Siang itu, Valery Arnold maupun Jeffry Sean akan menghadiri pameran berlian di sebuah mall terbesar di kota Jakarta. Lagi lagi Valery sangat kesal dengan jalanan yang sangat macet. Ia bersama Tara menuju kesana.
"Mengapa bu Vale tidak mencari supir saja?" tanya Tara.
Valery menghela nafasnya. "Akan aku pikirkan, selama ini aku memang mulai lelah mengendarai mobilku sendiri. Apalagi jalanan kota Jakarta selalu saja macet membuat kakiku sering kram." jawabnya.
Tara kasihan pada atasannya yang cantik itu. Ia sangat sibuk dengan pekerjaannya tanpa memikirkan kehidupan pribadinya.
"Bu Vale, boleh aku bertanya. Tapi jangan marah ya?" ujar Tara ragu.
"Katakan saja Tara, kau bersamaku sudah hampir 5 tahun, kau sekertaris terlama yang aku punya." jawab Valery.
"Mengapa bu Vale tak mencari pasangan hidup? Bukankah umur ibu sudah mencapai 30 tahun." tanya Tara.
Valery terkekeh. "Aku sama sekali tak pernah memikirkannya Tara, bahkan untuk bertemu klien pun rata rata sudah berkeluarga kan? Bagaimana aku bisa bertemu pria lajang di sela kesibukanku?"
Tara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Apa bu Vale ingin melakukan kencan buta? Aku bisa melakukannya." tanya Tara lagi.
Valery menggeleng dengan cepat. "Aku tak ada waktu buat itu. Nah kita sudah sampai. Kita belum terlambat di acara itu kan?" ujar Valery mengalihkan pembicaraannya.
Tara mengangguk. "Sepertinya belum terlambat."
Keduanya turun dari mobil dan masuk ke mall menuju acara pameran tersebut.
*****
Jeffry Sean bersama Ramon masuk ke mall untuk menghadiri pameran berlian tersebut. Saat baru sampai di pintu masuk, Ramon menarik Jeffry.
"Apaan sih Mon?" tanya Jeffry terkejut saat tangannya ditarik.
"Kau lihat wanita disana." ujar Ramon sambil menunjuk dengan mulutnya.
Jeffry mengikuti arah petunjuk Ramon, ia mencari cari wanita yang Ramon maksud. "Disana banyak sekali wanita, yang mana maksudmu dan kenapa?" tanya Jeffry.
"Aku tanya padamu, diantara wanita yang kau lihat disana adakah wanita yang berbeda dengan kecantikan dan penampilannya?" tanya Ramon balik.
Jeffry mulai memperhatikan satu per satu, dan disanalah ia menemukan satu wanita yang seperti berlian diantara pasir. Wanita elegan dengan rambut yang digelung rapi, menggunakan setelan kerja biru yang sangat cantik. Hati Jeffry tiba tiba berdesir hebat melihatnya. Ia menutupi perasaannya yang tiba tiba dengan berbohong.
"Aku tak melihatnya." jawab Jeffry.
"Pria lajang sialan." ujar Ramon. "Kau perhatikan wanita berbaju biru itu. Ia adalah wanita yang aku maksud tadi pagi saat di kantor kita bicara."
Jeffry menyipitkan matanya. Ia belum paham apa yang dimaksud Ramon.
"Jeff bodoh, wanita itu pemilik PT. Berlian Indah." ujar Ramon.
Jeffry membelalakkan matanya, ia sangat terkejut. Pemilik perusahaan itu memang sangat cantik, dan menurut Jeffry ia masih berumur dibawahnya. Jeffry menelan ludahnya, ia membasahi tenggorokannya yang terasa mengering.
"Ayolah kita masuk nanti terlambat, kau sangat jeli jika melihat wanita cantik." ujar Jeffry.
"Kau tidak pernah tahu rasanya jatuh cinta Jeff, secantik apapun wanita diluaran, aku tetap mencintai istriku. Tak ada yang bisa menggantikan posisinya dihatiku." jawab Ramon.
"Kau terdengar sangat menjijikan Ramon." ujar Jeffry dan meninggalkan Ramon.
*****
Acara tersebut berlangsung sangat lama, sampai pada akhirnya pelelangan di mulai. Jeffry semakin tidak fokus pada pameran saat berada di dekat wanita tersebut. Jantungnya terus saja berdebar dengan keras, saat wanita itu tersenyum dan tertawa dengan wanita di sebelahnya. Ia terus memandangi wajahnya. Wanita itu seperti porselen antik dan sangat cantik.
"Woy...kau melamun terus Jeff. Dari tadi aku bertanya, kau minat berlian yang mana?" ujar Ramon.
"Hah...kenapa?" tanya Jeffry.
"Kau kenapa sih?" tanya Ramon.
"Aku menginginkannya." jawab Jeffry tanpa sadar.
Ramon mengikuti pandangan Jeffry, lalu terkekeh. "Sudah aku duga kau akan menyukainya. Dan kabar baiknya wanita itu masih lajang Jeff." ujar Ramon.
"Kau mulai bergosip. Tapi jujur, baru kali ini aku merasakan terpaku pada seorang wanita. Dan wanita yang membuatku terbuai malah saingan berat perusahaan kita." kata Jeffry terkekeh.
