Dunia Baru, Tubuh Lama

"Aaaah..." Aku sedikit mendesah karena rasanya kepalaku pusing, mungkin ini efek pemindahan jiwa.

Melihat ke sekeliling sepertinya ini di dalam hutan belantara, hutan yang sangat lebat sekali, terlihat dari pohonnya yang tinggi dan lebat membuat cahaya matahari tidak dapat menembus ke bagian bawah, hanya sedikit cahaya yang menembus dari bagian celah-celah pohon, melihat bentuk mataharinya itu sama persis yang ada bumi, tapi untuk pohon dan beberapa tumbuhan aku tak pernah melihat sebelumnya, vegetasi tumbuhan yang berbeda dari yang aku ketahui.

"Ada apa dengan penampilan ini... bukankah ini sangat buruk" gumamku saat melihat keseluruh bagian tubuhku.

Dengan berdiri aku memeriksa ke seluruh bagian tubuhku, yang pertama pada bagian atas tubuhku, aku tidak menggunakan baju sama sekali, tubuh bagian atas benar-benar terbuka, di bagian bawah aku hanya memakai celana compang-camping penuh robekan, bahkan ukurannya hanya sampai ke bagian lututku.

Aku tak mengerti maksudnya kenapa dia memberikan kondisi seperti ini, tapi bukankah dia harusnya memberikan pakaian yang layak untuk aku gunakan.

Memberikan pakaian tak layak dan memindahkanku ke dalam hutan yang mungkin berbahaya.

"Oeee dewa... ini sungguh keterlaluan" aku berteriak karena terlalu kesal.

Meskipun mungkin ini karena kesalahanku sendiri juga, karena aku tidak meminta atau menanyakan dimana dan bagaimana kondisi reinkarnasiku, mungkin aku bisa meminta untuk menjadi anak seorang bangsawan atau anak orang kaya. tapi tetap saja ini sangat menyebalkan, harusnya dia bisa memberikan pakaian yang layak untuk aku gunakan.

"Ooh... Itu pedangku"

Dua bilah pedang berwarna hitam dan putih tergeletak tak jauh dari tempatku berdiri.

"Rasanya cukup ringan..."

Aku memegang pedang putih ditangan kanan dan pedang hitam di tangan kiri, rasanya cukup pas dan nyaman di genggamanku, saat aku mengayunkannya juga tidak terasa berat sama sekali meski ukurannya cukup besar,

Warnanya sangat mengkilap, terlihat seperti pedang yang sangat mahal kalau di uangkan, mempunyai dua mata pedang di tiap sisi, dan ujungnya meruncing kesamping tidak di posisi tengah seperti pedang pada umumnya, ini cukup bagus juga dari sisi penampilan, ini layak untukku berterimakasih, tapi kurangnya kenapa tidak ada sarungnya juga, dan aku juga tak tau ini terbuat dari bahan apa, kalau itu logam fiksi mungkin seperti mithril, adamantium atau orihalcum.

"Terserah lah,itu enggak penting dari bahan apa, aku bisa mengeceknya nanti, sekarang tinggal melihat kekuatanku, aku akan membunuhnya kalau dia membohongiku"

Tapi bagaimana aku bisa mengecek kekuatanku, kalau itu di game vr biasanya menggunakan kata kunci seperti identiy, open, atau status.

"Kita coba satu persatu... Open!"

Tidak berguna, tidak ada sesuatu yang muncul.

,"Status...."

"Oowh...ini berfungsi" Tiba-tiba sebuah panel transparan muncul di depanku.

Status

Nama: Edvans Arshail

Umur : 17

Level: 1

Hp: 120

Mp: 980

Attack:110 Agility:180

Defence:90 Dexterity:100

Intelligence: 315

Skill: magic elements manipulation, magical energy manipulation, Space-time magic, no spell magic, Sword technique, Dual sword technique, Telepathic, Regeneration, perception, prediction, Detection, provocation, identification, Intimidation, psychological resistance, posion resistance, curse resistance, appraisal disguise, appraisal blocking, language translation.

