Orang yang sudah hadir disana sekitar 20 orang itu bersorak gembira. Bagaimana tidak, ketua komunitas itu terlambat datang. Itu artinya makanan yang mereka makan gratis untuk hari itu.
"Kamu kenapa?"tanya Andre khawatir. Andre Kim atau biasa dipanggil Andre adalah temannya ketika berada dikorea. Andre memiliki ibu seorang indonesia dan ayahnya asli korea. Kedua orangtuanya berada di korea. Tapi entah kenapa Andre mengikutinya pulang. Ia bahkan bekerja ditempat yang sama dengannya.
"Gak apa-apa. Aku pusing." Jawabnya pelan.
Sesekali ia melihat kepintu. Pikirannya terpecah. Ia bingung dan panik.
Andre dengan cepat membawakan minuman ringan untuknya. "Minum dulu. Wajah kamu pucat."
"Thanks an.."
"Apa karena kamu yang bayarin hari ini? Aku bantu bayar. Jangan khawatir." Ucap Andre.
Sandra menggelengkan kepalanya. "Bukan, bukan soal itu.."
Calvin tersenyum sendiri ketika sedang mengendarai mobilnya. Secepat itu ia menemukannya?
Ia masuk kedalam pub itu dan menemukan kedua sahabatnya tengah mabuk. Ia menatap jam tangannya. Rasanya aneh, masih pukul 8 malam dan mereka berdua sudah mabuk. Iapun menghampiri mereka. Tiga orang gadis yang biasa menemani mereka hanya menggelengkan kepalanya. Mereka duduk menjauhi kedua sahabatnya sambil berbisik-bisik.
"Ada apa?"
Salah seorang gadis itu menjawab " Kami gak tahu vin, mereka aneh banget hari ini. Liatin aja mereka berdua malah tidur."
Calvin mengeluarkan beberapa uang seratus ribuan. Ia menyerahkan uang itu pada mereka. Dan akhirnya merekapun pergi setelah diberi tips oleh Calvin.
Calvin duduk diantara kedua sahabatnya. Ia melihat minuman yang masih tersisa dimeja. Ia mengangkat salah satu gelas dan meminumnya. Rasa alkoholnya sedikit keras, pikirnya. Iapun menepak bahu kedua sahabatnya. "Bangun!hey!!" Serunya.
Edward membuka matanya. "Vin, kamu udah nyampe?" Tanyanya kaget. Ia tidak terlihat seperti orang mabuk.
"Ya, kamu mabuk ed? Yang bener aja. Ini masih siang. Lagian aku gak bisa angkut kalian berdua kalo kalian mabuk"
"Aku cuma tidur. Tuh yang mabuk disebelah kamu" ujar Edward sambil menunjuk Dave yang masih tertidur. Ia tidak sadar.
"Tumben. Kenapa lagi?"
"Biasa artis.. kita udah gak aneh liat dia kayak gitu." Jawab Edward sambil meminum segelas minuman yang ada didepannya. Ia mengerutkan keningnya. "Minuman apa ini? Dave ngapain mesen ini?"
"Keras ya.." ucap Calvin.
Edward menganggukkan kepalanya. Iapun bangkit dari duduknya. "Mending kita nongkrong dirumah Dave aja, Ed."
"Ayo." Ucap Calvin
Sandra masih tidak dapat tenang. Ia tahu dan menyadari jika kejadian itu telah terjadi beberapa tahun yang lalu. Tapi ia tidak pernah lupa sekalipun apa yang terjadi. Ia mengingat kejadian itu lagi detik demi detik.
Ketika ia baru saja pulang dari Bali, hari itu pula ia mengajukan diri untuk sekolah diluar negeri pada orangtuanya. Untungnya salah satu kerabatnya bekerja disalah satu kedutaan besar Indonesia yang ada di korea. Ayahnya langsung menghubunginya. Tanpa banyak kendala ia bisa langsung mendapatkan kursi di universitas terkenal disana. Apalagi Sandra seorang yang cerdas.
Gara-gara Calvin, ia harus membenci lelaki selama beberapa tahun. Ia harus bisa hidup tanpa bantuan pria manapun selama beberapa saat. Kemarahan dan kekesalannya pada Calvin membuatnya harus melakukan itu. Ia membenci pria itu. Ia tidak peduli bagaimana masa depan pria yang telah menyakitinya seperti itu.
Pria yang pertama kali mendapatkan perhatiannya pada pria adalah Andre. Walaupun mereka tidak pacaran, tapi kedekatan mereka telah menjadikannya gosip terpanas di kampus saat itu. Andre dapat dikatakan pria terkenal dikampus. Banyak yang mengejar-ngejarnya.
Sandra menatap jam tangannya. Sudah pukul 8 malam. Kali ini ia harus kembali pulang dengan diam-diam. Andre pasti punya alasan untuk mengantarnya. Jalanan terlihat ramai sekali. Hari sabtu memang seperti itu. Beberapa pasangan melintasinya. Sedangkan ia sendiri harus menunggu angkutan agar bisa sampai kerumah.
Ia melihat tasnya dan meraba-raba. Ia menemukan kunci apartemennya. Sudah seminggu ia tidak kesana. Lebih baik ia pulang ke apartemen, pikirnya. Sandra berjalan menjauhi halte bis dan mencari taxi untuk mengantarnya ke apartemen.
Ketika sampai di apartemennya, ia membuka pintu samping. Kolam renang mini itu tampak berkilau terkena pantulan cahaya bulan. Jika pulang ke apartemennya, ia merasa tenang. Tapi kedua orangtuanya melarangnya tinggal sendiri. Ia kesal karena mereka menganggapnya anak kecil. Lalu ia teringat pada Calvin. Kenapa ia harus bertemu dengan pria itu lagi? Hidupnya sudah tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ayunina Sharlyn
mampir ya ke novel ku 💖😍
1. Hati Putih Melati
2. The Hendrick's Family - live your life
3. Yuana, Stay with Me...
Ditunggu like, love, komen, dan vote nya
Makasih 😄💖🙏
2020-06-29
1
Ainun Sakinah
jgn mau luluh sandra klw Calvin nyatain prasaannya
2020-06-26
3
Nurikahariani
aseeeeeeek
2020-06-23
0