Pria itu yang memperhatikan Kinara tak lain adalah Kevin. Kevin yang sebenarnya tidak peduli. Tetapi dia penasaran dan akhirnya melihat juga siapa adik keluarga baru yang di maksud Antoni.
"Jadi mereka tamunya," gumam Kevin yang juga terlihat cuek dan Kevin meninggalkan tempat itu.
********
"Ayo Nona Kinara masuk!" salah satu pelayan di rumah itu mengantarkan Kinara memasuki kamarnya.
"Jika Nona butuh sesuatu. Maka bisa panggil saya," ucap pelayan itu dengan ramah.
"Iya," jawab Kinara singkat.
"Kalau begitu saya permisi dulu!" pelayan itu undur diri dan langsung pergi. Sementara Kinara yang memasuki kamar mewah tersebut.
Kamar itu identik dengan warna putih kesukaannya. Di dalam kamar itu juga terlihat sangat banyak sekali lukisan-lukisan yang pasti mahal-mahal terpajang di dinding. Kinara melihat satu persatu lukisan itu.
Jujur dia memang pencinta seni dan harus mengakui sangat kagum dengan lukisan dan menyukai lukisan yang dipajang di dinding tersebut. Bahkan Kinara bisa mengetahui siapa yang melukis lukisan tersebut.
Mungkin sedemikian rupa Tessa melakukan yang terbaik untuk memberikan Kinara kesenangan. Hal seperti itu pasti tidak masalah untuk Antoni. Membelikan lukisan mewah itu juga tidak akan membuatnya miskin.
Kinara menghela nafasnya dan membuka kopernya. Bukan koper pakaiannya. Namun koper tempat alat-alat seninya. Kinara melihat kamar itu dan mencari tempat yang cocok. Di mana harus meletakkan papan dan alat-alat seni lainnya.
Tetapi sebenarnya di dalam kamar itu sudah di sediakan papa lukisan dan alat-alat seni melukis yang lengkap. Namun Kinara menggunakan miliknya saja. Antoni memang sangat berusaha untuk membuat Kinara nyaman tinggal di kamarnya.
*********
Sama dengan Tessa yang juga dibawa suaminya menuju kamar mereka.
"Bagaimana sayang kamar kita?" tanya Antoni.
"Sangat bagus," jawab Tessa tersenyum
"Aku memang sengaja menyiapkan yang sebagus mungkin untuk kita berdua. Agar kamu nyaman dan tidak akan menyesal tinggal di sini," ucap Antoni.
"Makasih sayang," sahut Tessa.
"Oh iya sayang. Aku minta maaf ya dengan sikap Kinara tadi kepada kamu," ucap Tessa.
"Kamu jangan memikirkan hal itu. Itu bukan masalah yang besar dan lagi pula hal itu sangat wajar. Seperti yang kamu katakan sebelumnya jika Kinara masih kaget dengan pernikahan kita dan tidak bisa menerima pernikahan kita dengan mudah. Tetapi kamu dan Kinara sudah datang ke Jakarta dan tinggal di rumah ini. Hal itu merupakan hadiah terbesar dalam hidupku dan untuk masalah Kinara belum bisa menerimaku itu bukan hal yang harus dipermasalahkan. Semuanya butuh waktu dan pelan-pelan semuanya akan baik-baik saja," ucap Antoni memang lihat santai dan tidak ingin memperbesar masalah hal yang tidak penting.
"Makasih sayang. Kamu selalu mengerti aku dan terus saja memberiku waktu," ucap Tessa.
"Kamu juga seperti itu dan sekarang tinggal bersama dan itu artinya kita akan mempunyai kehidupan yang baru. Jadi kita sama-sama melihat kedepan dan masalah Kinara itu sangat wajar dengan usianya yang seperti itu," ucap Antoni.
"Iya!" sahut Tessa memeluk suaminya.
"Oh iya sayang, aku tidak melihat putramu. Di mana dia dan bukannya ini hari libur yang seharusnya putramu ada di rumah?" tanya Tessa.
"Seperti yang aku katakan kepadamu. Jika Kevin dan aku punya kehidupan sendiri yang bisa di katakan masing-masing. Jadi mungkin saja Kevin ada di kamarnya dan tidak terlalu peduli. Tetapi jangan khawatir nanti aku akan mengenalkan kamu dan Kinara pada Kevin," jawab Antoni.
"Baiklah kalau begitu. Aku berharap Kevin juga bisa menerima ku," ucap Tessa.
"Iya," sahut Antoni yang kembali mengeratkan pelukannya pada Kevin.
*********
Makan malam.
Karena ini makan malam pertama Kinara dan juga pesta di rumah Antoni. Jadi makan malam ini sangat banyak dan semua khusus di masakan untuk Tessa dan Kinara. Semua makanan itu juga makanan kesukaan ibu dan anak itu.
"Ayo Kinara kamu duduk!" titah Antoni dengan ramah dan sampai menarik kursi untuk Kinara. Tetapi begitu juteknya lah Kinara yang tidak duduk di kursi yang ditarik untuknya. Melainkan Kinara duduk tempat lain. Antoni menghela nafas dengan mengangkat kedua bahunya yang terlihat santai. Namun Tessa yang merasa tidak enak.
"Kamu duduk sayang," ucap Antoni yang menarik kursi untuk istrinya.
"Makasih sayang," jawab Tessa.
"Semua makanan yang ada di meja ini adalah makanan yang khusus untuk kalian berdua. Semoga saja lidah kalian cocok dengan masakan pelayan di rumah ini," ucap Antoni.
"Kamu berlebihan mas. Seharusnya tidak repot-repot seperti ini. Aku sama Kinara tidak perlu di kamu seperti ini," ucap Tessa yang merasa tidak enak.
"Tidak repot. Pelayan yang mengerjakannya DNA memang atas perintahku. Istri dan anakku sudah sewajarnya mendapatkan perlakuan seperti ini," jawab Antoni dengan santai.
"Anak! Sejak kapan aku menjadi anaknya," batin Kinara dengan kesal.
"Sudah sayang sekarang kamu silahkan makan!" titah Antoni. Tessa menganggukkan kepalanya.
"Ayo Kinara kamu silahkan makan!" titah Antoni. Kinara tidak menanggapi dan mengambil makannya sendiri. Sementara Tessa pasti melayani suaminya dulu dengan mengambilkan makanan untuk suaminya.
Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar dan ternyata itu adalah Kevin.
"Kevin ayo kamu juga ikut makan!" ajak Antoni.
Kevin yang menggulung lengan kemejanya menghampiri meja makan dan duduk tepat di depan Kinara. Namun Kinara cuek dan tetap pada makannya dan bahkan tidak melihat Kevin sama sekali.
"Kevin ini istri papa dan ini Kinara putri dari istri papa dan juga sekarang sudah menjadi adik kamu," Antoni memperkenalkan Tessa dan Kinara kepada Kevin.
Pandangan mata Kevin langsung melihat ke arah Kinara. Seperti mengamati wajah Kinara dengan ekspresi yang tidak terbaca.
"Salam kenal Kevin. Kami sangat senang akhirnya bisa bertemu kamu. Papa kamu sering menceritakan kamu," ucap Tessa dengan ramah pada anak tirinya itu.
Kevin hanya mengangguk santai saja. Tidak terlalu memperlihatkan dia menyukai atau tidak menyukai ibu tirinya. Wajahnya datar dan ekspresinya tidak mudah di baca.
"Benar Kevin. Papa sering menceritakan kamu pada istri papa," tambah Antoni. Kevin tidak menanggapi.
"Sayang, Kevin ini seorang pengacara," ucap Antoni.
"Wau benarkah sangat keren sekali, semoga karir kamu sukses," ucap Tessa kagum.
"Terimakasih kasih. Jadi jika ini mengurus surat perceraian anda. Bisa langsung mengabari saya dan pasti akan gratis," sahut Kevin yang sekali bicara langsung menusuk yang membuat senyum di wajah Tessa langsung pudar dengan wajah datarnya yang berubah.
"Kevin jaga sikap kamu," tegur Antoni.
Mendengar celetukan dari suara Kevin yang terdengar dingin barulah Kinara mengangkat kepalanya dan melihat pria yang berbicara itu.
"Jadi dia juga tidak menyukai mama. Jika mereka tau anak mereka tidak menyukai mereka untuk menikah. Lalu Kenapa mereka malah menikah," batin Kinara yang bisa mengambil kesimpulan dengan mendengar kalimat yang di keluarkan Kevin.
"Ada apa adik tiriku. Kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Kevin yang melihat Kinara yang terus melihat dirinya.
"Tidak!" jawab Kinara ketus.
"Aku tidak percaya. Jika sebesar ini aku baru memiliki seorang adik. Lalu apa aku harus memanggilmu adik atau apa," ucap Kevin dengan alisnya terangkat.
"Kevin bicaralah baik-baik!" tegur Antoni lagi.
"Apa lagi yang salah pah. Bukannya papa ingin aku bersikap ramah dan menyapa adik dan ibuku. Lalu aku sudah melakukannya dan aku sedang membangun komunikasi yang baik dengan yang....."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments