4 Tahun kemudian..........
Lucius saat ini sudah berumur 4 tahun, setelah 4 tahun lamanya Lucius tentunya memahami secara garis besar tentang dunia apa ini, goa apa ini, dimanakah sebenarnya Lucius tinggal dan hal lainnya.
Lucius saat ini sedang di tinggal sendirian di goa, karena orang tuanya saat ini sedang berburu untuk makan, dan tentunya untuk mencari stok air dan kebutuhan lainnya.
Lucius sempat berpikir orang tua seperti apa yang meninggalkan anaknya sendirian di dalam sebuah goa, ya walaupun goa tersebut terlihat aman kondusif dan tidak ada masalah sama sekali.
Walaupun Lucius terkadang merasa bahwa di luaran sana sangat berbahaya, namun dia berusaha untuk berpikir positif thingking.
Lucius sama sekali belum pernah keluar dari goa, itu semua karena orang tuanya, melarang Lucius untuk keluar goa.
Alasan kenapa Lucius tidak boleh keluar goa, belum diberitahu oleh orang tuanya, Lucius terkadang penasaran akan hal tersebut.
Namun orang tuanya hanya memberitahu Lucius suatu saat mereka akan memberitahu semuanya.
Lucius waktu berumur 3 tahun mengiyakan semua ucapan orangtuanya itu, Lucius adalah anak yang sangat cerdas, dia dapat belajar semua hal dengan sangat cepat.
Bahkan orang tuanya saja kaget karena Lucius bisa belajar dengan cepat, mereka juga terlihat sangat bangga karena memiliki anak secerdas Lucius.
Lucius sekarang sedang berbaring dengan santai sambil mencerna beberapa hal.
"Tampaknya aku berada di dunia sihir dan pedang, awalnya aku cukup terkejut dengan semua keajaiban yang ada di sini, itu dulu pada saat aku baru lahir ke dunia ini."
"Aku sama sekali tidak tau apa nama dunia ini, yang hanya aku tau dunia ini tentang sihir dan pedang, aku bisa tau dari kebiasaan ayah dan ibuku."
"Tampaknya ayah dan ibuku itu pekerja keras, dan tampaknya mereka benar-benar bukan orang biasa karena jika aku memikirkannya lagi, ayah memiliki ilmu pedang yang tidak biasa, dan tampaknya dia juga memiliki postur tubuh yang bagus untuk bertarung."
"Di tambah ibuku yang memiliki sihir yang sangat hebat, dia dapat menyembuhkan segala luka, dan bisa memakai sihir cahaya, sisanya aku belum mengetahui sihir apalagi yang bisa dia lakukan."
"Tapi yang pasti dia tidak bisa sihir air, karena untuk air minum, mereka masih mengambilnya dari daerah terdekat disini, jika ibuku bisa memakai sihir air, untuk apa ibu dan ayahku mengambil air dari luar."
"Lupakan tentang hal itu, aku sekarang masing bingung, kenapa ketika aku lahir aku bisa mengerti bahasa mereka langsung, tanpa kendala ini sangat aneh, bagiku mereka seperti memakai bahasa ku, tapi aku yakin ini bukan bahasa di duniaku yang dulu."
"Hmmm masih banyak misteri tentang dunia ini, aku harus mengeskplornya nanti."
"Mungkin perlahan aku akan menanyakan semuanya pada orang tuaku, mulai dari kenapa tinggal disini, menjelasakan tentang dunia ini secara rinci, dan ada apa saja di luaran sana."
"Dunia ini rasanya sangat menarik, di tambah ada sihir dan ilmu berpedang, rasaya aku menggebu-gebu ingin mempelajari hal tersebut, walaupun sekarang aku bisa sudah mempelajari dua hal tersebut."
"Belajar tidak perlu di ajari, tapi melihat juga termasuk belajar."
"Tapi terkadang aku bingung dengan orang tuaku sendiri, kenapa mereka sama sekali tidak mengajariku tentang ilmu sihir maupun pedang? Apa aku masih berumur 4 tahun?"
"Hmm....tampaknya seperti itu ya walaupun aku tidak di ajari sihir ataupun ilmu berpedang, pada dasarnya aku bisa melakukan nya."
"Untuk sekarang aku bisa memakai jenis sihir apapun itu, sihir disini sangat mudah aku tinggal membayangkannya saja dan lalu keluar sesimpel itu, ya walaupun terkadang aku bisa kelelahan karena mungkin manaku terkuras habis."
"Tapi rasanya semakin aku sering belajar sihir dan ilmu berpedang, kekuatan fisik mana dan yang lainnya meningkat, buktinya aku bisa menciptakan bola air sebesar ini."
Lucius sambil berbaring sambil menciptakan sebuah bola air yang besar, mungkin 4 kali lebih besar darinya.
"Ini benar-benar sangat mudah." Ucap Lucius sambil menghempaskan sihirnya itu ke goa, dengan pelan.
Setelah melakukan sihir air, Lucius menggunakan sihir cahaya untuk mengeringkan tempat tersebut.
"Apa aku terlahir sebagai seorang citer disini? Aku merasa seperti itu karena orang tuaku ketika memakai sihir mereka seperti melakukan rapalan, namun rapalan nya tentu saja tidak di ucapkan, seperti dalam hati dan hanya bibirnya saja bergerak."
"Jika aku diberikan kekuatan yang spesial seperti ini sihir tanpa rapalan dan hanya menggunakan imajinasiku saja, rasanya sangat janggal."
"Mana mungkin aku bisa seburuntung ini, aku masih memiliki trust issue."
"Yah mungkin aku akan berpikir positif thingking lagipula aku Lucius bukan Adrian."
"Aku sudah terlahir kembali dan yah aku harus menjaga ini semua, aku tidak boleh lagi kehilangan semuanya."
"Aku akan berlatih menjadi sangat kuat agar aku tidak kehilangan lagi semuanya, karena dengan menjadi kuatlah seseorang bisa di hargai, dan bisa menjaga apa yang dia miliki."
"Baiklah saatnya latihan...." Lucius yang sangat bersemangat.
Lucius disini mengambil sebuah ranting yang diberikan oleh ayahnya, dia kemudian melapisinya dengan sihir cahaya, sehingga ranting itu dilapisi cahaya.
Lucius kemudian menggunakan sihir angin untuk menghempaskan daun ke dekat tubuhnya.
Dan kemudian Lucius menebas lima daun tersebut dengan cepat, dan tiba-tiba saja daun tersebut terbelah menjadi dua dengan halus.
"Ini cukup mudah." Ucap Lucius, dikehidupan sebelumnya Lucius merupakan anak yang cerdas, dia hanya sekali melihat saja bisa langsung hafal.
Itu adalah kelebihan Lucius di dunia lamanya, jika Lucius memiliki keberuntungan mungkin saja Lucius akan di nobatkan sebagai orang terpintar di negaranya.
Lucius tentunya masih mengingat kehidupan di masa lalunya, bahkan Lucius mengaplikasikan beberapa hal di dunia lamanya, kedunia baru.
Seperti belajar sihir, ilmu berpedang dan banyak hal lainnya, Lucius walaupun tinggal di goa selama 4 tahun tanpa keluar goa, dia sangat bahagia dan sangat senang, karena selama dia di goa dia belajar banyak hal.
Dan yah ketika dia berumur 4 tahun dia bisa seperti sekarang, tentunya Lucius belajar hal tersebut membutuhkan beberapa tahun.
Ketika dia bayi dia selalu memperhatikan ayah dan ibunya.
Lucius setelah latihan pedang dan sihir cukup lama ia pun beristirahat sejenak.
"Seharusnya ayah dan ibuku sebentar lagi pulang...."
"Aku benar-benar sangat penasaran, inikan goa seharusnya kalau ada goa seperti ini berarti aku tinggal di hutan, dan aku rasa seharusnya yah tempat ini jauh dari pemukiman, dan seharusnya tempat ini adalah tempat rahasia."
"Tapi kenapa orang tuaku bisa mendapatkan barang-barang ini, darimana mereka mendapatkannya, apa mungkin ada sebuah desa atau apa di dekat sini?" Lucius yang mengerutkan wajahnya karena dia merasa penasaran.
Sebenarnya dia ingin keluar dari sini tapi orang tuanya melarangnya, alasan nya tentu saja Lucius tidak tau, karena Lucius sudah beranjak 4 tahun dia ingin menanyakan tentang hal itu.
Secara kebetulan tiba-tiba saja orang tuanya kembali dari perburuan dan yang lainnya.
"KAMI KEMBALI LUCIUS..." Ucap mereka berdua penuh semangat sambil tersenyum lebar.
Lucius pun menyambut mereka berdua dengan senyuman.
"Selamat datang kembali ayah ibu..." Ucap Lucius yang menggemaskan.
"Ahhh luciusku......" Lyra yang lansung berlari dan memeluk Lucius dengan erat.
"IBU HENTIKAN IBU TOLONG INI RASANYA SESAK...." Ucap Lucius yang sesak karena di peluk oleh ibunya sangat kencang.
Lucius menatap ayahnya dan meminta bantuan ayahnya, namun seperti biasa sang ayah takut pada istrinya, Ronan menyilangkan tangan nya dan kabur dari situ, pura-pura tidak melihat apapun.
"Untuk apa menghentikan ibu, kau tau ibu tidak akan berhenti sampai ibu puas...." Ucap Lyra sambil menggesek pipinya ke pipi Lucius.
"Ibu....Aku sudah berumur 4 tahun ibu........"
"Ibu tidak peduli Lucius mau kamu berumur 1000 tahun juga kamu tetap anak ibu yang menggemaskan...."
"Ah sudahlah......." Batin Lucius dengan muka datar dan pasrah.
"Ah iya ibu aku hampir lupa........" Ucap Lucius
Yang tiba-tiba saja orang tuanya lansung terdiam dan menanggapi dengan kerutan wajah mereka, karena ini kali pertamanya Lucius mengeluarkan ekspresi seperti itu.
"Ada apa Lucius?" Tanya Ronan.
"Sebenarnya ada hal yang ingin aku tanyakan ibu ayah....." Lucius dengan raut wajah yang serius.
Ronan dan Lyra saling melirik satu sama lain dan kemudian menganggukan kepala.
Ronan dan Lyra mereka berdua mengetahui apa yang ingin di tanyakan anaknya tersebut, karena bagaimanapun juga mereka mengetahui bahwa anak mereka sangat cerdas, bukan seperti anak pada umumnya.
"Apa yang ingin kamu tanyakan Lucius?" Tanya Lyra yang serius juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Buang Sengketa
kasihan kau Adrian, tak bisa balas yang membully dan membunuhmu di bumi dulu jadi sampai mati terkutuk menjijikkan pun kau tak bisa balas perbuatan mereka..🤣🤣
2024-01-04
1
Buang Sengketa
beda tuhan dengan bumi mu Adrian. tuhan yang di alam ini kasihan sama kau yang mati terkutuk menjijikan di alam bumi
2024-01-04
1
Letitia
Makin penasaran
2023-12-31
1