Tanpa memperdulikan kondisiku yang masih merasa lelah dan tubuh yang berlumuran darah aku berlari menuju sumber teriakan.
Dengan mengaktifkan Skill deteksi aku melihat apa yang terjadi dari arah sumber suara berasal, terlihat seorang gadis muda berambut hitam sedang melawan segerombolan serigala berwarna perak, itu sekitar sepuluh ekor serigala yang sedang mengelilinginya, membuat dia semakin tersudut.
Sepertinya itu gerombolan serigala yang kabur dari pertarunganku sebelumnya, aku ingat ada sekitar dua puluh serigala yang kabur karena skill intimidasiku, dan mungkin juga sekitar sepuluh serigala itu terpencar lalu kebetulan bertemu dengan gadis itu, kalau benar begitu kejadiannya maka aku harus bertanggungjawab untuk menolongnya, karena aku membiarkan sebagian serigala kabur jadi itu mungkin akan menyerang seseorang yang di temuinya, seharusnya aku menghabisi semua serigala yang ada kalau itu akan berakibat seperti ini, ini juga di luar prediksiku, setidaknya aku harus meminta maaf dengan gadis itu setelah aku memenggal semua kepala serigala yang ada.
Gerakan kakiku sekarang sudah lebih terasa fleksibel dan semakin cepat, mungkin itu karena aku sudah mengalami kenaikan level.
"Slaash..."
"Slash..."
Dengan dua tebasan kejutan dari belakang mengarahkan tebasan pedangku langsung ke bagian leher, empat serigala mati dengan terpenggal rapi, sisa enam serigala lain langsung mengalihkan tatapannya ke arahku, meninggalkan fokusnya dari gadis itu yang masih duduk bersandar ketakutan dengan posisi tangan menutupi mukanya dan punggungnya yang sudah menempel ke pohon besar di belakangnya, dia benar-benar berada di posisi yang tersudut.
Tapi entah kenapa enam serigala yang tersisa hanya menatapku saja dan tidak menyerangku secara langsung, sepertinya insting dari serigala itu masih merasakan efek dari skill intimidasiku sebelumnya, dan sekarang serigala-serigala itu mewaspadaiku, ini seperti insting entitas yang lemah dapat merasakan entitas yang lerbih kuat.
"Slash..."
"Slaash..."
Tanpa memperpanjang tempo lagi sebelum mereka kabur ketakutan aku langsung melancarkan tebasan pedangku secara beruntun yang terfokus pada bagian leher, tiga tebasan pedang yang hanya menggunakan kecepatan normal langsung menjatuhkan enam serigala dengan kepala terpotong rapi, ini jelas sebuah pertarungan yang berat sebelah dengan sebuah clean sheet tanpa adanya respon serangan balik.
Aku mengalihkan pandanganku dan menghampiri gadis itu yang masih membeku ketakutan di bawah pohon.
"Hei, sekarang kamu bisa membuka matamu" tegurku kepadanya yang masih saja menempelkan kepala di lututnya dengan kedua tangan menutupi mukanya juga.
"Ibu.... maafkan aku" aku tak mengerti, sekarang dia malah meracau tak jelas.
"Hei....ini sudah selesai" teriakku dengan sedikit keras untuk menyadarkannya.
dengan masih di posisi duduknya perlahan dia membuka matanya lalu mengarahkan pandangan kepadaku.
"Aaaah... tolong, to-tolong jangan bunuh aku" kenapa situasinya menjadi seperti ini, bahkan aku tidak mengaktifkan skill intimidasiku atau mengeluarkan aura membunuh.
"Ah... tunggu, kamu salah faham" ucapku kepadanya untuk klarifikasi.
Mungkin ini gara-gara penampilanku sekarang, dengan hanya memakai celana pendek yang sudah robek, tubuh penuh darah merah segar dari serigala dan pedang di kedua tanganku, dari perspektif orang lain mungkin aku sudah terlihat seperti seorang pembunuh kejam, dengan bukti seorang gadis di depanku sekarang yang merasa ketakutan.
"Aku tidak akan membunuhmu" ucapku sambil memasukkan kedua pedangku ke penyimpanan dimensi.
"Justru aku yang menolongmu, lihatlah semua serigala yang menyerangmu sudah mati" kataku untuk meyakinkannya lagi.
Sekarang dia terlihat lebih tenang dan mengalihkan pandanganya ke tempat semua serigala yang sudah mati.
"Terimakasih karena sudah menolongku, dan maaf karena sudah salah faham" ucapnya dengan sedikit menundukkan kepala.
"Ya, tak masalah"
Dari penampilannya berambut hitam panjang dengan kuncir kuda, untuk umur mungkin hampir sama dengan umurku saat ini, mungkin sekitar lima belas sampai tujuh belas, matanya berwarna coklat amber dengan wajah kalem di tambah kulitnya yang putih, jujur saja dia terlihat cukup cantik di mataku, di tambah tubuhnya yang juga terlihat tinggi proporsional sesuai umurnya, menggunakan celana hitam dengan atasan kaos putih dengan model lengan puff, kesannya sederhana dan cantik, mungkin aku akan langsung merekrutnya seandainya aku menjadi agensi model.
"Anuu... Hello"
"Ah maaf, aku sedikit melamun"
"Ya, tidak apa-apa"
"Aku Vans, Boleh aku tau namamu?" Tanyaku untuk sedikit mencairkan suasana.
"Namaku Livia, orang biasa memanggilku Livi"
"Ahhh bungaku... bunga yang aku kumpulkan" tiba-tiba dia berlari ka tempat bunga-bunga yang berserakan.
Sepertinya dia disini untuk mengumpulkan bunga, terlihat beberapa bunga sudah rusak dan berserakan di sekitar tempat aku bertarung dengan serigala tadi, dan tak jauh juga dari tempat itu terlihat sebuah pedang yang patah, sepertinya dia juga mematahkan pedangnya ketika melawan serigala yang menyerangnya.
"Livi, aku minta maaf mungkin karena aku serigala-serigala itu menyerangmu, dan juga merusak bunga yang kamu kumpulkan"
Setidaknya aku siap memberikan kompensasi kalau dia memintanya, sekaligus memberikan ganti rugi pedangnya yang juga patah.
"Kenapa itu malah menjadi salahmu, bukankah justru kamu yang menolongku, dan itu juga salahku sendiri karena terlalu masuk ke dalam hutan "
Aku menjelaskan tentang kejadian pertarunganku melawan gerombolan serigala sebelumnya, dan membiarkan beberapa serigala kabur yang akhirnya malah menyerangnya.
"Begitukah... Yah tak masalah, toh akhirnya kamu juga menolongku" jawabnya dengan singkat tanpa mempermasalahkan lagi.
"Lalu kenapa penampilanmu juga terlihat seperti itu? sedikit menakutkan, apa itu juga karena melawan serigala? dan kenapa kamu bisa berada di tempat ini?" dia bertanya berurutan sambil melihat tubuhku.
Agak sulit menjawabnya, setidaknya aku akan membuat beberapa kebohongan.
"Mungkin sekarang aku sedang mengalami Amnesia"
"Amnesia.... apa itu?"
sepertinya di sini tidak ada istilah medis seperti Amnesia.
"Lupa ingatan.... tiba-tiba aku terbangun di hutan ini, aku tak tau kenapa tiba-tiba bisa berada di hutan ini, dan aku juga tak ingat sama sekali dengan kejadian sebelum aku berada disini "
Setidaknya ini jawaban terbaik yang aku punya, tidak mungkin aku menjawab dengan jujur, dan tak mungkin juga membuat alasan dengan ingatan dari tubuh ini ketika aku tak tau dimana lokasi hutan ini.
Sepertinya dia tidak bisa mencerna alasanku dengan baik dan masih diam tanpa memberikan pertanyaan lagi.
"Sudah.. sudah, gak usah di fikirkan, lebih baik sekarang apa kamu bisa menolongku?"
aku menyela agar dia tidak memikirkan alasanku sebelumnya dan agar tidak membuat pertanyaan yang lebih merepotkan, lagian saat ini aku benar-benar membutuhkan bantuannya.
"Minta tolong apa?"
"Pertama, tolong beritahu aku dimana sungai atau danau di dekat sini, setidaknya aku ingin membersihkan kotoran dan darah yang menempel di tubuhku"
"Ada sungai tak jauh dari sini, aku akan mengantarmu"
"Baiklah kita pergi sekarang"
"Tunggu, apa kamu mau meninggalkan semua bangkai serigala ini disini, ini bisa memancing monster lain juga datang ke tempat ini" katanya sambil menunjuk ke arah beberapa bangkai serigala.
"Oh ya.. aku lupa, kita simpan ini dulu sekarang" kataku sambi menyimpan bangkai serigala ke dalam sihir penyimpanaku, mungkin aku akan membaginya dengan Livi nanti.
"Ehh.." dia terkejut melihat aku menggunakan sihir penyimpanaku.
Mengabaikan keterkejutannya aku memintanya untuk segera menunjukkan jalan ke sungai terdekat.
Setelah sekitar dua ratus meter berjalan, terlihat sungai besar dengan airnya yang sangat jernih, sungai yang masih sangat terjaga alami dan murni tanpa tercampur seperti limbah pabrik.
"Aku akan menunggu di sana" kata Livi sambil menunjuk sebuah pohon besar tak jauh dari sungai.
lagian tak enak juga buatnya, seorang wanita yang menunggu pria yang sedang mandi.
"Daripada kamu menunggu disini, bisakah aku meminta pertolonganmu lagi, aku mohon, hanya kamu yang bisa menolongku untuk saat ini" memang saat ini hanya dia yang bisa membantuku, tak ada orang lain lagi.
"Apa itu?"
"Apa jarak dari sini ke kota cukup jauh?" aku memastikan terlebih dahulu, akan merepotkan kalau jaraknya terlalu jauh.
"Tidak, sekitar setengah jam dari sini untuk kembali ke kota" setengah jam dengan jalan kaki, satu jam untuk kembali ke sini lagi.
"Maaf merepotkanmu, tapi bisakah aku meminta tolong kepadamu untuk membelikanku sebuah pakaian di kota"
mungkin aku akan di anggap gila kalau masuk ke kota dengan penampilanku yang seperti ini.
Aku mengeluarkan tiga buah koin dari penyimpananku, sepertinya itu uang yang sudah di konversi oleh dewa dari uangku sebelumnya di bumi, aku mengeluarkan dan memberi tiga koin berwarna perak dengan nominal angka seribu di tiap koinnya.
"Tunggu... jumlah uang ini"
"apa itu kurang?" aku khawatir itu kurang karena aku belum tau nilai uang di dunia ini.
"Tidak... justru ini terlalu banyak, bahkan satu koin saja juga masih terlalu banyak" aku tak masalah kalau itu banyak, lebih baik daripada kurang kan.
"ini aku kembalikan dua koin, satu saja sudah cukup " katanya sambil memberikan dua koin kepadaku.
"Kamu bisa menunggu di sini saja, aku akan kembali kesini secepatnya"
"Terimakasih, apa kamu tak masalah kembali ke kota sendiri?" aku sedikit khawatir kalau ada serigala atau monster lain.
"enggak masalah, kalaupun ada monster mungkin hanya pada kondisi tertentu seperti tadi"
Setelah itu dia pergi, sedangkan aku melanjutkan urusanku untuk membersihkan tubuhku di sungai.
Ketika melihat pantulan bayangan tubuhku, jelas sekali bahwa tuhan sudah meregenerasi tubuh ini menjadi lebih baik, tubuh putih berotot di tambah wajah yang terlihat cukup keren dan tampan, di padukan dengan rambut berwarna putih dan mata biru safir.
Semoga jiwa asli pemilik tubuh ini tidak marah karena aku mendapatkan tubuh dan ingatannya, lagipula ini juga bukan sepenuhnya salahku, ini jelas salah dewa yang mengirimkanku ke dunia ini.
Rasanya tubuhku lebih terasa segar setelah mandi, rasa Lengket dan bau darah juga menghilang dari tubuhku.
Dan juga setelah hampir satu jam akhirnya Livi kembali, terlihat dia membawa sebuah pakaian untukku, aku bersyukur dia benar-benar menolongku dan tidak menipuku.
Aku langsung keluar dari sungai dan berjalan menghampiri Livi.
Tapi entah kenapa dia langsung memberikan pakaianku, dan langsung meninggalkanku begitu saja dengan wajah yang terlihat memerah.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Ah...sial, aku lupa" aku lupa menutupi Excalibur milikku, padahal aku baru saja meminta maaf kepadanya, tapi aku malah membuat kesalahan yang lebih besar lagi.
Aku segera mengenakan pakaianku dan pergi ke tempat Livi menunggu.
"Apa kita pergi ke kota sekarang?" tanyaku kepada Livi yang masih menundukan wajahnya.
"Ah..ya, i-ini uang kembaliannya" berkata sambil menyerahkan banyak koin kepadaku.
"Enggak masalah, itu buatmu saja"
"Uang itu terlalu banyak buatku"
"Anggap saja itu sebagai bentuk terimakasihku untukmu, dan juga kedepannya mungkin aku akan meminta pertolonganmu lagi, jadi kamu bisa menyimpan uang itu untuk dirimu"
"Baiklah, aku akan menerimanya"
Aku masih punya banyak koin di dalam penyimpananku, kalau hanya satu koin itu tidak akan mempengaruhi keuanganku, bahkan aku akan memberikan beberapa koin lagi kalau dia memintanya, tapi aku rasa dia bukan tipe gadis yang serakah.
"Oh ya Vans, bagaimana dengan mayat serigalanya?"
"Kenapa? apa kamu menginginkannya?"
Aku bisa memberikan setengah bagian dari serigala yang sudah aku bunuh yang sekarang ada di penyimpananku.
"Bukan.. bukan itu, aku tak memintanya, mungkin aku bisa membantu untuk membongkar dan membedah dagingnya, di dalam mayat serigala juga ada kristal sihirnya, kamu bisa mendapatkan harga lebih ketika kamu menjual dengan kondisi sudah mengeluarkan kristal sihirnya dan membedah material monster dengan terpisah" Dia menjelaskan dengan singkat kepadaku, tetap saja masih ada hal yang belum aku fahami, kalau dalam game, ketika kamu selesai membunuh monster itu akan berubah menjadi drop item dengan otomatis.
"Baiklah... aku akan mengeluarkannya"
aku hanya mengeluarkan beberapa bangkai serigala, akan menghabiskan waktu kalau dia mengerjakan semuanya.
Aku duduk di dekatnya sambil melihat dia melakukan pekerjaannya, ini memang benar-benar keahliannya, terlihat seberapa cepat dia membedah bangkai serigala itu.
"Livi, kenapa mengumpulkan bunga di dalam hutan sendirian, apa itu sejenis hobimu"
Biasanya seorang gadis atau rata-rata wanita memang suka mengumpulkan bunga.
"Yang aku kumpulkan itu namanya bunga Crinum, aku mengumpulkan bunga itu untuk ibuku"
"Apa ibumu yang menyuruhmu?"
Bukankah itu berlebihan menyuruh seorang anak untuk mengumpulkan sebuah bunga di dalam hutan yang berbahaya sendirian.
"Bunga Crinum memiliki banyak sekali khasiat dan kegunaan, salah satunya seperti kelopak bunganya biasa di gunakan untuk membuat ramuan pemulihan energi dan ramuan penyembuhan tingkat tinggi, lalu inti sari bunganya bisa di gunakan untuk menyembuhkan penyakit organ dalam, dan kalau itu di jual, bunga Crinum mempunyai harga yang tinggi, sayangnya bunga Crinum hanya tumbuh setiap setahun sekali, pada satu musim saja, dan juga hanya bisa di gunakan ketika sudah mekar saja, biasanya hanya satu hari satu malam batas waktu bunga Crinum bisa di gunakan, dan sayangnya hari ini aku malah kehilangan bunga itu"
Aku tak tau mau merespon bagaimana karena ini sudah masuk ke dalam hal yang sangat sensitif, aku hanya diam tak mengajukan pertanyaan lain.
"Gak usah di fikirkan, yang sudah terjadi biar saja terjadi" dia berbicara ketika aku masih terdiam memikirkan beberapa hal.
"Nah ini sudah selesai" berbicara sambil memperlihatkan pekerjaannya yang sudah selesai, sepertinya itu cukup cepat.
Terlihat beberapa kristal sihir, daging, dan kulit yang sudah terpisah-pisah secara rapi, aku langsung memasukkan semua sekaligus ke dalam penyimpananku.
"Baiklah, semuanya sudah selesai kan?"
Aku berdiri sambil meregangkan tubuhku.
"Ya, kita bisa kembali ke kota sekarang"
Aku berjalan bersama Livi dengan dia sebagai pemandu jalannya, kita berjalan sambil membicarakan banyak hal tentang kota pertama yang akan aku datangi di dunia ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
☠zephir atrophos☠
excalibur gak tuh
2024-02-02
0
FLox
Ini memang typo atau memang disengaja. Soalnya aku liat sebelumnya dialog yang kamu pakai yang harusnya pakai huruf p jadi f. coba kamu fikirkan. faham. Hmm.. nanti gk lama pake v lagi nih 🗿. Aku gk habis vikir wkwk.
2024-01-14
1
𒆜𝑾𝒆𝒍𝒂𝒔 𝑨𝒔𝒊𝒉❥
semangat yaa.. /Joyful/
2024-01-01
1