Kelanjutan cerita kemarin...
"Woy, tunggu lo di situ!"
Rendra yang sudah kesal melihat Denada yang memakai tubuhnya dengan berjalan menunduk seketika berteriak dan bergegas mendekatinya. Bagaimana tidak kesal, gelagat Denada bisa menghancurkan reputasi seorang Rendra dipikirannya.
Namun sayang tiba-tiba dari belakang tas yang dipakainya ditarik seseorang,
"Good Morning Mata Empat, gimana kabar lo hari ini?! Selamat juga lo dari kecelakaan kemarin, gue kira udah... "
Celoteh Lisa dari belakang menahan langkah Rendra. Nasib sial tentu dialaminya jika menggunakan tubuh Denada.
Dari kejauhan Denada yang melihat Lisa menahan Rendra langsung membelokkan langkahnya ke lain arah. Kini Ia berjalan menuju ke toilet Sekolah,
"Duuhh... "
Denada mondar-mandir di depan toilet itu, sepertinya karena gugup bercampur rasa takut Ia terasa ingin buang air kecil. Namun Ia kebingungan mau belok kanan atau kiri. Kanan toilet wanita, kiri toilet pria.
"Aduhh gimana ini?!" ujarnya yang semakin bingung.
Akhirnya Ia memutuskan melanjutkan langkah ke toilet wanita namun tiba-tiba,
"Woy, ngapain lo ke sana?! Wah baru keluar dari RS masih mesum aja isi otak lo, sini... "
Ucap seorang teman lelaki Rendra, tentu saja yang lain kaget jika melihat Rendra mau masuk toilet wanita, padahal ini Denada. Lantas dengan cepat teman pria itu membawa Denada masuk ke toilet pria.
[Astaga, gimana ini]
Denada yang tentu kebingungan memasuki toilet pria hanya bisa bergumam sambil mengigit jarinya. Ia hanya berdiri mematung sambil berusaha menahan pipis di sana.
"Woy Rendra ngapain lo gigitin jari kayak anak cewek aja, mau buang air kecil gak lo?!" sentak kawannya itu.
Denada makin kebingungan, disaat yang bersamaan pipis itu makin terasa, Ia tak mau melihat teman prianya yang sedang buang air. Tak lama setelah temannya itu selesai,
"Yaudah gue duluan ke kelas... "
Teman prianya melanjutkan langkah pergi dari toilet, selamatlah Denada karena sudah sendirian sekarang. Oh tapi tidak, Ia masih merasakan ingin buang air kecil.
"Hiiiss... Kenapa sih harus pipis... "
Cecar Denada kesal dalam kamar mandi itu, akhirnya Ia tak tahan dan membuka resleting celananya. Denada yang baru pertama kali merasakan buang air kecil sambil berdiri tentu merasa canggung, dengan cepat Ia menutup mata sambil meneruskan keinginannya.
"Haaaaaahh legaa... "
Seperti merasakan sensasi yang lain, Denada ikut menggeliat setelah selesai mengeluarkan air seninya dari tubuh Rendra. Namun tiba-tiba otaknya mulai berfikir,
"Eh tunggu, terus gimana kalau Rendra yang... "
"Aaaaaaa... "
Denada yang pikirannya kini mengarah ke sana sontak berteriak tanpa sadar dengan suara pria. Walaupun terdengar aneh, tapi tentu Ia merasa tidak nyaman dan ingin segera menemui Rendra untuk bertanya. Dengan cepat langkahnya keluar dari toilet pria itu.
❀༺🪷༻※※※༺🪷༻❀
Dilain sisi...
Saat ini seperti biasa Lisa yang terbiasa mengerjai Denada sebelum pelajaran dimulai langsung membawanya ke tempat sepi. Tak banyak orang lewat di Koridor ini berhubung masih sangat pagi.
"Nada... Gimana kondisinya udah sehat, kalau udah kita seneng-seneng dulu dong!" ucap Lisa and the geng yang mulai mengepung Denada.
Rendra yang saat ini mulai merasa tersudut oleh beberapa wanita di sana tentu saja tak nyaman, apalagi niat hati tadi ingin segera menemui Denada.
"Woy... malah bengong!" sentak Lisa.
"Way woy way woy! Cch, aah lepasin! Gue ni Rendra tau gak, Rendra!" ucap Rendra di sana sambil membelalakkan matanya.
Tapi tiba-tiba,
"HAHAHAHA... "
Gelak tawa dari Lisa and the geng malah terdengar jelas di sana kemudian. Mereka tertawa terpingkal sambil memegangi perutnya.
"Hahaha, geser otaknya udah Lis habis jatuh dari tangga!" saut anak geng Lisa.
Tentu tidak akan ada yang percaya dengannya kini pikir Rendra termenung di sana dengan pandangan kesal, apalagi dengan kacamata dan kawat gigi yang Ia gunakan ini.
[Hiisss, sial... Ngapa jadi gue yang di Bully sih!]
Rendra hanya bisa bergumam dalam hati saat yang lain asik menertawakannya. Rasa ingin membalas Lisa namun harga dirinya sebagai seorang pria masih menahannya di sana.
Tak lama muncul ide dari benaknya,
"Eh Lis, itu ada pak Karwono!" ucap Rendra sambil menunjuk ke belakang Lisa.
Tentu saja seketika Lisa dan yang lain menoleh ke belakang takut ketauan Guru, dan Rendra mengambil kesempatan itu untuk kabur dari sana. Ia berlari dengan cepat menggunakan tubuh Denada dengan gayanya yang seperti pria.
"Hiiss, sialan kabur dia, kurang ajar awas aja lo!"
❀༺🪷༻※※※༺🪷༻❀
Rendra terus berjalan mencari Denada saat ini, begitu juga Denada yang nampak kesal dengan segudang pertanyaan sensitif yang muncul di benaknya berkeliling mencari Rendra. Tak lama mereka berpapasan lagi namun sayang,
Teett... Teettt...
Bel masuk jam pertama berbunyi menghalangi niatan mereka berdua, Pak Guru yang sudah datang juga membuat mereka akhirnya memutuskan untuk menunda dulu urusannya.
Di dalam kelas saat jam pertama sedang berlangsung Rendra terus menatap Denada sengit dari bangku depan, begitu juga Denada yang kini bertukar bangku dengannya jadi duduk di belakang. Untung saja sudah tak perlu kacamata jadi masih aman duduk dibelakang pikir Denada.
"Wehe, santai... tadi udah gue kasih pelajaran tu anak!" ucap Lisa berbisik kepada Rendra dipikirannya.
"Hahaha... "
Tentu saja Denada tertawa mendengar itu, Lisa masih mengira Ia sebagai Rendra dan yang tadi dikerjainya bukanlah dirinya melainkan Rendra. Geli tawa terus ditahan Denada, Rendra dari depan juga terus menoleh kebelakang dengan pandangan sengit.
Pembelajaran terus berlangsung sampai akhirnya bel jam istirahat berbunyi. Kini dari depan Rendra mengode Denada dengan menggoyangkan kepalanya kesamping, seraya menyuruhnya berbicara di luar. Denada pun mengangguk karena ingin bertanya kepada Rendra.
❀༺🪷༻※※※༺🪷༻❀
Saat ini di Ruang Loker Sekolah.
Denada dan Rendra sudah bertemu dan adu pandang di sini, dengan sengit mereka mengerucutkan dahi masing-masing. Rendra yang ke Sekolah memakai rok wanita lengkap dengan atribut Denada yaitu kacamata dan kawat gigi membuatnya kehabisan kesabaran.
Sama halnya dengan Denada, setelah merasakan buang air kecil dengan berdiri untuk pertama kalinya tentu membuat otak Denada berfikir keras, bagaimana Rendra menggunakan tubuhnya selama ini.
"Rendra gue mau nanya, tt-tadi pagi lo mandi gak?! atau buang air kecil?!" ucap Denada dengan terbata-bata.
"Mandi lah, masa gak mandi... " jawab Rendra dengan santainya.
"Hiiissss... "
Denada mulai kesal mendapati jawabannya, Ia menghentakkan kaki layaknya wanita namun dengan tubuh pria, otomatis mata Rendra membelalak melihat itu.
"Isss, stop gak, jangan kayak cewek gitu, nanti dilihat orang!" saut Rendra panik.
"Terus gimana lo mandinya, ganti bajunya, terus pas masang bra berarti... " lanjut Denada dengan cepat dan terhenti sambil menutup mulutnya.
Seketika Rendra menggelengkan kepala,
"Haaah... " hela nafas Denada menyambung.
"Gue gak pake bra... "
"Apaaa?!"
❀༺🪷༻※※※༺🪷༻❀
Lanjut di Next Bab...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
ya Allah beneran ngakak liat tingkah mereka.pikirannya kok yang iya2 gitu looh... absurdnya bikin bengek🙈🤣🤣🤣
2024-02-20
2
❤️⃟Wᵃf Zhang zhing li♚⃝҉𓆊
tetap harus kasih selamat lah, krn rendra selamat dr kecelakaan dan tdk apa2
2024-02-03
5
Suga-ai✓
Rendra masih aja mikirin reputasi..
ya Allah ren
2024-02-02
1