Castalla City

Membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk kita berdua berjalan keluar dari dalam hutan, menghitung jaraknya mungkin itu sekitar empat sampai lima kilometer, tidak ada serigala ataupun monster lain yang kita temui saat berjalan keluar dari hutan.

Melebihi ekspektasi yang aku harapkan untuk setidaknya menemukan sebuah desa kecil, justru sekarang aku malah mendapatkan pemandangan sebuah kota besar yang di kelilingi sebuah tembok benteng dengan tinggi sekitar sepuluh meter lebih.

"Livi, apa nama kota ini" tanyaku kepada Livi yang berjalan di sampingku.

"Kota Castalla, kota ini dipimpin oleh seorang Duke"

"Castalla City ya..." gumamku saat melihat ke arah kota.

Masih ada jarak beberapa ratus meter antara tepi hutan dengan kota, dan di antara keduanya di pisahkan oleh tanah lapang yang luas, lebih tepatnya mungkin itu terlihat seperti safana kecil di antara hutan dan kota, apalagi di tambah dengan siluet matahari yang akan terbenam, membuat pemandangannya terlihat semakin indah, aku tak ingat kapan dan terakhir kali aku bisa melihat landscape indah seperti ini, justru mungkin saja ini hal yang pertama bagiku melihat keindahan yang natural seperti ini.

Setelah keluar dari hutan kita beralih ke jalan umum, dan yang jelas kontruksi jalannya tidak terbuat dari aspal, itu hanya berupa tanah yang atasnya di lapisi sejenis batu kapur berwarna kuning dengan ukuran yang berbeda-beda.

Semakin mendekati benteng semakin banyak juga aku melihat orang dengan berbagai penampilan, tapi hampir semuanya memakai jenis pakaian yang sama seperti pada zaman gothic klasik abad pertengahan, terlihat juga beberapa kereta kuda barang dan kereta jenis penumpang yang di tarik dengan dua ekor kuda di depannya.

Semua orang harus antri berurutan untuk bisa masuk ke dalam kota, dan juga harus melewati pos pemeriksaan, untuk pos pemeriksaan sendiri juga terbagi menjadi dua ketegori dengan tempat yang berbeda, pos pemeriksaan orang dan pos pemeriksaan kereta.

"Ini sangat besar saat melihatnya dari dekat"

Aku sedikit terpukau ketika melihat bangunan benteng dari dekat, jujur saja ini berbeda sekali dengan melihat bangunan apartemen meskipun juga sama-sama tinggi, kesannya berbeda karena ini pertama kalinya juga aku melihat benteng besar seperti ini.

"Vans,aku akan masuk dulu untuk membantumu melewati pemeriksaan"

"Ya... tak masalah" jawabku menyetujui

Livi berjalan di depanku mengambil urutan masuk terlebih dulu dan berbicara dengan penjaga, sedangkan aku berada di belakangnya.

"Nona Livi sejak tadi kamu keluar masuk kota"

Berkata seorang penjaga yang memakai baju besi berwarna perak, melihat dari wajahnya berumur sekitar empat puluhan.

"Ya paman, ada hal yang harus aku lakukan, aku juga hanya mencari herbal seperti biasanya, oh ya paman... dia temanku, dia akan memasuki kota" berkata Livi kepada penjaga sambil menunjukan keberadaanku.

Ksatria penjaga itu mengalihkan pandanganya dan berbicara kepadaku.

"Siapa namamu nak?" bertanya penjaga kepadaku, sambil memandang tubuhku dari atas ke bawah, sepertinya ini juga bagian dari prosedur pemeriksaan

"Namaku Vans" jawabku dengan singkat memperkenalkan namaku.

"Apa kamu punya kartu identitas?"

"Aku tak punya kartu identitas apapun, aku kehilangan kartu identitasku" aku harap dia tak merasa curiga dengan alasan sederhanaku.

Seperti yang sudah dijelaskan oleh Livi saat kita berjalan menuju kota, setiap orang yang akan memasuki kota setidaknya harus bisa menunjukkan kartu identitas yang bisa mewakilinya, entah itu dari guild, dari tuan feodal, atau dari organisasi tertentu yang sudah di berikan kewenangan untuk memberikan sebuah kartu identitas.

Itu sepertinya menjadi pengecualian untuk Livi karena penjaga sudah mengenalnya dengan baik, mungkin karena dia juga warga kota ini, jadi gak perlu menunjukkan kartu identitas berulang kali, sebelumnya aku juga melihat beberapa orang menunjukkan sebuah kartu kepada penjaga, dan beberapa orang bisa lewat begitu saja.

"Kalau kamu tidak punya kartu identitas maka kamu harus melakukan prosedur pemeriksaan lanjut" kata penjaga sambil menunjuk sebuah ruang, yang sepertinya itu menjadi ruang pemeriksaan.

"Vans, aku akan menunggumu di luar" ucap Livi kepadaku

Aku sudah membuat kesepakatan dengan Livi sebelumnya, aku memintanya untuk menjadi pemanduku ketika sampai ke kota, aku memberikan uang kepadanya sebagai bayaran untuk membantuku tetapi dia menolak karena uang yang aku berikan sebelumnya sudah cukup, bahkan dia menasihatiku untuk jangan terlalu mudah memberikan uang kepada orang yang baru kamu kenal, bahkan dengan nominal yang sangat banyak, lebih dari itu dia juga mengajariku tentang nilai uang di dunia ini, bukankah jelas kalau dia adalah orang yang benar-benar baik, kalau dia punya niat buruk dia punya banyak kesempatan untuk menipuku kapan saja sejak kami bertemu.

Aku berjalan dengan penjaga menuju ke ruang pemeriksaan, meninggalkan satu penjaga lain tersisa di gerbang pos pemeriksaan.

Aku memasuki sebuah ruangan pemeriksaan dengan luas sekitar tiga kali empat meter, di dalamnya hanya ada dua kursi panjang dengan tempat duduk dan sebuah lemari kayu di sudut ruangan di sebelah pintu.

Dan di bagian ujung ruangan ada seseorang Yang sedang duduk membaca sebuah buku dengan begitu fokus seolah dia tidak memperhatikan kedatanganku, atau mungkin dia bahkan tidak memperdulikan kedatanganku.

Seorang pria muda berumur dua puluhan dengan rambut berwarna coklat panjang sampai ke pundak, rambut depan juga panjang sampai sebagian menutupi matanya, dengan tambahan memakai sebuah kacamata, dia benar-benar fokus ke arah buku yang ada di depannya, dia terlihat seperti seorang kutu buku yang sangat suka membaca, yang menjadi pertanyaan kenapa seorang pria seperti dirinya berada di pos pemeriksaan.

"Luth, lakukanlah tugasmu" perintah tuan penjag kepada pemuda itu.

"Baiklah tuan Moris" jawab pria itu dengan nada santai.

Aku tak mengerti tugas apa itu, tapi dia tak beranjak dari tempat duduknya, dan sesekali hanya melihat ke arahku, aku sedikit penasaran dan mengaktifkan kemampuan penilaianku.

"Half-elf kah... Penilaian dan Spirit Sense" gumamku pelan pada diriku sendiri.

Itu artinya dengan kemampuan seperti itu dia juga sebagai pemeriksa di tempat ini, cuma dengan cara yang sedikit samar, dan ini juga akan berbahaya untuk diriku dengan status yang aku miliki, statusku sendiri memiliki banyak ranjau yang sangat banyak sekali, dengan situasi seperti ini mau tak mau aku mengaktifkan kemampuan penyamaran penilaian untuk antisipasi.

"Kamu bisa duduk di situ dulu" perintah tuan Moris sambil menunjuk ke arah meja dan kursi di depanku, dan dia mengambil sebuah bola kristal putih dari dalam lemari.

"Kamu hanya cukup meletakkan tanganmu di atas bola kristal ini" perintah tuan Moris sambil meletakkan bola kristal di atas meja.

"Apa hanya begitu saja?"

"Ya, itu akan menjadi merah kalau kamu punya catatan kejahatan"

Aku langsung meletakkan tanganku di atas bola kristal di depanku, setelah beberapa saat warnanya tak berubah sama sekali, bukankah itu artinya aku baik-baik saja.

"Sepertinya tak ada masalah disini" berkata tuan Moris sambil mengembalikan bola kristal ke lemari.

"Bagaimana denganmu Luth" tuan Moris mengalihkan pandanganya bertanya kepada pria yang bernama Luth.

Dia hanya mengacungkan jempolnya tanpa berbicara apapun, apa itu artinya juga tidak masalah, dia hanya melanjutkan membaca tanpa mengucapkan sepatah katapun, pria yang tidak ramah sama sekali.

"Tuan Moris, kalau boleh tau bagaimana cara kerja bola kristal penilai itu" aku bertanya karena cukup penasaran dengan mekanismenya.

"Sederhananya bola itu juga bisa di sebut sebagai Kristal esensi jiwa, itu bisa menilai kejahatan yang pernah kamu lakukan, misal kamu seorang bandit maka bola kristal itu akan berubah menjadi merah, dan juga itu mengecualikan pembunuhan karena alasan membela diri atau karena tugas misal seperti menjadi seorang algojo"

Tuan Moris menjelaskan dengan cukup panjang, intinya bola orb yang mempunyai kegunaan yang sangat penting, mekanismenya lebih canggih daripada metal detector yang ada di sebuah bandara, itu bahkan bisa menilai apa yang sudah di lakukan oleh suatu jiwa.

