasti kamu sangat haus.”

“Terimakasih Bara, kau memang yang terbaik, Lex ayo cepat duduk sini, sekarang giliranmu menghilangkan semua virus yang ada di ruangan ini.” Luna tertawa sembari duduk santai meminum, minuman nya dengan penuh nikmat.

“Ok, serahkan padaku kau santai saja, pasti kau sudah bekerja dengan sangat keras menghajar mereka, apa semua ok?.”

“Yap, hanya tikus kecil yang menganggu.” jawab Luna enteng membuat Juna dan Bara saling pandang dengan wajah tak percaya dengan ucapan Luna.

“Tikus kecil?, bahkan semua IT yang ia pekerjakan semuanya handal saja menyerah, ia bilang tikus kecil yang menganggu, benar-benar gadis ini, sangat unik, benar-benar penyihir, kenapa aku jadi semakin tambah tersihir olehnya.” Juna bermonolog dalam hati sembari terus memandangi Luna yang duduk tak jauh darinya.

Terpopuler

Comments

niktut ugis

niktut ugis

🤣🤣 hny Luna yg mampu menyentil jidat CEO terkeren...andai bara ada d situ past dia takjub

2024-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Suasana kampus
2 Ledekan Alex
3 Tragedi ciuman
4 Bertemu kembali
5 Dibuat Kagum
6 Bikin Emosi
7 Takterduga
8 Penyelamatan
9 Jebakan
10 Ulah Juna
11 Kekesalan Aluna
12 Sakit
13 Ungkapan
14 Perkelahian
15 Kamu Mencintaiku
16 Gadis Masa Lalu
17 Bertemu Keluarga
18 Salah paham
19 Geregetan
20 Saling Mengenal
21 Bertemu Keluarga Juna
22 Gangguan
23 Mulai Terbuka
24 Ajakan Arjuna
25 Dosen Baru
26 Pertengkaran
27 Rumah Sakit
28 Penjelasan Bara
29 Marahnya Bu Sekar
30 Perpisahan
31 Sahabat Lama
32 Bersama Kembali
33 Sebuah perhatian
34 Bertemu Leonard
35 Berterus-terang
36 Memberi hukuman
37 Ternyata
38 Damar
39 Perlawanan sengit
40 Tembakan
41 Pembalasan Arjuna
42 Perrmintaan
43 Luna Tersadar
44 Tak menyangka
45 Sebuah kebaikan
46 Tingkah Luna
47 Sahabat terbaik
48 Hati yang resah
49 Penghilang Rindu
50 Bertemu Mira
51 Ulah Luna
52 Tidak mau jauh
53 Rencana jahat
54 Hilang nya Aluna
55 Kenyataan pahit
56 Meregang nyawa
57 Sepenggal Cerita
58 Kembali
59 Mendatangi Mansion Logan
60 Perkelahian di dalam Mansion
61 Marahnya Arjuna
62 Kenyataan terpahit untuk Aluna
63 Hati yang Luka
64 Sebuah Keputusan
65 Perjalanan ke rumah baru
66 Penghancur dimulai
67 Mungkin Jodoh
68 Levin Sadewa
69 Merelakan Nyawa
70 Perdebatan
71 Pesona Levin
72 Akhirnya Arjuna Tahu
73 Anakku
74 Haruskah
75 Bertemu Arjuna
76 Levin pergi
77 Kejutan di pernikahan Bara
78 Siang Pertama
79 Mesranya Pengantin Baru
80 Bertemu Malik
81 Pertumpahan Darah
82 Telah Berakhir
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Suasana kampus
2
Ledekan Alex
3
Tragedi ciuman
4
Bertemu kembali
5
Dibuat Kagum
6
Bikin Emosi
7
Takterduga
8
Penyelamatan
9
Jebakan
10
Ulah Juna
11
Kekesalan Aluna
12
Sakit
13
Ungkapan
14
Perkelahian
15
Kamu Mencintaiku
16
Gadis Masa Lalu
17
Bertemu Keluarga
18
Salah paham
19
Geregetan
20
Saling Mengenal
21
Bertemu Keluarga Juna
22
Gangguan
23
Mulai Terbuka
24
Ajakan Arjuna
25
Dosen Baru
26
Pertengkaran
27
Rumah Sakit
28
Penjelasan Bara
29
Marahnya Bu Sekar
30
Perpisahan
31
Sahabat Lama
32
Bersama Kembali
33
Sebuah perhatian
34
Bertemu Leonard
35
Berterus-terang
36
Memberi hukuman
37
Ternyata
38
Damar
39
Perlawanan sengit
40
Tembakan
41
Pembalasan Arjuna
42
Perrmintaan
43
Luna Tersadar
44
Tak menyangka
45
Sebuah kebaikan
46
Tingkah Luna
47
Sahabat terbaik
48
Hati yang resah
49
Penghilang Rindu
50
Bertemu Mira
51
Ulah Luna
52
Tidak mau jauh
53
Rencana jahat
54
Hilang nya Aluna
55
Kenyataan pahit
56
Meregang nyawa
57
Sepenggal Cerita
58
Kembali
59
Mendatangi Mansion Logan
60
Perkelahian di dalam Mansion
61
Marahnya Arjuna
62
Kenyataan terpahit untuk Aluna
63
Hati yang Luka
64
Sebuah Keputusan
65
Perjalanan ke rumah baru
66
Penghancur dimulai
67
Mungkin Jodoh
68
Levin Sadewa
69
Merelakan Nyawa
70
Perdebatan
71
Pesona Levin
72
Akhirnya Arjuna Tahu
73
Anakku
74
Haruskah
75
Bertemu Arjuna
76
Levin pergi
77
Kejutan di pernikahan Bara
78
Siang Pertama
79
Mesranya Pengantin Baru
80
Bertemu Malik
81
Pertumpahan Darah
82
Telah Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!