Satu perusahaan?

“Awas ya San. Aku peringatin kamu buat hati-hati sama Calvin.” Bisik Deon. Ia tidak menyadari sendok Calvin sudah melayang diatas kepalanya. “Aww”teriak Deon.

“Biar Sandra naik taxi aja tante.” ucap Sandra. Sebisa mungkin ia menghindari untuk bertemu langsung dengan Calvin. Apalagi diantar kerja olehnya.

“Bareng aja. Aku anterin.”seru Calvin. Sandra langsung terdiam.

Deon tertawa mendengar ucapan Calvin.

Sepanjang perjalanan mereka diam. Sandra terus menatap keluar jendela. Ia berharap ini adalah terakhir kalinya mereka bersama. Beberapa tahun ia menjaga hatinya untuk bisa lepas dari bayang-bayang Calvin.

“Ngapain kamu kuliah dikorea?”tanya Calvin tiba-tiba.

Sandra menoleh pada Calvin. “Heh?”

Calvin menatap Sandra. Ia mengulangi ucapannya.

“Kenapa kamu mesti kuliah dikorea? Emang gak ada negara lain? Kamu gak percaya bisa kuliah disini?"

Sandra berdeham. “Sekarang aku tanya sama kamu. Kenapa kamu kuliah di Michigan? Kemana aku pergi kuliah, bukan urusan kamu.” jawab Sandra pedas.

“Oh ya? Jangan-jangan kamu kuliah disana karena hindarin aku. Sakit hati ceritanya nih karena pernah aku tolak waktu dibali?”ledek Calvin.

Wajah Sandra langsung merah. "Jangan kepedean. Aku gak kayak gitu."

Calvin hanya tersenyum.

“Turun. Udah nyampe kantor.” Ucap Calvin masih menatap kedepan. Ia tidak menatap Sandra.

Sandra tersadar dan langsung membuka seatbeltnya. “Oke, thank you.” Jawabnya cepat. Ia keluar dari mobil dan menunggu mobil Calvin pergi. Ia mengerutkan keningnya. Mobil itu bukannya keluar dari perusahaan, malah masuk kedalam basement. Sandra bingung kenapa mobil Calvin masuk basement. Ia menggelengkan kepalanya karena tidak mau berfikir banyak dan masuk kedalam lobi. Didepan lift, ia tidak mengantri seperti biasanya. Namun ketika pintu lift terbuka, ia terkejut melihat Calvin ada didalam. Ia sendiri. Sandra masuk kedalam dan berdiri disampingnya. Mereka tidak berbicara.

“Selama dikantor kita gak kenal.”ucapnya tiba-tiba dingin. Sandra hanya mengangguk.

Beberapa karyawan mulai masuk ketika lift naik ke lantai satu. Mereka mengangguk pada Calvin.

“Selamat pagi pa direktur.” Ucap seseorang. Sandra melotot. Direktur?ia menoleh kesamping dan menatap Calvin tidak percaya. Sedangkan Calvin masih menatap ke depan. Ia terlalu serius, pikir Sandra. Bukankah direktur itu, jangan-jangan.. Sandra langsung menutup mulutnya. Ia terkejut luar biasa. Pantas saja Calvin tadi berbicara seperti itu.

Ketika lift terbuka dilantai 9, Sandra keluar. Ia disambut oleh Andre yang menunggunya diluar lift.

“Baru nyampe? Ayo cepet kita ada meeting.”ucap Andre langsung merangkul bahu Sandra. Calvin langsung mengerutkan keningnya. Beberapa karyawan yang masih ada disana berbisik-bisik membicarakan Sandra. Wajar saja karena Sandra masih baru bekerja di perusahaannya.

Namun ketika pintu lift tertutup, Calvin mengepalkan tangannya. Berani-beraninya!

Ketika sampai diruangannya, ia tadi sempat mendengar beberapa karyawannya berdesas-desus. Pasti ada gosip baru digedung ini dan ia yakin ini mengenai Sandra, pikirnya. Pintu ruangan terbuka. Sekretarisnya masuk sambil membawakan kopi kesukaannya. Nama wanita itu Amara. Usianya tak lagi muda. Ia bekerja untuk ayahnya ketika ia berusia 10 tahun.

“Ada gosip apa, tante?”

“Karyawan baru yang ada dilantai 9. Namanya siapa ya? Kayak film-film telenovela gitu.” Amara nampak berfikir. Sedikit sulit untuk mengingatnya.

“Cassandra?”tanya Calvin.

“Nah itu dia, Cassandra. Iya, karyawan disini banyak yang suka Vin, sayang sih katanya dia udah punya pacar. Kalo tante perhatikan beberapa hari ini ya, mereka jalan berdua terus Vin. Sandra memang cantik. Karyawan disini sih kalah sama kecantikan Sandra. Tapi dia gak cocok sama laki-laki itu. Kalo tante liat mending sama kamu.”

Calvin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Yang bener, tante?"

"Kapan tante ngomong bohong sama kamu."

“Mana yang mau ditandatangan?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.

“Itu semua yang dimeja. Kamu gak tertarik ya vin sama Sandra?” goda Amara

Calvin menatap Amara. Ia tahu jika Calvin seperti itu, maka ia harus pergi.

Calvin memijit nomor telepon security. "Saya mau lihat cctv lantai 9 di kamera 8 dan 11. Sorot 200% posisi 45° arah timur."

"Baik pa."

Calvin menunggu hingga data cctv masuk kedalam komputernya. Ia menatap setiap gerakan Sandra dan pria asia tadi. Melihat gerak gerik pria itu, sepertinya Sandra tidak terlalu suka. Ia sering menolak tangan pria itu. Ia kini bisa tersenyum lega.

Ketika sarapan tadi, ia mendengar dari ayahnya jika Sandra telah bekerja di perusahaannya selama satu bulan dan ia baru saja mengetahuinya. Maklum saja, ia memiliki dua perusahaan sehingga ia tidak fokus pada perusahaan yang didirikan ayahnya. Namun melihat Sandra disana, ia akan fokus di perusahaan ini dan selanjutnya di perusahaan yang ia bangun bersama kedua sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

dulu sok jahat skrg pengin terus lihat

2022-07-29

0

kakaika

kakaika

wuidih detail amat minta rekaman cctv 😂😂😂

2020-08-02

2

Leni Potter

Leni Potter

curiga babang Calvin dulu, kerja di bagian cctv ya,Ampe apl banget sudutnya🤭

2020-07-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!