Keesokkan paginya, Elsa mulai membuka matanya dan merasakan kepalanya sangat sakit. Dengan mata yang menyipit dan menyesuaikan cahaya yang masuk dalam jendelanya kamarnya, Elsa melihat ke sekeliling dan hanya ada dirinya di kamar itu. Seingatnya ia sedang berada di tempat pemakaman dan setelah itu tidak ingat apapun, kemungkinan dirinya pingsan.
" Kak Riko " ucap Elsa pelan saat mengingat pria yang sangat ia cintai sudah pergi meninggalkan dirinya selama-lamanya.
Tanpa dapat dicegah lagi, air matanya kembali jatuh membasahi pipi. Elsa masih sangat terpukul dan belum bisa menerima kepergian Riko.
" Kenapa, Kak? Kenapa Kakak tega meninggalkan aku? " ucap Elsa dengan tangis yang semakin menjadi.
Hingga pintu kamarnya terbuka dan memperlihatkan Raka masuk ke dalam kamarnya dengan membawa nampan berisi makanan. Elsa mencoba menghentikan tangisnya dan ia merasa heran mengapa Raka bisa ada di rumahnya sepagi ini. Sungguh, ia tidak mengingat jika pria itu sudah menikahinya kemarin di rumah sakit karena terlalu meratapi kepergian Riko.
" Raka? " ucap Elsa pelan dan berusaha untuk mendudukkan tubuhnya.
" Eh, jangan bangun dulu " cegah Raka yang langsung meletakkan nampan yang dibawanya ke atas nakas.
Raka membantu Elsa untuk duduk karena ia tahu jika tubuh istrinya itu masih lemah. Raka juga meletakkan sebuah bantal di belakang Elsa agar sang istri bisa duduk dengan bersandar.
" Sudah nyaman? " tanya Raka memastikan Elsa duduk dengan nyaman.
Elsa menganggukkan kepalanya dengan lemah.
" Ka, kenapa lo bisa di sini pagi-pagi begini? Dan kenapa pintu kamar gue lo tutup, kalau ada yang berpikir macam-macam nanti gimana? " tanya Elsa yang masih belum mengingat status mereka dan khawatir melihat pintu kamarnya tertutup apalagi mereka hanya berdua.
Raka mengangkat satu alisnya dan ia merasa jika sang istri tidak mengingat jika mereka telah menikah kemarin.
" Hmm, tidak akan ada yang berpikir macam-macam, Sa. Kita sudah menikah dan wajar kalau kita berdua di dalam kamar " jawab Raka dengan hati-hati.
" Apa? Menikah? " ucap Elsa sangat terkejut.
Raka menganggukkan kepalanya. " Apa lo tidak ingat, Sa? " tanya Raka yang sudah menduganya.
Elsa terdiam dan mencoba mengingat semua yang terjadi kemarin dan benar saja, mereka telah menikah di rumah sakit karena permintaan terakhir Riko. Air mata Elsa kembali mengalir, Riko pergi meninggalkan dirinya dan sekarang ia terjebak dengan pernikahan dengan sahabatnya.
" Sekarang lo bisa talak gue, Ka. Lo bisa ceraikan gue sebelum pernikahan ini semakin menjerat lo " ucap Elsa yang membuat Raka sangat terkejut.
" Sa, lo jangan bicara aneh-aneh deh. Gue tidak akan menalak atau menceraikan lo " ucap Raka pada Elsa.
" Gue tahu lo sudah janji sama Kak Riko dan gue lepas lo dari janji itu. Gue tahu lo cinta sama perempuan lain dan lo menikah sama gue karena permintaan Kak Riko yang tidak bisa lo tolak " ucap Elsa menghapus air mata di pipinya.
Raka pernah mengatakan jika sahabat sekaligus suaminya itu mencintai seorang wanita tanpa tahu jika wanita itu adalah dirinya sendiri. Elsa tidak ingin Raka mengorbankan cintanya karena janjinya kepada Riko.
" Lo salah, Sa. Gue menikahi lo bukan cuma karena janji gue sama Riko, tapi juga karena..... " Raka tidak bisa meneruskan ucapannya.
" Aku tidak bisa mengatakan kebenaran tentang perasaanku pada Elsa sekarang " batin Raka karena tidak tepat mengatakannya di saat seperti ini.
" Karena apa, Ka? " tanya Elsa menatap Raka dengan matanya yang basah.
" Bukan apa-apa, sudah lupakan " jawab Raka.
Tapi Elsa tidak bisa melupakannya begitu saja, apalagi ia sempat mendengar ucapan Riko yang mengatakan Raka mencintainya dan cintanya lebih besar dari Riko.
" Jawab Ka, karena apa? Apa karena lo cinta sama gue? " ucap Elsa dengan nada bicara yang lebih tinggi.
Raka kembali terkejut, apa Elsa sudah mengetahui jika ia sangat mencintainya? Raka hanya diam dan menatap sendu Elsa karena ia tidak tahu harus menjawabnya bagaimana.
" Iya kan, Ka? Lo cinta sama gue? " desak Elsa cukup mengerti jawabannya karena Raka hanya diam.
" Jawab Ka, kenapa lo diam saja " bentak Elsa karena ia butuh pengakuan dari Raka.
" Iya Sa, gue memang cinta sama lo " jawab Raka akhirnya terpaksa karena desakan dari Elsa.
" Tapi sayangnya lo tidak pernah menyadari itu, Sa. Bahkan saat gue bilang cinta, lo selalu anggap itu hanya sebuah candaan " lanjut Raka pelan.
Beberapa kali Raka mencoba untuk menyatakan perasaan cintanya pada Elsa, tapi Elsa tidak pernah menganggapnya serius. Elsa berpikir seperti itu karena memang Raka sering mengatakan suka hanya untuk membuatnya kesal sehingga ia tidak pernah menganggap apa yang dikatakan oleh Raka dengan serius. Elsa sungguh tidak menyangka jika sahabatnya itu mencintai dirinya dan memanfaatkan kematian Riko untuk bisa menikahinya.
" Oh jadi itu alasannya, Ka. Lo pasti senang kan karena bisa menikahi gue sekarang, hah? Lo memanfaatkan kematian Kak Riko untuk mendapatkan gue " ucap Elsa tertawa sini.
" Atau jangan-jangan lo yang merencanakan kecelakaan Kak Riko supaya dia tidak selamat dan lo bisa menikahi gue? Iya kan, Ka? " tuduh Elsa dengan tatapan tajam dan hati yang sakit membayangkan hal yang dipikirkannya itu benar.
Sedangkan Raka cukup tersinggung dan tidak menyangka mendengar apa yang diucapkan oleh Elsa. Sejahat-jahatnya dirinya, Raka tidak akan pernah menghilangkan nyawa seseorang orang. Bahkan ia sudah ikhlas jika Elsa menjadi milik Riko, bahkan ia juga sangat kehilangan Riko.
" Walaupun gue cinta sana lo dan sempat tidak suka sama Riko, tapi gue tidak sejahat itu, Sa. Gue tidak akan pernah membunuh seseorang, apalagi orang itu yang bisa membuat lo bahagia. Bahkan kalau bisa gue rela menggantikan posisi Riko saat kecelakaan jika itu mungkin supaya lo tetap bisa menikah sama Riko. Gue rela melakukan apapun untuk kebahagiaan lo tapi lo tega-teganya menuduh gue yang merencanakan kecelakaan Riko, gue tidak menyangka lo bisa berpikir seperti itu tentang gue, Sa " ucap Raka tidak terima di tuduh seperti itu.
" Sebaiknya sekarang lo berpikir baik-baik, apa gue sejahat itu? " lanjut Raka
Setelah itu, Raka beranjak pergi dan keluar dari kamar itu. Raka akan membiarkan Elsa sendiri terlebih dahulu agar ia bisa berpikir dengan tenang, ia tahu jika pikiran Elsa sedang kacau sekarang.
" Aaaaaaaa " teriak Elsa menarik rambutnya dengan kencang.
Sungguh, sekarang ia tidak bisa berpikir dengan jernih hingga bisa berpikir seperti itu tentang Raka. Ia sudah mengenal Raka cukup lama dan tahu bagaimana sahabatnya itu, Raka tidak mungkin melakukan hal sejahat itu untuk membunuh seseorang.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow ig saya @tyaningrum_05 dan akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments