Menyembunyikan kehamilan Part 2

"Gak mungkin...!, ini pasti salah," ucapku langsung menutup mulut.

"Apaan sih, Fin?, kamu gak asyik ah, klo gini"

Tanpa memastikan pada Lira lagi, begitu melihat ekspresi wajahnya kemungkinan besar Mas Fatir sudah membocorkan kejadian semalam padanya.

"Dia cerita apa?" sambil menaikkan alis menatapnya tajam.

"Aku dah tau semuanya kok, pokoknya pulang nanti kita langsung ke rumah, biar mas Fatir yang mengambil barang kamu di penginapan. Titik....!"

"Tidak, Lir. Kamu gak tau mas Rayhan gimana, lebih baik jangan terlibat." Bukan menolak kebaikan mereka tapi aku gak mau kejadian semalam dialami oleh semua orang yang aku sayangi.

"Fin, aku gak terima alasan kali ini, pokoknya kamu pulang bareng aku di rumah, lagian umi pasti senang dengar kamu tinggal bareng lagi, lagian ngapain kami ngekost, buang-buang duit aja, pemborosan tau," Nasehat Lira emang ada benarnya, tapi aku masih enggan merepotkan dia lagi.

"Lira', aku udah banyak ngerepotin kamu. Aku beneran gak enak.." sahut ku dengan terbuka padanya.

"Kamu lagi hamil, bumil gak boleh tinggal sendiri, lagian kamu lupa klo lagi nabung buat lanjut kuliah, kamu gak pengen jadi kaya dia tuh, sarjana dan sekarang udah jadi bos."

Kami melirik mas Fatir bersamaan, hingga membuatnya salah tingkah.

"Hihihi...tuh kan, kumat lagi" ucap Lira sontak membuat ku langsung tertawa terbahak, mengamati ekspresi dari mas Fatir, yang kocak habis di jahilin oleh Fira.

"Lir, aku pikir jadi istri orang kaya itu enak, tapi aku ternyata salah." ucap ku mulai membuka obrolan tentang diri ku selama ini.

"Kelihatan kok, klo selama ini ada yang pura-pura bahagia dihadapan kami. Makanya dia jadi korban, habis hanya dia yang searah dengan kamu. Dulu sih enak, kita semua searah, setelah kamu nikah, kamu doank yang kearah jalur barat." Lira mulai membuka sedikit demi sedikit tentang apa yang mereka pikirkan tentang pernikahanku.

"Nikahnya doank yang kayak gedongan, tapi kenyataannya kamu tersiksa, itu kelihatan kok, kamu yang dulu ceria. Sekarang malah sering terlihat murung, bahkan gak asik sama sekali, aku rindu kamu yang dulu, Fin!" Niat mau curhat eh, malah dia yang curhat duluan, "dasar jomblo kesepian."

Mendengar curhatan Lira, aku senyum - senyum sendiri, "Apaan sih, orang curhat tuh, ditanggapin Bae-Bae bukan di kaca-ngin, malah sen- yam senyum gitu lagi, kamu mah rese'.!"

"Hahaha...mangkanya cinta si bang Opick jangan kamu kaca-ngin juga, tuh kan jadi jomblo kesepian, untung ada mas Fatir yang sering menemani klo lagi libur jadi playboy."

"Tuh...Bang liat tuh kelakuan si Defina Rayhan Anggara, rese' benar. Udah dibantuin, malah ngatain jomblo kesepian." Lira' terlihat mengadu pada mas Fatir sedang mas Fatir hanya menatapnya sekejap sambil menyunggingkan senyum sinis pada Lira, "Dasar playboy cap kadal, moga aja kena batunya, jatuh cinta bertepuk sebelah tangan."

"Waduh...bisa gawat tuh, kutukan lho parah," aku langsung menengahi mereka sebelum bom meledak.

"Lira', mulut tuh dijaga setiap omongan itu adalah do'a, omongan Lo tuh hampir kejadian jangan sampai cintaku yang pernah patah harapan bertepuk sebelah tangan."

Jelas mas Fatir so' dewasa menasehati Lira

Lira tentunya gak terima, " sejak kapan Lo berubah profesi jadi ustad?" cecar Lira tentu tak mau kalah.

"Kamu jangan nyalahin aku , salah sendiri naruh hati gak kira-kira, teman sendiri malah diembat juga, rasain sendiri malah ditinggal kawin sebelum nyatain cinta,"Lanjut Lira semakin membuat otak ku tak konek sama sekali dengan obrolan mereka. Aku malah penasaran dengan gadis yang dimaksud Lira.

"Siapa sih?, aku kok gak tau ?"

Mas Fatir langsung memberi kode dengan satu jari di bibir.

Tak ada yang menanggapi pertanyaan ku, membuat ku ngambek dan langsung baring membelakangi Lira yang masih bermain kode rahasia dengan Mas Fatir.

"Fin, Mas pamit yah!, ada kerjaan dadakan di kantor, aku harap kamu yang akur dengan Lira, segera hubungi aku jika ada masalah."

Aku menatap dirinya, meminta jawaban atas apa yang aku tanyakan pada mereka sebelumnya, "udah jangan di pikirin lagi, kamu lebih mengenal dirinya dibanding kami"

Kerana penasaran dengan gadis itu, aku masih mengekori langkah mas Fatir dengan lirikan mata hingga pintu kamar tertutup.

Sesaat aku berusaha mencerna maksud dari perkataannya setelah meninggalkan kami, sesekali aku mengarahkan pandangan kearah Lira, namun gadis itu selalu berpura-pura sibuk dengan benda pipih miliknya, "jangan sok sibuk, aku tau kamu cuma scrol tiktok, berlagak tuh!" cecar ku semakin jutek padanya.

"Tebak coba siapa?" Lira mulai bermain tantangan untukku. Aku pun karena rasa penasaran yang tinggi, mulai mengabsen satu persatu teman sekantor kami yang barusan melepas masa lajangnya.

"Apa mungkin Arda ?, soalnya aku dengar dia sempat dekat dengannya." tebak ku mencoba dengan segala kemampuan, namun tetap ditanggapi oleh Lira dengan gelengan kepala, " Lah terus siapa donk?, kok aku sama sekali tak tau, biasanya dia itu selalu jadi bahan gosip ter-hot, masa sih aku ketinggalan jauh tentangnya." Keluh ku seakan tak percaya jika Mas Fatir naksir seseorang, dan mungkin ia serius kali ini.

"Aku penasaran Lo?, kamu niat amat bikin aku mati penasaran, aku lagi hamil Lira, jangan dibikin mikir berat donk!" bujuknya dengan segala rayuan maut.

"Hahaha...bisa aja kamu, kamu juga pasti tau sendiri, ngapain aku harus ngasi tau, lagian dengar sendiri orangnya langsung yang bilang jika kamu lebih mengenalnya dari pada kami," jelasnya sekali lagi mengingatkan ucapan Mas Fatir pada ku sebelum meninggalkan kami berdua.

"Jika aku lebih mengenalnya, lantas semua gadis yang aku sebutkan dan masuk kriteria, kenapa kamu malah geleng kepala terus?, lantas siapa gadis itu?" tanyaku begitu penasaran, sejak mengenal mas Fatir baru kali ini aku mendengar ada gadis yang bisa menetap dalam ingatan Lira, artinya gadis itu pasti istimewa Dimata mas Fatir.

"Fin, apa yang akan kamu lakukan?, gak niat mengabari Rayhan tentang kehamilan mu ini, biar gimana pun ini juga kan anak nya." Lira' kini mengalihkan topik Membahas tentang si manusia tak berperasaan itu.

"palingan dia akan menganggap anak ini adalah hasil perselingkuhan ku dengan mas Fatir , lalu untuk apa ia tahu," mungkin kali ini Lira akan setuju dengan ku, tapi hal ini mungkin akan bisa bertahan satu atau dua tahun karena sejatinya setiap seorang anak pasti butuh identitas orang tua.

"Berpikir jernih lah untuk masalah yang ini kamu jangan gegabah, jika ia panjang umur ia anak hidup dengan identitas tak jelas." Lira' memberiku masukkan yang memang terus mengganggu pikiran ku semenjak aku tau jika aku ini sedang mengandung.

Aku yang tiba-tiba melow mendengar Lira merasa hidup ini begitu tak adil untuk kami, belum lahir ia sudah merasakan pedih, belum lagi harus menghadapi gunjingan orang di luar sana. Banyak hal yang terlintas dalam benakku sekarang, hingga aku tak kuasa meneteskan air mata, "Lira, apapun yang terjadi jangan pernah membujuk ku untuk kembali, meski ia sekarat pun tak ada kata kembali untuk kami, Sakit Lir....!, seorang suami harusnya melindungi martabat sang istri tapi dia malah merendahkan ku, bahkan mengusir ku." Aku terisak meratapi nasib ku dan cabang bayi ku yang belum lahir.

"Sudah lah klo memang seperti itu lupakan dia, jangan buat diri mu sakit lagi, saatnya kamu bahagia, kita semua akan mencarikan jalan dari keluar, mungkin saja ada malaikat diluar sana yang akan menikahi mu dan menjadi penyelamat untuk kalian." Entah ada apa dengan Lira tapi aku merasa sedikit tenang mendengarnya.

Tanpa kami sadari jika mas Fatir ternyata kembali dan mendengar semua percakapan kami, tapi ia hanya berdiri di depan pintu kamar yang memang tak tertutup rapat.

"Aku akan mengurus perceraian kamu dengan si bejat itu, setelah kamu bebas, aku yang akan menjadi ayah dari anak yang kamu kandung, seperti yang ku katakan sebelumnya kita akan buat dia meledak, akan ku buat merasakan betapa sakitnya melepas wanita yang kita sayangi dengan tulus, seperti yang ia lakukan pada ku." ucap Fatir setelah mendengar curhatan Defina dan Lira.

"Mas' siapa gadis itu!" tanyaku kembali masih penasaran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!