Alex menatap mangkok berisi mie dan telor dihadapannya dengan mata laparnya dan langsung duduk menyeruput mie buatan Luna.
“Em, pasti enak sekali ini.” gumam Alex.
“Kalau makan tu pelan-pelan, baca doa kek, jadi orang jangan lupa bersyukur, baca doa aja males lo, gitu masih mau disayang ma Tuhan.” gerutu Luna membuat Alex hanya nyengir.
“Iya-iya gua lupa," ucap Alek langsung membaca doa sebelum makan layaknya anak kecil karna berdoanya sangat nyaring, ingin sekali Luna menjitak kepala sahabat yang sudah lama ia kenal itu dengan centongan yang ia pegang, namun mengurungkannya karna ingat pesan dari seorang guru kalau makan tidak boleh bercanda, mereka berdua menghabiskan mie dengan cepat dan tanpa sisa sedikitpun.
“Energiku kembali lagi.” ucap Alex dan langsung kembali ke ranjang membereskan laptopnya.
“Lo jadi menginap ke rumah Mira gak, gua anterin.”
“Kayaknya gak deh, nanti gua nelpon Mira, nih masih ada kerjaan gua, gua transfer duitnya, cepat bawa bunda berobat, salam ma bunda ya bilang gua kangen banget.
“Ok deh, kalau kangen tu datang, sudah seminggu lo gak nongol, bunda juga kangen ma lo, lo kan tahu sendiri lo anak cewek kesayangan bunda gua, gua aja kalau ada lo dilupain.” Alex menekuk wajahnya pura-pura cemburu.
“Iya dong siapa sih yang gak sayang ma pesona Aluna yang cantik, baik hati, dan tidak sombong.” Luna mengedipkan matanya membuat Alex serasa mau muntah mendengar kenarsisan Luna.
“Huek..” aduh langsung sakit perutku mendengarnya.”
“Rese, beneran kamu gak suka sama aku.” rajuk Luna, membuat Alex terdiam mendengar kalimat Luna yang bukan lo gue lagi, Alex mendekati Luna yang masih duduk dimeja makan.
“Kalau gue bilang suka, lo cantik, sudah pasti gua suka plus nafsu setiap lihat lo disamping gua, bagaimana apa kita langsung mulai badan gua udah panas nih minta disalurkan.” Luna langsung mendelik kan matanya mendengar ucapan Alex yang absrud Luna seketika langsung berdiri.
“Jangan becanda deh, gua tadi kan Cuma bercanda, awas jangan macem-macem.” Alex menyipitkan matanya.
“Kenapa, bukankah tadi lo yang ingin, jadi jangan salah kalau gua terpancing.” Alex semakin berjalan mendekat membuat Luna berjalan mundur.
“Lex, jangan gila, gua Cuma bercanda, ingat Mira.” Luna semakin mundur dan tubuhnya mentok di dinding, Alex tersenyum lebih mendekat kedua tangannya memegang tembok mengungkung tubuh mungil Luna ditatapnya Luna tajam, membuat Luna jadi bergidik.
“Lex, jangan bercanda lo, gua tadi Cuma bercanda.” suaranya serak menahan nafas ia tak menyangka kalau candaannya akan membuat Alex beneran serius.
“Gua suka lo dari dulu Lun, tapi lo selalu nganggap gua temen lo, apa sekarang lo nyesel dan mulai suka sama gua karna sekarang gua sama Mira, sudah dua kali hari ini lo bilang suka sama gua, jadi menurutku itu bukan candaan.” Alex mendekatkan wajahnya semakin dekat walau ia harus sedikit menunduk karna tubuh Luna yang hanya sebahunya.
“Iya tapi gua hanya bercanda Lex,” Luna mencoba mendorong tubuh Alex, namun tubuh itu tak bergeming.
“Aku tidak bercanda, Lun, gua cinta sama lo.” Luna menatap mata Alex dengan tajam, mereka saling bersitatap hingga.