Title: Reincarnator, former prince of Fostia, One bleesing of good.

"Wow...ini sangat overpower untuk sekedar level 1"

Menilai statistikku dengan beberapa kata kesimpulannya itu sangat kuat untuk seorang pemula dengan level satu, dewa memang mengerti yang aku butuhkan, beberapa skill vital yang sang penting dan di butuhkan, tapi saat aku melihat lebih spesifik dari statusku, ada beberapa hal yang membuatku merasa janggal, pertama dari namaku, kenapa aku sudah punya nama seolah itu sudah di persiapkan, itu berbeda dari namaku sebelumnya, meskipun sedikit punya kemiripan dengan namaku sebelumnya, lalu dari perbandingan beberapa statistik yang terlihat sepertinya aku lebih dominan ke bakat seorang mage meskipun aku di bekali kemampuan berpedang juga, menjadi swordmagic atau magicswordman sepertinya cukup keren juga.

Hal yang paling aneh menurutku mungkin terletak di titleku, title Reincarnator dapat aku mengerti, itu sudah jelas kalau aku seorang yang bereinkarnasi, tapi apa maksudnya dengan former prince, tidak ada penjelasan sama sekali mengenai title ini, dan tidak ada menu atau tempat bertanya seperti dalam game.

"Aaaah... kepalaku!"

Tiba-tiba ada sesuatu yang memaksa masuk di dalam kepalaku, ini cukup menyakitkan meskipun aku memiliki resistensi psikologi.

"Sial... apa yang di fikirkan dewa itu" keluhku dengan sangat kesal.

"Sekarang aku mengerti maksud dari titel itu"

Memberikan tubuh orang yang sudah mati, mentransplantasi ingatan ke dalam jiwa yang baru dengan paksa, ini benar-benar keterlaluan dan mengerikan.

"Cih... dasar dewa bangs*t, aku akan mengingat penghinaan ini"

"Nah... sekarang kemana aku harus pergi"

Tak ada petunjuk sama sekali untuk arah pertama yang harus aku pilih, aku hanya memulai berjalan lurus mencari lokasi yang paling terbuka untuk melihat sudut posisi matahari.

Aku masih berjalan dengan memegang pedang di kedua tanganku, mengayunkannya beberapakali untuk membuka jalan, menyingkirkan ranting dan semak yang menutupi jalan, menggunakan pedang legendaris untuk hal seperti ini, mungkin ini akan menjadi penghinaan.

"Semoga saja tak ada hewan buas ataupun monster"

Aku belum tau bagaimana menggunakan kemampuan yang aku punya, akan berbahaya kalau tiba-tiba ada monster yang menyerangku.

Aku akhirnya mencapai titik dimana matahari dapat terlihat dengan jelas tanpa penghalang apapun, ukurannya sedikit lebih kecil dari matahari bumi tapi sepertinya untuk intetitas cahaya sama terangnya dengan matahari bumi, dan dilihat dari posisi dan bayangannya sepertinya berada di titik kemiringan tiga puluh derajat, kalau menggunakan patokan waktu di bumi itu sekitar jam dua siang.

"Sekarang kemana, sepertinya perjalanan takdirku akan panjang di dunia ini"

Aku tetap lurus berjalan dari arahku tadi, tak ada gunanya menentukan arah kerena aku juga tidak tau lokasi desa terdekat.

Aku hanya mengandalkan intuisi dan sedikit persepsi, menjauh dari lokasi yang paling tertutup di hutan, kalau dari rumus game, semakin dalam masuk ke hutan maka akan semakin kuat monsternya, dan sebaliknya juga.

"Sekarang bagaimana caranya mencoba kemampuanku"

Di setiap cerita fantasi apapun, fokus adalah langkah awal untuk membangkitkan sebuah kekuatan.