"Begitukah.... Lalu apakah pemeriksaanku sudah selesai " aku tak Ingin terlalu lama lagi di tempat ini, karena Livi sudah menunggu di luar.

"ya, tak ada masalah sama sekali, kamu bisa pergi sekarang, lalu setelah masuk ke kota kamu bisa membuat kartu identitas yang baru di guild petualang, guild petualang, atau bisa di balai kota, kalau kamu seorang petualang kamu bisa membuat ulang kartu identitasmu di guild petualang "

Tuan Moris memberikan saran kepadaku, mungkin nanti setelah masuk ke kota aku akan pergi ke guild petualang.

"Lalu apakah aku harus membayar sejenis uang untuk bisa masuk ke dalam kota?" aku bertanya untuk memastikan misal kalau ada aturan pajak terkait hal itu.

"Kamu cukup memberikan sepuluh koin kripto untuk bisa masuk ke kota, dan kamu akan di bebaskan dari membayar ketika sudah terdaftar menjadi anggota guild petualang"

"ini.."

Aku memberikan sepuluh koin kripto kepada tuan Moris, setelah menyelesaikan semua urusanku aku langsung keluar untuk kembali menemui Livi yang sudah menungguku di luar sejak tadi.

"Gimana, apakah ada masalah" bertanya Livi kepadaku

"Enggak ada masalah, aku hanya diberi saran untuk membuat kartu identitas di guild"

Setelah itu aku langsung memasuki kota, suasananya sangat ramai dengan banyak orang yang berlalu-lalang, banyak orang dengan berbagai jenis dan umur, pemandangan kotanya sendiri seperti pada abad pertengahan klasik eropa, bangunan dengan rangka kayu yang di kombinasikan dengan batu kapur berwarna kuning, dan rata-rata setiap bangunan memiliki dua lantai, ini benar-benar pemandangan yang hanya pernah aku lihat dalam lukisan, gambar dan game virtual fantasi, dan sekarang aku merasakan langsung bagaimana sensasinya berada pada abad pertengahan klasik eropa.

"Vans, sekarang kamu mau kemana?"

"Hmm... mungkin penginapan, ada rekomendasi yang cocok untukku"

Aku sudah cukup lelah untuk hari ini, lagipula ini juga sudah sore, lebih baik untuk istirahat dan melanjutkan besok, lagipula ini baru hari pertamaku di dunia ini, jalani saja dengan santai.

"Penginapan bulan merah mungkin akan cocok untukmu kalau nantinya kamu jadi petualang, karena penginapan bulan merah juga berafiliasi dengan guild petualang"

"Baiklah kita pergi ke penginapan itu"

"oh ya Vans, hanya sampai penginapan saja aku bisa memandumu, soalnya ini juga sudah sore, mungkin keluargaku sudah menungguku di rumah, makasih juga untuk uang yang sudah kamu berikan hari ini "

"Yah, tak masalah, lalu apa besok kamu masih bisa memanduku lagi?"

Akan merepotkan juga kalau aku mencari orang lain untuk menjadi pemanduku, masih banyak tempat ingin aku kunjungi, dan setidaknya sampai aku hafal dengan kota ini, tapi aku juga tidak akan memaksa kalau dia tidak bisa, karena mungkin dia juga punya pekerjaannya sendiri untuk besok, mungkin solusi lain aku bisa membeli peta dari kota ini.

"Besok ya, aku tak tau, aku akan langsung menemuimu besok kalau aku tidak ada pekerjaan"

"Ya... tak apa-apa"

Setelah beberapa saat berjalan aku akhirnya sampai di depan pintu penginapan bulan merah, sedangkan Livi langsung pulang ke rumahnya.

Sebuah penginapan besar dengan tiga lantai, ketika memasuki penginapan aku langsung di sambut oleh seorang pelayan wanita di meja resepsionis.

"Selamat datang di penginapan bulan merah"

"Aku ingin menginap disini, apakah masih ada kamar kosong?"

"Masih ada banyak, satu kamar single tiga puluh koin Kripto untuk satu kali dua puluh empat jam, limapuluh koin kripto dengan tambahan tiga kali makan"

Aku langsung menuju kamar yang telah aku pesan setelah membuat reservasi untuk tujuh hari, aku akan istirahat lebih awal untuk malam ini, lagipula aku sudah cukup lelah hari ini, dan mungkin banyak hal yang harus aku lakukan untuk besok.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!