"Kejarlah, sebelum orang lain mendapatkannya. Kapan lagi kau akan mendapatkan pasangan Jeff. Aku sudah muak dengan emosimu yang tak terkendali pada adikmu dan perusahaan. Untuk apa memiliki banyak uang jika tak memiliki pasangan." kata Ramon.
"Terkadang kau sangat berlebihan menanggapi sikapku Mon, aku sama sekali tak tertarik dengan berlian hari ini. Lebih baik kita pulang saja sekarang." ujar Jeffry.
"Kau tak tertarik berlian, karena berliannya sudah kau temukan." goda Ramon.
Jeffry menendang kaki Ramon. Lalu beranjak dari pameran tersebut menuju mobilnya.
*****
Jeffry tak bisa berkonsentrasi saat bekerja, ia terus saja terbayang bayang wajah wanita cantik itu. Namanya adalah Valery Arnold, setelah Jeffry mencari tahu tentang perusahaan itu. Ia tak menyangka jika wanita itu masih lajang dan membangun perusahaannya sendiri. Jeffry sempat membaca artikel tentang perusahaan tersebut. Disana memang sudah ada info tentang wanita hebat dibalik kesuksesan perusahaan PT. Berlian Indah.
Jeffry bahkan mencari cari tahu tentang pria yang pernah dekat dengan wanita tersebut, tapi selama 10 tahun belakangan ini, memang Valery sama sekali tak pernah terlihat dengan satu pria pun.
Siapakah dirimu Valery Arnold? tanya Jeffry dalam hatinya.
Ia kembali menatap laptopnya dan lagi lagi ia sama sekali tak bisa berkonsentrasi. Jeffry menutup laptopnya dengan kasar. Ia menghubungi Ramon.
"Bisakah kau menemaniku malam ini minum?" tanya Jeffry.
"Kau kan tahu, aku berhenti minum setelah memiliki istri Jeff." jawab Ramon.
"Aku tak menyuruhmu ikut minum Mon, aku hanya minta ditemani. Tapi jika kau tidak bisa aku akan pergi sendiri." ujar Jeffry lalu menutup ponselnya.
Jeffry mengambil jaket dan kunci mobilnya. Ternyata diparkiran Ramon sudah menunggunya. "Aku pikir kau sudah pulang." ujar Jeffry.
"Aku asistenmu Jeff, masa atasanku belum pulang, aku pulang duluan." jawab Ramon.
"Jadi?" tanya Jeffry.
"Aku akan menemanimu tapi aku tak bisa lama, istriku sedang hamil muda Jeff. Kau kan tahu itu." ujar Ramon.
Jeffry menghela nafasnya. "Kau benar, aku tak memikirkanmu. Lebih baik kau pulang saja, aku bisa sendiri."
Tapi Ramon malah ikut masuk kedalam mobilnya. "Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Ramon.
"Entahlah, aku hanya ingin minum sekarang." jawab Jeffry.
"Ayo jalan." ajak Ramon.
Jeffry terkekeh, Ramon memang sahabat terbaiknya saat ini. Mereka menuju kelab malam terkenal. Sudah biasa pelayan mengantar mereka ke ruang VIP kelab. Jeffry mulai menegak minumannya. Ia sama sekali tak bisa menghilangkan bayangan wajah Valery apalagi saat ia tertawa.
"Kau berlebihan Jeff, ini tidak baik." ujar Ramon sambil mengambil botol minuman dari tangannya.
"Biarkan aku minum lagi Mon. Aku ingin mengenyahkan wajah itu dari pikiranku." ujar Jeffry.
Ramon menyipitkan matanya, lalu ia tertawa terbahak bahak. "Ya Tuhan, ternyata masalahmu karena pemilik perusahaan PT. Berlian Indah itu. Kau jatuh cinta pada pandangan pertama Jeff."
"Omong kosong, tak ada cinta dalam hidupku. Kau diamlah, jika masih ingin hidup." ancam Jeffry.
"Aku tidak takut ancamanmu Jeff. Akuilah kau memang sedang jatuh cinta. Kau tampan dan juga kaya, sangat mudah bagimu mendekati wanita itu." jawab Ramon.
Jeffry menegak minumannya lagi. "Aku tak mengerti ada apa denganku Mon, yang jelas sejak dari mall tadi, aku tak bisa berpikir. Wajah wanita itu selalu muncul dibenakku."
Ramon menepuk punggungnya. Ia tahu, ini perasaan pertama kali bagi Jeffry. Jadi pria itu belum mengetahui apa yang ia rasakan saat ini.
"Berhentilah minum Jeff, besok kau ada meeting dengan direktur perusahaan pertambangan berlian hijau itu. Bagaimana jika kau mabuk dan tak bisa bertemu dengannya? Aku akan membantumu mendapatkan wanita cantik itu." ujar Ramon.
Jeffry hanya tertawa mendengar perkataan Ramon. Malam pun semakin larut, akhirnya Ramon mengantarkan Jeffry pulang kerumahnya.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BETUL MON, VALERY LBH INDAH DARI BERLIAN MNAPUN..
2023-11-14
2
Sulaiman Efendy
GOOD RAMON..
2023-11-14
2
Mbak Ind
mon....???emon..????
2022-11-29
2