Mellisa pov :
Aku merasakan tubuhku melayang, tunggu... Aku bukan melayang tapi aku... Terjatuh!!? Dengan cepat aku langsung membuka mataku. Aku berada didalam air dan semakin jatuh kebawah seolah sesuatu menarikku dengan kuat. Tapi ini terasa begitu aneh, aku bisa bernapas... Walau dalam air?! Itu tidak masuk akal.
Baiklah ini hanya mimpi, jadi aku menutup mataku kembali, karena mungkin itu akan membuatku terbangun. Tiba-tiba tubuhku menghantam sesuatu membuatku refleks membuka mata.
Yang kulihat hanya langit yang cerah dengan burung-burung yang beterbangan. Aku mendudukkan tubuhku dan aku berada disebuah padang rumput.
Aku mengedarkan pandanganku kesegala arah untuk mencari sesuatu atau mungkin seseorang.
Disana, tidak terlalu jauh dari tempatku berada ada 2 orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Mungkin umur mereka sekitar 6 atau 7 tahun, tapi anak perempuan itu lebih muda daripada kedua anak laki-laki itu. Aku berjalan mendekati mereka, aku baru sadar kalau aku tidak memakai alas kaki apapun dan hanya menggunakan gaun putih selutut. Aku memanggil-mangil ketiga anak itu namun tak seorang pun yang mendengar, mereka hanya bermain dan tertawa. Aku mencoba menyentuh salah satu anak namun tanganku menembus tubuh mereka
Apa-apaan ini? Aku sudah mati?!
Dari balik tubuhku, terdengar suara seorang wanita yang memanggil anak-anak itu. Ketiga anak itu langsung berlari menghampiri wanita cantik tadi dan menembus tubuhku. Saat aku ingin mengejar mereka, awan menjadi gelap dan petir dimana-mana.
Kini aku berada disebuah tempat yang kurasa adalah aula istana. Di lantai ada banyak sekali berceceran mayat dan lantainya digenangi darah. Apa yang sebenarnya terjadi disini? Siapa orang-orang ini? Kenapa mereka seperti ini? Sebenarnya aku ada dimana?
Kepalaku sangat sakit dan aku merasa mual. Dari suatu ruangan dilantai atas, aku mendengar suara-suara ribut. Aku langsung berlari keasal suara, disepanjang tangga dan koridor juga ada sangat banyak mayat. Didalam ruangan itu ada beberapa orang, aku melihat seorang wanita yang menggunakan gaun serba hitam dan juga memegang tongkat emas dengan kristal hitam diatasnya.
Didepan wanita itu, ada wanita cantik di padang rumput tadi dan disampingnya ada laki-laki yang mungkin berumur 40 tahunan, dan mereka memakai mahkota kerajaan. Mereka berdua berlutut di depan perempuan tadi dengan tangan terikat.
"saksikanlah pertunjukan saya, yang mulia lord" wanita serba hitam itu berbicara sambil sedikit membungkukan tubuhnya, apa maksudnya itu? aku tak mengerti.
"jangan menyentuh mereka sialan, hentikan jangan pernah menyentuh mereka" aku beralih ke seorang pria berteriak-teriak sambil terisak, sepertinya pria itu yang dimaksud dengan lord, aku tidak bisa melihat wajahnya dan hanya melihat punggung bersayapnya, tanduk dan ekor.
Di belakang pria yang dipanggil lord itu juga ada seorang pria lainnya dan seorang gadis. Ketiga orang itu terikat dan dikelilingi beberapa pria yang memegang tombak dengan ujung runcingnya itu mengarah ke ketiga orang tadi.
Ini membuatku binggung, sebenarnya ada apa? Kenapa aku disini? Dan siapa orang-orang ini?
"hahaha teruslah memohon seperti itu lord, aku menyukainya" wanita itu tertawa menggelegar, ia mengangkat tongkat emasnya lalu mengayunkan secara horizontal didepan wanita dan pria yang berlutut dihadapanya.
"kini kutukanmu dimulai ahahah..." bersamaan dengan itu kepala kedua orang itu terputus dari tubuh mereka.
"aa.. Huh.. Huh.. "
"ada apa? Kamu bermimpi buruk?!" aku melihat Leria duduk didepanku dengan wajah cemas.
Pov end\~\~
Mellisa langsung memeluk Leria sambil sedikit terisak, dan gadis yang dipeluk itu hanya bisa mengusap punggungnya tanpa tau harus berkata apa untuk menenangkan.
Setelah beberapa saat dan Mellisa mulai tenang, Leria munyuruhnya kembali tidur karena badan Mellisa agak panas apalagi tadi dia baru saja pingsan.
...♣♣♣...
Mellisa mengerjapkan matanya, lalu membukanya secara perlahan, dia melihat Leria tidur dengan pulas disebelahnya, ah kepalanya berdenyut, berapa lama Mellisa tidur setelah bangun karena mimpi buruk tadi ya?
Sepertinya masih malam karena hawanya sangat dingin, seluruh otot-otot ditubuhnya sangat kaku. Mellisa memutuskan untuk keluar dari tenda sebentar, kelihatannya api unggun juga masih menyala di luar. Mellisa keluar sambil terhuyung-huyung, ukh kepalanya masih saja berdenyut.
Saat sudah diluar dan dia mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk, Mellisa sangat kaget melihat sesuatu berdiri tepat didepannya. Sebenarnya bukan sesuatu tapi seekor dan dia tidak berdiri melainkan duduk atau mungkin tidur(?)
Ah entahlah, hewan itu sepertinya serigala namun ukurannya 3x atau mungkin 4x lebih besar dari ukuran serigala biasa, eum Mellisa juga pernah melihat kaum werewolf dalam wujud wolfnya, tapi ini lebih besar dari mereka. Bulu hewan itu berwarna silver keseluruhan dengan sebuah pola emas dikeningnya, Mellisa tidak tau bentuk apa itu, tapi itu kelihatannya sangat cantik.
Matanya berwarna biru langit cerah di siang hari, mata itu terus menatap ke manik mata cokelat Mellisa. Seharusnya Mellisa berteriak kan!? Didepannya ada hewan besar bertaring runcing dan bercakar tajam, hewan itu bisa saja mengoyak dagingnya atau memakannya hidup-hidup. Namun alih-alih berteriak, Mellisa malah mendekati serigala itu dengan perlahan.
"hei apa kau tersesat? Sedang apa kamu sendirian disini?! Inikan sudah malam" kata Mellisa lembut dan tangannya terulur perlahan ingin menyentuh kepala si serigala.
Serigala itu mendengus keras membuat Mellisa kembali menarik tangannya. Adrenalin gadis itu berpacu semakin kuat, jantungnya berdetak kencang, namun keinginan untuk menyentuhnya lebih besar mengalahkan rasa takutnya.
"tenanglah aku tidak akan menyakitimu, lihat!? Aku tak punya apapun untuk melukaimu" kata Mellisa, kembali mengulurkan tangannya.
Serigala besar itu mendengus sekali lagi lalu menundukkan kepalanya, memberi akses pada Mellisa untuk menyentuhnya. Dengan senang hati Mellisa melakukannya. Saat tangan Mellisa mengusap kepala serigala itu lembut, hewan itu mendengkur pelan menikmati sentuhan Mellisa.
"cantik sekali" gumam Mellisa dan tentu saja hewan itu dapat mendengarnya, si serigala hanya menggoyangkan ekornya.
Mellisa sedikit terkekeh lalu duduk di samping serigala itu, lalu menyenderkan punggungnya di atas tubuh hewan besar itu yang dipenuhi bulu-bulu silver yang sehalus sutra.
"aku akan menamaimu Queen karena kamu sangat cantik" kata Mellisa semangat, serigala yang kini namanya Queen itu hanya memasang wajah pasrah.
"kamu tau, aku bermimpi buruk tadi" Mellisa mulai menceritakan mimpi buruknya dengan lesu sambil menatap api unggun.
Queen kelihatannya tertarik mendengar perkataan Mellisa. Mellisa hampir menangis lagi saat menceritakannya, Queen melingkarkan ekor panjangnya di pangkuan Mellisa, mungkin maksudnya ingin memeluk Mellisa. Queen juga membaringkan kepalanya di dekat Mellisa. Entah dorongan dari mana, namun Mellisa ingin terus mengusap kepala serigala itu.
"kamu tau tidak, melihat bulumu membuatku mengingat seorang pria. Rambutnya juga berwarna silver, dia sangat dingin dan arogan, kamu pasti tidak akan suka bertemu dengannya, pria yang menyebalkan! Tapi dia agak tampan, kupikir aku ingin berteman dengannya tapi... Ouh Jack" cerita Mellisa yang panjang itu langsung terpotong karena kedatangan kelinci putihnya, Queen mengeram.
"Jack lihat, kita punya teman baru walaupun aku tak yakin kalian bisa dekat karena ukuran kalian kan sangat berbeda" setelah mengatakannya, Mellisa menguap lalu lebih menyamankan posisinya ditubuh Queen.
"good night Queen, good night Jack" gumam Mellisa pelan lalu mulai terlelap dengan Jack dipelukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments