Tessa memang hanya menyiapkan pakaiannya saja ke dalam koper. Tessa tidak pernah ingin menyentuh barang-barang pribadi dari Kinara apalagi alat-alat melukis Kinara dan akhirnya Kinara menyusun sendiri dengan mengalah yang berat hati.
Pintu kamarnya terbuka sedikit yang ternyata Tessa sedang mengintip putrinya itu. Tessa tersenyum melihat Kinara yang sekarang sudah menerima keadaannya.
"Mama tau kamu marah. Tapi mama juga tidak bisa apa-apa. Ini semua sudah keputusan mama Kinara dan semua demi kebaikan kamu. Mama janji di kehidupan kita yang baru. Kamu akan memiliki banyak teman. Kehidupan yang baik dan kamu juga bisa mengembangkan bakat kamu. Mama sayang sama kamu Kinara dan melakukan semua ini kebaikan kamu," batin Tessa.
Sebenarnya dia merasa bersalah pada Kinara. Tetapi seorang ibu, Tessa hanya melakukan yang terbaik untuk putrinya dan berharap putrinya bisa mengerti. Mereka sering kali selalu bertengkar dan tidak pernah satu pendapat. Kinara yang terus mengatakan ya' tidak-tidak dan salah paham kepadanya. Tetapi sebenarnya Tessa adalah yang sangat bertanggung jawab yang sangat menyayangi Putri satu-satunya.
Untuk usia Kinara yang belum genap 17 tahun memang sangat labil dan memiliki emosi yang sangat tinggi. Jadi sangat wajar di usianya dia sering bertengkar dengan ibunya yang tidak pernah memiliki satu pendapat yang sama.
Tessa juga sering mengalah pada Kinara. Tetapi jika Kinara sudah kelewatan dia tidak bisa membiarkan Kinara seperti itu.
*********
Matahari pagi ini sangat terik. Sinarnya yang begitu bercahaya. Namun berbeda dengan wajah Kinara. Kinara dengan wajah mendungnya berdiri di depan mobil dengan memakai sweater putih dan rok mini lipat yang memakai earphone di telinganya.
Kinara terlihat sedih dengan melihat pekerja rumah yang memasukkan koper-koper mereka ke dalam bagasi mobil. Hari ini adalah hari keberangkatan Kinara dan juga Tessa ke Jakarta. Jadi Kinara yang mau protes seperti apapun tidak akan bisa lagi.
"Yang itu taruh di mobil yang satu lagi!" titah Tessa mengatur barang-barang mereka yang memang sangat banyak yang akan dibawa ke Jakarta.
"Baik Bu!" sahut bapak supir tersebut.
Tessa lihat ke arah Kinara dan sejak tadi Kinara tidak mengeluarkan suaranya hanya menunjukkannya wajah sedihnya.
"Ayo Kinara kamu masuk mobil!" titah Tessa. Tanpa menjawab apa-apa Kinara langsung masuk mobil. Tessa menghela nafasnya yang melihat ke arah belakang melihat rumahnya dari atas sampai bawah dan melihat di sekelilingnya.
Dari ekspresi wajah Tessa juga kelihatan sangat sedih meninggalkan rumahnya. Bagaimanapun rumah itu hasil kerja kerasnya dan tempat tinggalnya bersama Kinara begitu lama. Tessa tak ingin larut dalam kesedihan dan menyusul Kinara masuk ke dalam mobil.
Semua koper dan barang-barang yang penting sudah dimasukkan ke dalam dua mobil. Kinara menurunkan kaca mobil dan melihat dengan kesedihan tempat tinggalnya yang pasti sangat.
Kinara seolah ingin mengucapkan selamat tinggal pada rumah yang memberi banyak kenangan kepadanya. Sampai akhirnya mobil itu berjalan dengan kecepatan santai. Tessa yang duduk di sampingnya menoleh ke arah Kinara dan memegang tangan Kinara.
"Kalau nanti kamu kangen. Kita akan pulang dan menginap beberapa hari," ucap Tessa dengan lembut. Namun Kinara menjauhkan tangannya dari ibunya dan tidak menjawab apa-apa yang memilih untuk memejamkan matanya.
Tessa hanya menghela nafasnya dan membiarkan putrinya bersikap seperti itu. Karena mood putrinya memang sedang tidak baik dan dia tidak bisa memaksakan hal itu dengan Kinara sudah menyetujui untuk ikut ke Jakarta itu sudah hal yang sangat bagus.
"Selamat tinggal Medan, kota tercinta ku yang memberikan kenangan banyak di dalam hidupku," batin Kinara yang akhirnya mengeluarkan salam perpisahan pada kotanya
***********
Jakarta.
Dari kota Medan Kinara dan Tessa tidak menggunakan pesawat untuk menuju kediaman Antoni. Mereka menggunakan dua mobil. Mobil yang satunya milik Tessa dan satunya yang dikirim dari Jakarta milik suaminya. Sebenarnya Antoni sudah menyiapkan pesawat. Namun Tessa memilih menaiki mobil.
Perjalanan pasti sangat panjang dan sangat melelahkan sampai akhirnya mereka tiba di Jakarta. Memasuki Pentahouse mewah milik Anthoni yang hanya tinggal bersama putranya dan pasti banyak pelayan yang melayani mereka.
Baru memasuki gerbang utama sudah dibukakan pagar oleh dua Bodyguard yang berbadan tegap. Perjalanan dari pagar sampai rumah Antonio begitu jauh karena memang Antonio memiliki rumah yang sangat luas dan apalagi halaman yang benar-benar luas. Sudah seperti kerajaan Inggris.
Kinara sama sekali tidak peduli dengan kemewahan yang terlihat di depan matanya. Bahkan dia tidak melihat ke kiri dan ke kanan sama sekali hanya fokus ke depan dengan kedua tangannya yang dilipat di dadanya.
Sampai mobil itu berhenti tepat di kediaman Antoni. Antoni sendiri sudah menunggu istri dan anak tirinya. Dengan wajah sumringah Antoni akhirnya bisa satu rumah dengan istrinya.
Begitu mobil itu berhenti di depannya. Antoni langsung membuka pintu dan keluarlah Tessa.
"Mas!" sapa Tessa tersenyum sumringah ketika melihat suaminya.
"Kamu sampai juga sayang," sahut Antoni yang langsung memeluk istrinya itu dan mereka juga berciuman bibir dengan kecupan sebentar.
Kinara keluar dari mobil dan melihat hal itu sangat membuatnya kesal. Namun tetap dia menunjukkan wajah juteknya kepada laki-laki yang baru wajahnya jelas dekat di depannya.
"Bagaimana perjalannya sayang?" tanya Antoni sudah saling melepas pelukan dengan istrinya.
"Sangat melelahkan. Kamu benar seharusnya aku naik pesawat saja. Tetapi aku lebih memilih naik mobil dan ini akibatnya cukup melelahkan," keluh Tessa yang terasa tubuhnya pegal-pegal.
"Aku juga sudah mengatakan seperti itu, tapi kamu tetap keras kepala," ucap Antoni dengan yang mencolek hidung Tessa.
Hal yang seperti itu membuat Kinara sangat jijik. Mungkin Kinara merasa pasangan itu sudah tidak mudah lagi tetapi seperti anak muda saja yang seperti orang pacaran dan Kinara merasa sangat aneh.
"Kinara bagaimana perjalananya?" tanya Antoni yang juga tidak melupakan untuk bertanya pada Kinara. Dan Kinara namanya jika dia harus menjawab pertanyaan itu.
"Kinara!" tegur Tessa pada putrinya yang terlihat kurang sopan.
"Tidak apa-apa sayang. Mungkin Kinara lelah. Ya sudah sebaiknya kalian masuk saja. Oh Iya Kinara pelayan di rumah ini sudah menyiapkan kamar yang sesuai dengan request ibu kamu hanya untuk kamu, kamu pasti suka," ucap Antoni dengan tersenyum. Namun Kinara tetap menunjukkan wajah juteknya yang seolah menganggap yang berbicara itu orang asing.
"Iya Kinara. Jadi sebelum kita kemari. Mama sudah menyampaikan kepada papa Antoni untuk menyiapkannya kamar yang terbaik di rumah ini, agar kamu nyaman," ucap Tessa menambahi.
"Papa!" sahut Kinara yang tampaknya tidak setuju dengan kata-kata itu. Antoni dan Tessa saling melihat.
"Sayang, Mama dan papa sudah menikah. Jadi bukannya harusnya kamu juga memanggil Om Antoni dengan sebutan papa," ucap Tessa.
"Jangan memaksaku untuk melakukan hal yang tidak ingin aku lakukan," tegas Kinara penuh penekanan.
"Kinara!" tegur Tessa.
"Sudah tidak apa-apa sayang. Kinara wajar saja belum siap. Sudahlah kita jangan membahas hal yang tidak perlu. Ada sebaiknya sekarang kita masuk dan beristirahat," ucap Antoni
"Iya mas," sahut Tessa.
"Ayo Kinara!" ajak Tessa.
Antoni merangkul bahu istrinya dan membawanya masuk. Kinara menyusul. Namun langkahnya terhenti ketika mengangkat kepalanya yang tepat mengarah ke lantai atas.
Kinara melihat seorang Pria dari teras tersebut yang mungkin sejak tadi memperhatikan mereka. Namun tidak tau siapa pria itu. Kinara tidak peduli sama sekali dan melanjutkan langkahnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Linda Ruiz Owo
Belum update aja saya dah rindu 😩❤️
2024-01-02
0