"Fokus...."

"........"

"Berhasil, aku berhasil merasakannya"

Setelah beberapa saat fokus dan bermeditasi aku akhirnya merasakan sesuatu yang mengalir hangat di seluruh tubuh dan sel sarafku.

Aku menancapkan pedang hitamku ke tanah, lalu memegang pedang putih dengan kedua tanganku, fokus merasakan aliran energi sihir yang mengalir di seluruh tubuhku lalu perlahan meneruskannya ke dalam pedangku, melihat sebuah pohon lalu membuat tebasan diagonal ke arahnya.

"Slaash...."

"Bruuaaak...." Satu pohon berukuran sedang tumbang menjadi percobaanku.

"Sekarang tinggal menguji skill yang lain"

Aku melanjutkan perjalananku sambil mencoba kemampuan yang aku miliki, skill detection memungkinkanku untuk mendeteksi area sekitar dengan radius lima ratus meter sampai sekitar tiga kilometer, cara kerjanya sama seperti sebelumnya dengan mengalirkan energi sihir keseluruh tubuhku, dan itu membuat otakku seperti sebuah radar yang juga bisa memvisualisasikan area sekitar dengan jelas.

"Hoo... Ini Jackpot"

Sekitar tiga ratus meter dari tempatku sekarang terlihat dua ekor serigala berwarna perak.

Aku mempercepat lariku dengan menguatkan sihir di kakiku dan meningkatkan akselerasi gerakanku dengan sihir, sekarang aku sudah lebih terbiasa dalam menyalurkan energi sihir dan menggunakan beberapa kemampuanku.

Tak lama aku sudah sampai di tempat dua serigala berada, tanpa menunggu waktu untuk mereka menyadari keberadaanku, aku meningkatkan akselerasi gerakanku dan langsung menutup jarak lalu menebas dengan rapi di bagian vital.

" Wuush...Slash"

"Slash...."

"Duk...duk..." Dua kepala serigala terlepas dari tubuhnya, itu terpotong rapi seperti menggunakan laser.

Dua pedangku sekarang berlumuran darah segar dan tubuhku juga sedikit terciprat percikan darah.

Aku menyimpan dua mayat serigala kedalam dimensi penyimpananku, aku sudah mengerti cara menggunakannya, cukup dengan membayangkan nama skill itu dalam fikiranku dan itu akan muncul sebuah portal dimensi transparan di depanku, rasanya seperti memasukkan sesuatu ke ruang kosong.

Aku berlari lagi melanjutkan perjalananku tetap dengan mengaktifkan beberapa skill yang berguna, terutama terus mengaktifkan skill Detection untuk memeriksa kalau ada serigala lagi atupun jenis monster lain

mungkin aku akan langsung kelelahan dan pingsan kalau aku hanya manusia biasa tanpa kekuatan magis, kekuatan magis membuat perbedaan yang signifikan, aku tak tau berapa kilo jarak yang sudah aku lalui saat ini, yang menjadi prioritas dalam fikiranku sekarang adalah terus berlari sampai menemukan desa terdekat atau mungkin bertemu dengan seseorang.

Belum menemukan orang ataupun sebuah desa justru sekarang aku malah menemukan gerombolan serigala lagi, sekitar tigaratus meter ke depan terlihat segerombolan

Dengan menggunakan kombinasi kemampuan deteksi dan peningkatan persepsi aku dapat melihat berapa jumlah segerombolan serigala itu, itu sekitar di angka seratusan, cukup banyak juga, mungkin mereka satu koloni juga, lalu aku melihatnya dengan kemampuan identifikasi itu, itu sekitar di level dua puluh untuk level tertingginya.

Aku terus berjalan mendekat untuk mengamati, sepertinya mereka sedang berpesta memakan hewan yang mirip dengan seekor rusa.

