Mati di ujung sebilah pisau (Bab3).

Seorang pemuda tampan berjubah putih itu duduk selonjoran kaki di atas sebuah kursi malas yang terbuat dari kayu rotan. sikap santai dan pemalasnya seperti sudah mendarah daging. dengan setengah terpejam dia terus menikmati cahaya mentari pagi diteras halaman rumahnya yang besar dan luas sambil sesekali ngemil kacang goreng serta kopi jahe sebagai minumannya.

Halaman rumah besar dan cukup mentereng ini selain sangat luas juga dipenuhi bermacam tanaman buah dan bunga warna- warni sehingga terlihat indah dan membuat hati setiap orang merasa nyaman serta betah berlama- lama di sana. nampak di antara tanaman ada beberapa orang tua yang sedang sibuk membersihkan dan merawat kebun bunga ini.

Jangan dikira rumah megah bertaman indah itu berada di daerah kota raja ataupun kadipaten, justru tempat ini sebenarnya terletak di suatu wilayah terlarang dan tersembunyi. bahkan orang- orang dari dunia persilatan yang terkenal sekalipun selain sangat jarang yang tahu dimana tempatnya, mereka juga harus berpikir berulang kali untuk berani datang ke sana.

Pemuda pemalas itu tidak sendirian di sana. seorang gadis jelita nampak duduk disamping kirinya sambil terus membaca dan menulis sesuatu dalam sebuah buku catatan tebal yang berada dipangkuannya. gadis jelita yang umurnya dua puluh tahunan ini nampak begitu anggun serta mempunyai semacam pancaran kewibawaan tertentu sehingga membuat orang lain merasa segan padanya. maka tidak salah jika dia diberikan nama nona 'Camar Anggun'.

''Ooh., jadi begitu yah akhir riwayat si 'Setan Pedang Pembunuh.? Whuuihh., tragis sekali nasib orang itu..'' celoteh gadis cantik manis berumur tujuh belasan tahun yang sibuk mengupas butiran telur puyuh rebus sebelum dia suapkan ke mulut pemuda pemalas yang berbaring disamping kanannya. di lihat dari gerak- geriknya yang lincah seperti burung dan lesung pipinya yang menarik, maka tidak salah juga kalau dia dipanggil sebagai nona 'Pipit Lincah'.

"Begitulah cerita yang kudengar dari mata- mata kita diluaran sana. disaat terdesak tanpa daya, wanita itu diam- diam mengumpulkan mahar harta yang banyak demi untuk dapat berlindung ke dalam partai 'Gapura Iblis'. kebetulan juga salah satu pimpinan mereka 'Sesepuh Bungkuk Mata Buta' sedang berniat membalaskan kematian dua orang anak buahnya yang tewas di ujung pedang si pembunuh bayaran itu..''

''Maka terjadilah kesepakatan. tanpa sepengetahuan rekan- rekannya, si Kunang- Kunang Mayat menyewa Setan Pedang Pembunuh melalui perantara orang lain. dia terpaksa berbuat demikian karena mahar uang yang dibutuhkan untuk melindungi satu nyawa saja sangat banyak hingga tidak cukup jika dibayarkan pada Gapura Iblis untuk mereka bersembilan. maka delapan orang lainnya mesti disingkirkan lebih dulu..'' terang Camar Anggun.

''Gadis itu selain licik juga rada gila. pada perantaranya dia berpesan agar si pembunuh bayaran nantinya menghabisi pimpinan Sembilan Binatang Buas disaat paling akhir. sebaliknya, dia bicara pada semua rekannya untuk berpura- pura menjadikan dirinya tawanan atau sandera agar dapat memecah perhatian lawan. perlu kau ketahui, semua anggota Sembilan Binatang Buas ini tunduk dan tergila-gila padanya..''

Pipit Lincah suka sekali melakukan gerakan jungkir balik diudara, sebelum jejakkan kedua kakinya ke tanah lalu mengatur pernafasan. ''Ceritamu ini meskipun menarik tapi rasanya agak sukar dipercaya. setahuku selain gadis licik itu, delapan orang anggota lainnya tidak pernah berhubungan, bahkan saling bersaing. lalu bagaimana mereka bisa bersatu dan membentuk Sembilan Binatang Buas.?''

Camar Anggun membalik beberapa lembar halaman bukunya. ''Delapan orang ini sama- sama lelaki bajingan yang suka paras ayu. walaupun gadis itu cuma memiliki sedikit sekali ilmu silat yang diajarkan para lelaki hidung belang pelanggannya, tapi dia punya otak licik, wajah cantik, tubuh menarik dan perilaku lemah lembut yang simpatik sehingga mampu memikat siapapun. dengan memanfaatkan semua itu, gadis bernama Lara ini sanggup mengendalikan delapan orang pelanggannya lantas membentuk 'Sembilan Binatang Buas'. hebatnya justru dialah yang menjadi pimpinan tanpa ada yang keberatan..'' terangnya sembari mengatur rambut hitamnya yang panjang dan harum.

''Yang juga jarang orang ketahui adalah, gadis itu memiliki ilmu mengubah wajah, hanya saja belum sempurna. kabarnya dia mampu berubah menjadi tiga macam. gadis muda, wanita dewasa juga perempuan setengah baya.malah aku menduga delapan orang kawannya sendiripun mungkin juga tidak mengetahui kemampuannya itu. diantara mereka yang paling rela di perbudaknya adalah si 'Tikus Kelabu Licik'. kedengarannya aneh bukan, mengingat orang tua ini cukup jago soal tipu muslihat..''

''Itu namanya hukum karma. suatu ketika orang licik dan munafik akan mampus ditelan tipuannya sendiri. Hii., hi.!'' gelak si Pipit Lincah lantas kembali bersalto jumpalitan diudara sambil memainkan beberapa jurus pukulan. gerakannya sangat cepat juga seringan burung pipit. ilmu meringankan tubuh gadis manis itu sangat tinggi. melihat tingkah Pipit Lincah, si pemuda pemalas cuma menghela nafasnya. ''Anak ini memang paling tidak bisa diam..'' gumamnya lantas tertidur.

''Tapi kakak Camar Anggun, bila kudengar dari ceritamu itu, aku rasa kematian orang ini cukup sepadan mengingat dia tidak pernah memilih calon korbannya. biarpun sasarannya adalah manusia baik- baik, asalkan harganya cocok juga pasti dihabisinya..'' ujar Pipit Lincah mengusap butiran keringat di keningnya setelah sempat berolah raga sebentar. pandangannya lantas beralih ke pemuda pemalas.

''Yah., dia malah tidur lagi..'' gerutu Pipit Lincah mengemasi sisa makanan yang tersaji diatas meja rotan. ''Kalau tidak demikian, dia bukan lagi si 'Tuan Muda Pemalas' sang penguasa 'Kota Hantu Pagi..'' gumam Camar Anggun tersenyum simpul. tangannya yang lembut seputih mutiara menuliskan sesuatu ke dalam buku catatannya.

Julukan: si 'Setan Pedang Pembunuh'. lelaki bernama asli Simada. berumur tiga puluh lima tahunan. seorang ahli pedang bertangan kidal. berasal dari daerah utara tanah Pasundan. gemar minum, harta dan perempuan cantik. seluruh keluarganya mati terbunuh oleh pamannya sendiri akibat berebut harta warisan dan barang pusaka.

Saat kejadian dia berusia dua puluhan tahun dan sedang merantau ke tanah Bugis juga Jawa bagian timur untuk berguru ilmu pedang. meskipun sangat berbakat tapi kebanyakan gurunya berasal dari golongan hitam. jurus pedangnya sangat hebat dan aneh karena mampu menyerang musuh dari belakang tanpa harus mendekati lawan. Akhir riwayat: Mati di ujung sebilah pisau.!

.... Tamat....

...............

Asalamualaikum, Salam sehat sejahtera bagi kita semuanya.

Cerita silat pendek/singkat ini sengaja kami persembahkan sebagai penghargaan dan ungkapan terima kasih kepada para pembaca setia novel '13 Pembunuh' dan 'Pendekar Tanpa Kawan'. juga semua penggemar cerita silat nusantara di Novel Toon. Semoga Anda semua terhibur😊🙏.

Selamat menyambut datangnya tahun baru 2024👏🎉. Semoga kesehatan, kesuksesan dan kesejahteraan selalu menyertai kita semua, Amin🤲.

Jangan lupa untuk menuliskan komentar Anda yah., 🤭👌. Terima kasih, Wassalamualaikum.

Terpopuler

Comments

Rohayy II

Rohayy II

Aamiin.. Salam kenal thour 🙂🤝

2025-02-17

0

🎧✏📖

🎧✏📖

hadir , semangat ya 👍💪💪💪🙏

2024-11-01

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Keren novel nya Kk Author
Semangat trs ya Kk
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan

2024-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!