“Huahahahaaaa.!!”
Alex tak bisa lagi menahan tawanya melihat wajah pucat Luna, membuat Luna berang dan langsung memukuli dada Alex dengan sebal, karna dikerjai oleh lelaki itu.
“Wajahmu lucu sekali Lun, sumpah, coba tadi gua rekam pasti Mira sangat suka lihat ekspresi wajah lo itu.” Alex masih meneruskan tertawanya sembari memegangi perutnya.
“Dasar kacung kampret awas aja lo ya.!” Luna langsung menggelitiki pinggang Alex membuat lelaki itu justru bertambah tertawa tanpa henti.
“Ampun Lun, nanti gua aduin lo sama bunda.” teriak Alex disela tawanya.
“Bodo.” ucap Luna masih menggelitiki pinggang Alex hingga Alex bergulingan di ranjang, dengan cepat Alex menarik tangan Luna.
“Sudah hentikan mau bikin aku mati tertawa apa.” ucap Alex disela tawanya yang mulai mereda.
“Ck, gua suka lihat lo mati tertawa.” Luna membaringkan tubuhnya tepat disamping Alex.
“Lun, kenapa sih lo belum punya pacar, beneran lo suka sama gua.”
“Muka lo kepedean, gimana ya belum ada yang bikin hati gua berdetak kencang.”
“Kita sedekat ini juga gak bikin lo grogi atau merasa berdebar.”
“Kagak lah, lo itu udah gua anggap sebagai abang gua dari dulu.” Alex mengangguk membenarkan, ia juga merasakan hal yang sama, walau Luna sangat cantik luar biasa namun rasa itu tidak ada mungkin karna ia juga sudah menganggap Luna adiknya, jadi rasa yang ia miliki hanya rasa ingin menyayangi dan melindungi Luna seperti seorang kakak, ponsel Luna berdering, dan secepat kilat ia mengangkatnya.
“Hallo.”
“Terimakasih nona L karna sudah membantu, semua sudah beres, dan uang sudah saya transfer, sekali lagi, terima kasih atas bantuannya.” suara dari seberang sana terdengar sangat ramah.
“Sama-sama, senang bis membantu Tuan.” Luna langsung mematikan panggilan tanpa mendengar jawaban dari orang itu lagi, ya begitulah Luna, kalau sudah menyangkut pekerjaan ia akan tegas dan tak mau berpanjang ria berbicara, karna ia tak mau identitasnya diketahui.
“Asik, gajian.” teriak Alex dengan senang Luna mengecek rekening khusus bisnisnya, matanya membulat melihat berapa jumlah yang orang itu transfer.
“Kenapa lo, kok bengong.”
“Kayaknya ini rezeki Bunda Lex, umroh kan Bunda secepatnya.” Luna menunjukkan ponselnya.
“Gila, banyak betul bisa beli mobil baru Lun.”
“Ogah gua lebih suka naik motor, lagian lo kan tahu kota kita ini selalu padat, males banget gua naik mobil ke kampus.”
“Buat jalan-jalan Lun ini kan halal.”
“Gua mau bikin restoran gua lebih besar lagi.”
“Iya-iya siip itu, tapi ini bunda jadi umrohnya?” tanya Alex serius.
“Ya jadi lah, bunda kan sudah ingin kesana Lex, bilang saja tabungan lo.”
“Ok deh, jadi gua balik ya, nanti biar Mira gua yang kasih tau kalau lo tidak jadi nginep di sana sekalian ngasih pesanan dia tadi." Alex mengerlingkan matanya nakal.
“Dasar bilang aja lo mau berdua ma Mira, tapi bawa berobat dulu bunda ya.” Alex mengangguk dan langsung meninggalkan ruangan itu secepat kilat.
Sementara disebuah gedung pencakar langit seorang lelaki sedang menjambak rambutnya sendiri karna merasa begitu kesal, dihadapannya berdiri seorang lelaki yang hanya menunduk tidak berdaya karna habis terkena omelan.
“Aku tidak mau tahu, cepat selesaikan sekarang juga kekacauan ini, masa IT kita tidak bisa menyelesaikan nya, ini kan hanya hal yang mudah.” bentaknya dengan muka datar dan memerah akibat terbakar emosi namun tak juga menyurutkan wajahnya yang begitu sangat tampan.
“Maaf Tuan semua anggota IT kita sudah menyerah, kali ini peretas ini sangat handal tuan, kita harus juga mencari yang bisa menyeimbanginya kalau tidak perusahaan kita bisa terancam karna data kita bisa saja raib, dan dijual kepasar gelap Tuan.”
“Shiit!! Kenapa bisa sampai seperti ini.”
“Sepertinya orang ini sangat dendam dengan Tuan Juna.” ucap laki-laki itu lagi dengan serius.
“Kau benar Bara, cepat kau cari Hacker terhebat di negara ini, aku tak mau tahu ia dari daerah mana, cepat cari segera dan bawa kesini sebelum semua terlambat.” perintah Juna dengan tegas.
“Baik tuan Juna, segera saya laksanakan, kalau begitu saya undur diri.” Juna hanya mengangguk Bara pun meninggalkan ruangan itu dan langsung mencari informasi tentang beberapa hacker yang mempunyai kualitas yang mumpuni.
“Siapa yang berani-berani menganggu perusahaan ku, akan aku habisi kalian.” ucap Juna menggeram kuat sembari mengepalkan kedua tangannya tanda laki-laki itu sangat emosi, karna ada yang berani mengusik ketenangannya, ia pun langsung beranjak dari kursi kebesarannya dan langsung melakukan meeting mendadak dengan staf kepercayaan nya dalam ruang rahasia, hanya ada lima orang di sana termasuk Juna yang sudah duduk rapi di sofa yang ada di ruangan itu.
“Bagaimana tuan Juna, apa sebegitu parah hacker meretas perusahaan ini.” tanya laki-laki bertubuh kurus dengan kaca mata bertengger di hidungnya.
“Hmm.”
“Lalu bagaimana kita mengatasinya, apa perlu aku carikan IT terbaik di negeri ini.” laki-laki setengah baya dengan rambut yang sudah hampir memutih itu berbicara penuh wibawa.
“Tidak usah aku sudah mengurusnya, aku memanggil kalian kesini karna hanya ingin menanyakan perusahaan mana yang berpotensi ingin menjatuhkan perusahaan ku.”
“Mungkin ER company, perusahaan itu kan pernah hampir Tuan hancurkan karna mereka culas dalam tender terakhir yang mereka ajukan.” sela laki-laki muda berwajah oriental dengan sikap cueknya.
“Itu bisa jadi Bram, tapi apa mungkin mereka berani melakukan ini.”
“Tentu saja berani tuan, apa yang tidak dalam dunia bisnis yang kita jalani ini, siapa lemah maka ia kalah, bukankah begitu.” ucap laki-laki berperut buncit itu sembari terkekeh.”
“Ah, iya tuan, jangan lupakan satu perusahaan yang sering juga bersaing dengan perusahaan kita, Bilfex corp, saya rasa ia juga jadi kandidat yang harus kita waspadai.” sela laki-laki berkaca mata itu menambahkan. Juna memijit kepalanya karna memang musuh perusahaan mereka yang banyak, karna perusahaan Juna adalah perusahaan terbesar se Asia diberbagai bidang.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wah jangan Gila kamu Lex,Ntar Luna yg akan musuhan sama Mira..Luna juga kalo bercanda itu yg wajar dong,jangan mancing2 kek gitu Napa..
2025-04-27
0
Qaisaa Nazarudin
Tapi kok feelingku kalo Alex itu beneran suka sama Luna,Apa karena mereka sering bersama..??
2025-04-27
0
Qaisaa Nazarudin
Waahh berarti kalah pamor Mira tuh sama Luna...😂😂😜😜
2025-04-27
0