TIGA BULAN YANG LALU.
Sebelum Isyana mengetahui perselingkuhan yang di lakukan suaminya.
*
Hotel Luxury kota Newyork pukul sepuluh pagi.
Diatas tempat tidur yang berukuran King Size itu. Isyana merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. Setelah perjalanan panjang menggunakan pesawat akhirnya dia sampai juga di kota itu.
“Huh...” Isyana menghela nafas sambil menutup matanya yang lelah.
Jika bukan karena proyek yang besar Isyana tidak akan mau pergi meninggalkan Ikbal suaminya. Jauh dari suami tentunya tidak biasa untuknya setelah 8 bulan yang lalu menikah. Istilahnya masih pengantin baru.
Ikbal Pratama Lubis, laki-laki yang dia nikahi delapan bulan lalu. Walaupun pernikahan nya sebuah perjodohan. Akan tetapi Isyana juga sudah mulai punya perasaan pada Ikbal, dengan seiring berjalan nya waktu.
Isyana menyayangi dan sangat menghargai sosok Ikbal. Laki-laki yang dipilihkan sang ayah untuknya. Kepribadian Ikbal yang dewasa dan perhatian, cukup bisa membuat hati Isyana nyaman. Dengan usia yang terpaut lima tahun, Isyana 25 tahun dan Ikbal 30 tahun. Isyana merasa Ikbal bisa menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab.
Ikbal dulunya adalah sekertaris dan orang kepercayaan atau bisa dibilang tangan kanan ayah Isyana. Karena sangat mempercayai sosok Ikbal, ayah Isyana tidak ragu mempercayakan anak satu-satunya itu pada Ikbal. Ayahnya yakin bahwa Isyana pasti hidup bahagia bila menikah dengan Ikbal.
Sekarang Ayah Isyana telah pensiun dan perusahaan dialihkan kepada Ikbal. Dengan dibantu oleh paman nya Isyana Ikbal mampu mengelola perusahaan besar Germian Sen COMPANY atau GSC. Perusahaan yang bergerak di bidang media elektronik.
Sedangkan Isyana sendiri dari setelah dia menyelesaikan kuliahnya, Isyana tetap tidak mau bergantung pada perusahaan sang ayah. Dia lebih memilih untuk merintis perusahaan nya sendiri dari bawah. Alhasil kini Isyana telah memiliki perusahaan milik nya sendiri yang bergerak di bidang property dan even organizer, yaitu GERMIAN ORGANIZER.
Dan sekarang Isyana berada jauh dari sang suami karena sebuah proyek besar. Ada perusahaan besar yang mempercayakan sebuah acara pembukaan cabang baru di kota Newyork kepada Even Organizer milik Isyana. Tentu Isyana akan turun tangan sendiri, dia tidak mau mengecewakan klien besar tersebut.
Drrt...drrt...drrt.
Isyana mendengar suara ponselnya yang bergetar. Ia pun beranjak dan meraih ponselnya yang berada di atas nakas di samping ranjang. Isyana tersenyum lebar. Membaca sebuah pesan masuk dari suami nya.
****************
“Sayang, kamu jangan lupa makan ya. Jaga kesehatan baik-baik...aku gak mau kamu terlalu capek juga. I Love u, sayangku!” ~Ikbal.
“Iya mas, kamu juga ya...jaga kesehatan. Makasih sudah perhatian, Love u to mas.” ~Isyana.
“Malam ini aku ada acara Reuni Kampus, sayang.” ~Ikbal.
“Iya mas, pergi saja...asal jangan banyak minum ya.” ~Isyana.
“Iya sayang, pasti kok. Yasudah sekarang kamu istirahat...” ~Ikbal.
****************
Setelah membalas pesan dari Ikbal. Isyana pun bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi. Membersihkan diri lalu bersiap tidur. Karena malam nanti dia ada pertremuan dengan klien nya.
Sedangkan disisi lain, lebih tepatnya dikamar sebelah Isyana. Seorang laki-laki tampan baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Semerbak aroma mint memenuhi seisi kamar. Laki-laki itu baru saja selesai mandi. Dia juga baru saja sampai di kota Newyork, di jam penerbangan yang sama dengan Isyana.
Hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya, laki-laki itu keluar dari kamar mandi. Kulitnya yang putih dengan otot lengan dan otot perut yang terbentuk sempurna. Ditambah rambutnya yang dibiarkan nya setengah basah.
Bisa di bayangkan jika semua wanita akan terpesona melihatnya. Akan tetapi dia adalah laki-laki yang sudah punya istri, tentu saja tubuhnya adalah milik sang istri.
Ialah Elvano Mubarak Direktur Pimpinan Perusahaan El Mubarak Company atau EMC. Nampak begitu gagah dan menawan.
EMC bergerak di bidang Media Elektronik sama dengan GSC. Namun bedanya EMC baru berjalan sekitar tujuh tahun. Sedangkan GSC sudah berjalan selama lima belas tahun. Akan tetapi EMC sudah sangat berkembang pesat, dan bisa dibilang menjadi saingan GSC dalam lingkup bisnisnya.
Elvano meraih ponselnya yang tergeletak di atas ranjang. Sambil menyeruput kopi Elvano menggulirkan nama-nama kontak di ponselnya dari bawah keatas. Ia berjalan ke arah balkon lalu duduk disalah satu kursi santai disana.
Panggilan vidio pun tersambung. Nampak seorang perempuan cantik dengan rambut hitam panjang di panggilan itu. Perempuan itu sedang memegang sebuah kuas blush on dan sesekali dia mengaplikasikannya ke pipi kanan kiri secara bergantian.
“El...apa-apaan kamu ini,” teriak perempuan itu dengan dahi yang mengkerucut.
“Hehe...kenapa sayang?” tanya Elvano sambil terkekeh.
“Pakai bajumu! Bagaimana jika Nano melihatmu begitu...” ucap perempuan cantik itu dengan wajah khawatir.
“Biarkan saja....” balas Elvano tidak perduli sambil menyeruput kembali kopinya.
“Dimana Nano? Apa dia sudah tidur?”
“Iya dia sudah tidur.”
Wanita itu menjawab singkat dan masih sibuk dengan alat make up di tangan nya. Elvano menghela nafas nya seakan tidak suka. Karena merasa di abaikan oleh perempuan yang dia panggil dengan sebutan ‘Sayang’ itu.
“Nabila, apa kamu yakin mau pergi acara reuni kampus tanpaku?” Wajah Elvano terlihat masam.
Nabila Oktavia, perempuan cantik ini adalah istrinya. Begitu pun juga dengan Nano Mubarak adalah buah hati hasil pernikahan mereka yang sudah berjalan selama tujuh tahun.
Elvano dan Nabila menikah diusia mereka yang masih sangat muda, yaitu Elvano dan Nabila sama-sama berusia 23 tahun. Sekarang mereka berumur 30 tahun. Karena sebuah kesalahannya Nabila sampai hamil. Yang mengharuskan mereka menikah muda saat itu.
“Kamu kenapa sih El? Kita ini sudah menikah hampir tujuh tahun, masa pergi reuni saja kamu gak percaya sama aku!” ucap Nabila dengan nada sedikit tinggi.
“Ya ya ya...baiklah terserah kamu saja! Aku hanya bertanya kenapa kamu bicara dengan membentak! Sudahlah aku mau tidur...sebentar malam aku ada pertemuan penting...”
Tak mau berlama-lama bicara dengan Nabila yang tempramental. Elvano pun memutuskan panggilan secara sepihak. Karena merasa begitu kesal dengan nada bicara Nabila yang membentak. Jujur saja Elvano sangat membenci wanita yang berbicara sangat kasar. Tapi mau bagaimana lagi, Nabila adalah istrinya, Elvano banyak mengalah padanya.
Elvano pun memutuskan untuk tidur, mengistirahatkan tubuhnya yang juga lelah karena penerbangan. Sambil menunggu waktu pertemuan nanti malam.
Delapan jam berlalu sangat cepat.
Restoran makanan laut di lantai sepuluh, Hotel LUXURY.
Seperti biasa Isyana mengenakan setelan kasualnya yang dia pakai bekerja. Celana kain putih, kemeja hitam, dan jas putih, yang biasa dia gunakan untuk bertemu kliennya. Dia harus tampil sempurna dan rapi, karena penampilan seseorang akan mencerminkan kualitas kinerjanya. Begitu prinsip yang dimiliki Isyana dari dia masih sekolah.
“Good Evening, Miss.”
Seorang pelayan laki-laki menghampiri Isyana yang sudah berada di pintu masuk restoran. Isyana pun tersenyum dengan ramahnya, lalu dengan anggun memberikan sebuah kertas kepada pelayan tersebut.
“Ok, please follow me,” kata pelayan itu.
Pelayan tersebut mengantarkan Isyana ke sebuah ruangan makan privasi. Yang sudah dipesan oleh klien Isyana lebih dulu. Klien yang selama ini hanya berbicara dengan nya melalui telepon saja.
Isyana terdiam dan mematung saat pelayan itu membuka pintu. Matanya tak berkedip menatap seorang laki-laki yang sudah ada didalam ruangan tersebut. Laki-laki itu kini tengah sibuk membaca sebuah proposal ditangan nya yang kekar.
Pupil mata Isyana berkedut dan tiba-tiba saja dia merasakan jantungnya yang berdetak sangat kuat. Sampai-sampai dia harus memegangi dadanya untuk bertahan. Isyana mengerutkan kening dan menarik nafas panjang untuk menenangkan diri.
“Ada apa denganku? Tidak biasanya jantungku seperti ini?” batin Isyana yang terheran-heran.
Laki-laki itu pun menyadari kedatangan Isyana, ia langsung berdiri menyambut dengan senyuman manis dan mengulurkan tangan nya pada Isyana.
“Selamat malam, senang bertemu dengan anda Bu Isyana...” ucap laki-laki itu dengan suara serak berat dan cadel nya karena tidak fasih mengucapkan huruf R.
“Pak Elvano Mubarak? Senang bertemu dengan anda juga.” Isyana tersenyum kikuk sembari menjabat tangan laki-laki tampan didepan nya itu. Tanpa sadar tangan dan jemarinya dingin seperti es.
Elvano pun mempersilahkan Isyana untuk duduk.
“Dari penampilan nya yang cantik dan anggun, sepertinya tidak salah jika aku mempercayakan acara pembukaan cabang ini padanya,” batin Elvano.
To Be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments