"Aku belum siap mas," ucap Tessa.
"Jangan-jangan saat pernikahan kita di Bali. Kamu hanya memberi alasan. Jika Kinara tidak bisa ikut. Semuanya alasan kamu saja. Kamu mengatakan. Kinara yang melakukan study tour. Tapi kenyataannya kamu tidak memberitahu Tessa," tebak Antoni
"Maafkan aku mas?" kata maaf yang keluar dari mulut istrinya itu sudah menjawab pertanyaan Antoni yang membuat Antoni menghela nafasnya yang benar-benar tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Mas. Kamu tau sendiri bagaimana Kinara. Tidak mudah memberitahu Kinara tentang hubungan kita dan Kinara juga akan kaget. Jika mengetahui kita sudah menikah," jelas Tessa.
"Lalu mau kamu bagaimana sekarang ini. Kamu akan tetap merahasiakan hubungan kita dari Kinara?" tanya Antoni pada Tessa.
"Tidak mas," sahut Tessa.
"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran kamu Tessa. Aku sudah mengatakan menikah dengan kamu dengan aku menerima kamu dan Kinara. Untuk kamu menemaniku dan kita menghabiskan waktu di masa tua bersama. Tetapi jika pernikahan kita saja seperti. Ini di luar ekspektasi dan aku tidak mengerti lagi harus mengatakan apa," ucap Antoni yang berbicara serius.
"Aku akan bicara dengan Kinara mas. Kasih aku waktu untuk membicarakan ini kepadanya dan pasti ini tidak mudah bagi Kinara," ucap Tessa memohon.
"Baiklah, aku beri kamu waktu dan aku hanya membutuhkan jawaban Minggu depan. Kamu datang ke Jakarta dan bawa Kinara. Suami istri harus tinggal bersama," tegas Antoni.
"Aku dan Kinara tinggal di rumah kamu!" pekik Tessa kaget mendengar pernyataan itu. Karena sebelumnya mereka belum ada pembahasan tentang hal itu.
"Iya!" jawab Antoni.
"Mas itu terlalu mendadak dan belum tentu Kinara juga mau. Mengatakan pernikahan ini saja kepadanya aku sangat yakin. Kami berdua akan bertengkar hebat dan apalagi harus tinggal bersama kamu. Itu sangat tidak mungkin mas," ucap Tessa.
"Tessa. Suami istri itu tinggal bersama. Apa gunanya kita menikah. Jika tidak tinggal bersama!" tegas Antoni.
"Baiklah mas. Kita anggap Kinara mau. Lalu bagaimana dengan putramu. Apa dia setuju dengan sua ini?" tanya Tessa.
"Aku dan Kevin tidak terlalu dekat dan dia juga tidak akan mencampuri hal ini. Rumah itu kuas dan Kevin punya kehidupan sendiri," jawab Anto.
"Tapi tetap saja itu sangat asing mas. Aku takut dia juga tidak akan menerima ku," ucap Tessa ragu.
Tessa memang belum bertemu dengan putra satu-satunya dari Anto. Kevin Antonio Sanjaya. Pria yang berusia 25 tahun.
"Tessa yang di khawatirkan itu kamu dan Kinara. Kamu selesaikan saja masalah kamu dan Kinara. Masalah Kevin itu urusanku. Jadi aku menunggu kamu dan Kinara di jakarta," tegas Anto.
"Tapi mas...."
"Jangan tapi-tapi lagi Tessa. Kamu pikirkan pernikahan kita. Kita punya tujuan dan bukan main-main," tegas Anto. Tessa tidak bisa berbicara apa-apa lagi dia hanya diam saja dan sekarang akan memikirkan bagaimana cara untuk berbicara dengan putrinya itu. Pasti akan terjadi kegaduhan lagi.
***********
Kinara baru saja pulang dari sekolah. Kinara yang memasuki rumah dan kaget melihat Tessa yang siang-siang ada di rumah yang duduk di meja makan
"Tumben ada di rumah!" ucap Kinara ketus yang menghampiri meja makan dan meneguk air mineral yang di ambilnya dari dalam tas kulkas.
"Duduklah. Mama ingin bicara dengan kamu!" titah Tessa dengan wajah seriusnya.
"Sekalinya ada di rumah langsung mengajak bicara," ketus Kinara
"Duduklah Kinara!" tegas Tessa. Kinara menghela nafasnya dan menurunkan ranselnya dari punggungnya. Lalu Kinara pun duduk di depan Tessa.
"Ada yang ingin mama bicarakan dengan kamu!" ucap Tessa dengan serius.
"Bicaralah!" sahut Kinara mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan melihat ponselnya dengan santai.
Tessa tampak sangat gugup yang akan berbicara pada Kinara. Tetapi mau tidak mau dia memang harus bicara pada Kinara. Karena demi pernikahannya pada suaminya.
"Kinara mama...."
"Mama sudah menikah dengan Om Antoni!" ucap Tessa dengan satu tarikan nafas yang akhirnya mengatakan hal itu membuat Kinara kaget mengangkat kepalanya dan menatap Tessa.
"Apa yang mama katakan?" tanya Kinara dengan wajah kagetnya.
"Seperti apa yang mama katakan kepada kamu. Mama sudah menikah dengan Om Anto. Pria yang sering bersama mama," jelas Tessa.
"Jangan bercanda!" lirih Kinara.
"Mama tidak bercanda itu serius dan ini cincin pernikahan kami!" Tessa menunjukkan punggung tangannya yang terpasang cincin pernikahannya. Mata Kinara menatap tajam pada hari manis itu dengan Kinara mengepal tangannya.
"Apa yang mama katakan. Bagaimana mungkin mama menikah tanpa sepengetahuan Kinara. Mama kenapa mau menikah dengan Pria yang menjadikan mama simpanan," teriak Kinara.
"Cukup Kinara. Kamu jangan mengatakan seperti itu. Om Antoni selama ini bukan laki-laki seperti apa yang kamu pikirkan dan bukan simpanan. Karena Om Antoni adalah duda dan kami juga menikah karena mencintai dan punya komitmen," tegas Tessa.
"Cinta mama bilang, Busyyit mama bicara tentang cinta. Sadarlah mah. Cinta yang mama katakan itu tidak ada. Mama bisa-bisanya masih membicarakan cinta dengan kegagalan dalam pernikahan mama. Apa mama pantas untuk mencintai. Mama itu mengkhianati pernikahan mama sendiri dan mana mungkin mama bisa mengatakan cinta," tegas Kinara.
"Hentikan Kinara!" sentak Tessa.
"Kamu cukup menghina mama. Sudah berapa kali .Ama mengatakan. Jika kamu tidak tau apa-apa tentang pernikahan mama. Jadi kamu diam dan jangan sok tau," tegas Tessa.
"Bagaimana aku bisa diam dengan mama yang menikah dengan seenaknya dengan dia!" sahut Kinara.
"Jika mama memberitahu kamu. Kamu pasti tidak akan setuju dan lebih baik seperti ini. Kamu tau kebenarannya sekarang," jawab Tessa.
"Tapi aku tetap menentang pernikahan ini," tegas Kinara.
"Terserah! Tetapi mas Anto sudah menjadi suami mama dan menjadi papa kamu," tegas Tessa dengan penuh penekanan pada setiap katanya.
"Aku tidak setuju!" teriak Kinara yang tetap membantah.
"Mama benar-benar sangat jahat!" Kinara berdiri dari tempat duduknya dan langsung berlari kekamarnya
Tessa menghela nafasnya. Sudah tau hal itu akan terjadi. Baru mengatakan kabar pernikahan itu dan Kinara sudah mengamuk. Amukan Kinara akan bertambah. Ketika Tessa menyampaikan mereka akan pindah. Tetapi Tessa sudah lega dengan memberitahu dan bebannya yang berkurang.
*********
Jakarta.
Antoni yang baru sampai Jakarta mobilnya bersamaan dengan mobil BMW yang juga baru datang. Antoni keluar dari mobilnya dan melihat yang keluar dari mobil tersebut. Seorang pria tampan yang bertubuh profesional seperti seorang atlet menggunakan kaca matanya.
Pria yang memiliki wajah dingin itu. Keluar begitu langsung berjalan dan bahkan tidak saling menyapa dengan Antoni.
"Kevin!" langkah pria tampan yang berkulit putih itu berhenti tepat di samping Anto.
"Ada apa?" tanya pria yang bernama Kevin itu.
"Sebentar lagi. Rumah ini akan kedatangan tamu istimewa. Ibu tiri kamu dan juga adik tiri kamu. Jadi kamu harus memperlakukan mereka dengan baik. Mereka sudah jadi bagian keluarga kita," ucap Anto.
"Keluarga kita. Bukan keluarga kita. Tapi papa dan aku tidak peduli. Mau berapa banyak istri yang akan papa bawa kerumah ini. Itu tidak menjadi urusanku," jawab Kevin dengan ketus yang melanjutkan langkahnya dan tidak bicara apa-apa lagi kepada Anto.
Anto menghela nafasnya perlahan ke depan.
"Tidak anakku, tidak anaknya. Keduanya sama saja yang tidak mengerti tentang perasaan orang tua," batin Antoni dengan geleng-geleng kepala.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments