Naira pun menutup pintu dan pergi
kedapur, sambil membawa bingkisan makanan dari Afan .
Sambil makan Naira kepikiran Afan.
"Mas Afan baik banget sama aku, apakah yang di ucapkan Rere itu benar, kalau sebenarnya mas Afan itu suka sama aku, tapi dia belum pernah bilang apapun sama aku,
heuuh Naira, jangan kegeeran dulu deh, kamu ini kebiasaan."
selesai makan Naira pun mergegas
ke kamar mamah nya untuk melihat
keadaan mamahnya.
Naira pun membuka pintu dengan
perlahan, supaya tidak
membangunkan mamah nya.
"Mamah masih belum siuman juga
ternyata."
Naira pun duduk di samping mamah
nya sambil memijat-mijat kaki nya.
Tiba-tiba mamahnya terbangun dan memanggil Naira.
"Naira ..."
Naira terkejut.
"Iya Mah, Alhamdulillah Mamah
udah siuman."
"Alhamdulillah, kamu sudah pulang juga."
"Iya Mah, Mamah gak kenapa napa
kan?" tanya Naira sambil memegang tangan mamahnya.
"Mamah gak apa apa kok, kamu
udah makan belum sayang?"
"udah mah tadi aku di beliin
makanan sama dokter Afan."
"Dokter Afan?"ucap mamah nya
heran.
"Iya Mah, tadi kan Mamah pingsan."
"Oh iya, tadi kan pas mamah udah
makan di dapur, tiba-tiba kepala
mamah pusing banget."
"Iya Mah, tadi pas aku pulang, aku
panggil-panggil Mamah, tapi Mamah gak jawab, pas aku periksa
ke dapur aku lihat Mamah tergeletak
di lantai, aku panik banget."
"Hemmm ... maaf yah Nak, udah bikin kamu panik."
"Enggak perlu minta maaf Mah,
Mamah gak salah kok, yang
penting sekarang mamah harus
banyak istirahat, jangan cape cape
yah."
"Iyaa, kamu juga istirahat gih, pasti
kamu cape banget."
"Iya nanti aja Mah, aku mau
nungguin Mamah tidur dulu."
"Kamu ini kebiasaan, suka gak
mentingin diri kamu sendiri."
Naira hanya tersenyum sambil mengelus-elus tangan Mamah nya.
"Oh iya , ini di minum dulu obatnya Mah,"ucap Naira sambil memberikan obat dan minum.
Mamah nya pun meminum obatnya.
"Mah, maafin aku yah, tadi aku
pulangnya telat."
"Gak papa sayang, Mamah tadi cuman khawatir aja kamu belum
pulang juga, gak ada apa-apa kan di
perjalana nya?"
"Emmm ... sebenarnya ada sedikit
kendala sih, tadi pas perjalanan
pulang, mobil aku mogok."
"Apa mogok?"ucap mamahnya
dengan nada terkejut tapi masih lemas.
"iya Mah, mana mogok nya di
tempat yang sepi."
"Terus, gimana caranya kamu
akhirnya bisa pulang?"
"Alhamdulillah nya, gak berselang
lama ada seorang pria bermotor
lewat Mah, awalnya sih aku takut."
"kenapa takut?"
"Yah soalnya pria itu pakai baju serba hitam, helm nya hitam,
motornya juga hitam, jadi aku takut gimana kalau ternyata dia itu penjahat."
"Naira, Naira, kamu ini ada-ada aja deh, terus gimana kelanjutannya?"
"Untung nyah dia meyakinkan aku
kalau dia tidak jahat, dan dia mau
memperbaiki mobilku."
"Syukurlah, Alloh kirimin orang baik buat kamu Nak."
"Hehe iya mah Alhamdulillah."
Sesudah berbincang panjang lebar
mamahnya pun tertidur, dan Naira
pun juga malah ketiduran di samping mamah nya.
Saat tidur Naira berpimpi, di mimpi
nya dia bertemu seorang pria, tapi
wajahnya tidak jelas, namun Naira
Bisa mendengar suara nya dengan
jelas.
"Siapa pria itu?"
Saat Naira mau menghampiri pria
Itu tiba-tiba dia terbangun.
"الله اكبر ... الله اكبر"
"Alhamdulillah udah Subuh rupanya."
Saat Naira akan berdiri tiba-tiba kepalanya pusing.
"Aduh, kenapa kepala ku sakit
banget yah."
Sambil memegang kepala Naira pun
beranjak pergi menuju kamarnya.
Selesai sholat Nairapun mencoba
mengecek pekerjaan kantor yang
belum selesai.