Aku belum memutuskan untuk melawannya atau tidak, kerena melihat dari jumlah angka itu rasanya terlalu beresiko juga, tapi sayang juga kalau tidak membunuhnya, menyia-nyiakan kesempatan menaikan level dengan monster sebanyak itu.

"Ah... terserah lah, aku bisa kabur kalau semakin merepotkan"

setidaknya aku punya kemampuan yang bisa membuatku berpindah tempat secara instan, kemampuan yang juga bisa di gunakan untuk menjadi seorang pecundang.

Aku mengaktifkan semua kemampuan yang aku butuhkan dan memperkuat tubuhku dengan sihir, sambil memegang pedang di kedua tanganku, mungkin lebih menguntungkan kalau aku sudah bisa menggunakan sihir elemen, aku bisa memberikan serangan kejutan dari jarak jauh.

[ Perception ]

[ Prediction ]

"wuush...."

Aku melesat cepat ke arah gerombolan serigala itu, mengayunkan kedua pedangku secara diagonal dan vertikal, serangan pertama berhasil membunuh empat serigala sekaligus.

" grrr... ggrrrr...."

"grrr...."

semua serigala menatap ke arahku dengan penuh intimidasi, semua mengelilingiku dari segala arah, melesat dan melompat ke arahku hampir secara bersamaan.

Menggunakan kombinasi persepsi dan prediksi aku menusuk serigala pertama yang melompat ke arahku, menusuk, menebas, dengan gerakan memutar, dengan segala bentuk serangan menggunakan skil berpedangku sambil memegang kedua pedang di tanganku aku membunuh semua serigala yang mengarah kepadaku,

[ Intimidation ]

Aku memberikan aura Intimidasi untuk mengurangi jumlah serigala yang masih punya keinginan untuk bertarung, sebagian besar serigala meninggalkan lokasi, itu sekitar di angka dua puluhan yang terintimidasi, sekitar tiga puluh serigala masih tetap bertahan, mereka benar-benar tak takut mati.

"cih... ini sangat merepotkan"

meskipun aku belum merasa kelelahan, tapi rasanya aku ingin segera menyelesaikan pertarungan ini.

Aku menaikan intensitas serangan dan mempercepat gerakanku, mengulangi pola serangan seperti sebelumnya, aku menusuk, menebas dengan semakin brutal, sesekali melakukan gerakan menghindar dari serangan serigala dan memberikan serangan balik dari titik buta.

Setelah beberapa saat berungkali melakukan serangan dan pertahanan akhirnya aku bisa menyelesaikan pertarungan, dengan ini mungkin membuat levelku naik juga.

"Huuuh..." aku menghela nafas karena merasa sedikit kelelahan secara mental, maklum ini pertarungan pertamaku secara nyata melawan sekumpulan serigala, sensasinya jelas berbeda daripada sekedar sebuah game Virtual meski dengan efek serealistis apapun.

Aku istirahat sejenak sambil memulihkan energi sihirku, merebahkan tubuhku dengan telentang di samping bangkai-bangkai serigala yang belum sempat aku masukkan ke dalam penyimpananku.

Melihat kondisiku sekarang, kedua pedangku penuh dengan darah bekas pertarungan, begitu juga dengan seluruh tubuhku yang di beberapa bagian terkena cipratan darah, itu karena sejak awal aku hanya memakai celana pendek usang sebatas lutut sehingga darah segar langsung menempel di beberapa bagian tubuhku ketika pertarungan, rasanya sangat lengket dan menjijikan, apalagi dari sudut pandang orang lain mungkin aku akan terlihat seperti seorang pembunuh berdarah yang sadis.

"Kyaaaaa.... toloooong, toloooong" tiba-tiba terdengar suara teriakan ketika aku baru saja beristirahat.

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

jelasin dulu woi ingatan apa itu

2024-02-02

1

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

oke👁👄👁

2024-02-02

1

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

arshail, terdengar seperti nama orang arab

2024-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!