Dan dia pun mulai mengerjakan
pekerjaan nya hingga akhirnya
selesai.
"Alhamdulillah, beres juga."
Naira melihat jam dinding dan waktu
sudah menunjukan pukul 07:00 pagi.
Naira pun segera mandi.
"Aku mandi dulu deh, selesai mandi
baru aku masak."
Setelah selesai mandi Naira pun
bergegas ke dapur untuk masak.
Di dapur Naira pun mencoba
melihat-lihat bahan masakan yang
ada di kulkas.
"Hemm, kita cek dulu di dalam
kulkas, ada bahan masakan apa aja
ya kira-kira."
Nairapun memutuskan untuk memasak sayur.
Saat Naira sedang asik masak, mamahnya menghampiri Naira ke dapur.
"Mamah! kenapa Mamah malah
kesini? Mamah kan masih lemes."
"Mamah udah gak papa kok sayang,
lagian tadi pas kamu bangun
Mamah sebenarnya ikut bangun."
"Oh yah, kok aku gak nyadar yah,
yaudah tapi Mamah harus hati-hati."
"iya sayang, lagi pula mamah udah
baikan kok, lihat ini mamah udah
segarkan," ungkap mamahnya sambil bergerak meregangkan
badan dan tangan nya.
Naira hanya bisa tertawa bahagia
melihat mamahnya ceria lagi.
"Ya udah kalau gitu, Mamah duduk
yang tenang aku siapin makan buat
Mamah yah."
Sambil tersenyum mamahnya pun
mengangguk.
Setelah beberapa saat akhirnya masakan nya pun jadi.
"Nah ini sup nya udah jadi ,ayo ini
makan dulu mah."
Naira pun mencoba menyuapi
mamahnya ,tapi mamah nya
menolak.
"Gak usah di suapin, biar Mamah
makan sendiri aja, biar kita makannya bareng-bareng."
"Enggak, aku mau nyuapin mamah
dulu biar makan nyah bene, soal
yah mamah kalau makan suka
dikit."
Mamahnya pun hanya pasrah
melihat sikap Naira, setelah selesai
nyuapin mamahmya giliran Naira pun makam.
"Alhamdulillah, selesai juga makan
nya, Mah, gimana kondisi Mamah
sekarang?"
"Baik kok sayang, udah mendingan kamu pasti mau berangkat kerja kan?"tanya mamahnya pada Naira.
"Yah kalau mamah udah beneran mendingan aku mau berangkat kerja."
"Mamah gak papa kok sayang."
"Beneran mah?"
"Iyah sayang."
"Ya udah kalu gitu sebelum aku
berangkat,bMamah minum obat dulu yah."
Naira pun membawa mamahnya ke
kamar, dan membaringkan mamah
nya di tempat tidur.
Lalu Naira memberikan obat untuk
mamahnya sambil menyuapinya.
"Nah, ini Mah obat nya."
Selesai memberi obat, tiba-tiba
ponsel Naira berbunyi.
"Siap yah?"
Saat Naira mengambil ponselnya
ternyata itu Dokter Afan
"Oh dokter Afan ternyata."
Nairapun mengangkat telponnya.
"Assalamualaikum Naira."
"waalaikumsalam dok ,eh
maksudnya mas Afan."
”Aduh aku masih belibet banget
panggil dia mas,” ucap Naira dalam hati.
"Maaf pagi-pagi udah ganggu, aku
mau nanyain kabar Tante Dian
gimana keadaan nya sekarang?"
Tante Dian itu mamahnya Naira.
"Alhamdulillah,sudah mulai membaik, ini baru selesai minum
obat."
"Syukurlah kalau begitu, nanti kalau
kamu butuh apa-apa hubungin aja
aku yah."
"Iya Insyaallah Mas."
"Ya udah kalau gitu aku cuman mau
tanya itu aja, sampai ketemu lagi
yah Naira, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Selesai telpon Naira pun bersiap
untuk berangkat kerja .
"Mah ... aku berangkat kerja dulu
yah, inget Mamah jangan cape-cape, cukup istirahat aja ok, kalau ada apa-apa cepet telpon aku yah!"
Mamahnya pun hanya bisa
tersenyum sambil mengangguk.
"Iya sayang, sekarang anak Mamah
udah ngalahin cerewet nya mamah
nih."
Naira pun tertawa malu.
"Ah Mamah bisa aja, kalau gitu aku
pamit dulu ya Mah, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Anita Jenius
ceritanya menarik kak. 5 like buat kamu. semangat ya. aku cicil baca sampai sini dulu.
2024-04-21
1