Mobil mewah Daffin keluar dari gedung bertingkat perusahaannya. Waktu beranjak senja, Daffin akan menuju rumah papanya yang sudah menelpon dirinya dari pagi tadi.
Selesai dari rumah papanya Daffin akan pulang sebentar ke apartemennya membersihkan diri dan pergi lagi menemui kedua sahabatnya di club milik sahabat baiknya.
Mobil Daffin melaju dengan kencang hampir saja mobilnya bertabrakan dengan mobil mewah lainnya yang berjalan sangat lamban. Daffin ingin menyalip mobil tersebut tetapi tiba-tiba saja mobil tersebut sengaja bergeser menutup jalan yang ingin di salipnya dengan cekatan Daffin membanting setir ke kanan dan melajukan mobilnya dengan kencang. Untung jalanan di depan mobilnya lengang tidak ada mobil yang berlawanan arah.
Daffin mengumpat dalam hatinya, ia tidak begitu jelas melihat pengemudi yang ada di dalam mobil yang hampir diserempet nya tadi.
Sialan, sengaja orang itu tadi pasti ia melihat tanda lampu sen yang sudah di berinya, kenapa pula dengan sengaja mobilnya bergeser ke kanan, awas aja kalo ketemu orangnya, Daffin kesal.
Seorang wanita yang mengemudi mobil yang berjalan lambat mengetahui mobil siapa yang melaju kencang tadi.
Wanita itu tau mobil tersebut saat ia makan siang tadi dengan rekan bisnis Magenta. Makanya ia sengaja menyetir mobilnya ke kanan agar tidak di salip, tapi ternyata lelaki itu nekat tetap melaju kencang menyalip mobilnya.
"Dasar laki-laki angkuh, di jalanan pun mau di kuasainya juga, heem, dasar orang kaya suka sukanya aja," Ezzel tambah kesal belum usai kesalnya tadi siang di tambah lagi kesalnya sore ini. Ezzel mengumpat lelaki angkuh itu.
Ezzel akan menuju ke rumah papinya.
Sementara lelaki yag melajukan mobil tadi sudah berada di rumah papanya.
Daffin masuk ke rumahnya di sambut mami tersayang nya.
"Ohhh, Daffin putra tampan mama, apa papa yang memanggilmu, nak?"
Daffin menganggukkan kepalanya. Ia langsung ke ruang kerja papanya.
Daffin membuka pintu ruang kerja papanya. Ia segera duduk di depan papanya.
Papanya yang sangat paham dengan putranya yang tak banyak bicara ini hanya menggelengkan kepalanya.
"Daf, kamu tau kenapa papa panggil kamu?"
Daffin mengedikkan bahunya.
"Papa ingin kamu menikah bulan depan!"
Daffin mengernyitkan alisnya.
"Apa karena Papa mendengar selentingan yang beredar di luaran sana?"
"Ya mungkin salah satunya itu, intinya bulan depan kamu menikah dengan putri sahabat papa,"
Daffin mengepalkan tangannya.
"Kalo Daffin menolak?"
"Tidak ada penolakan Daffin Auriga, kamu tau sahabat papa itu yang menyelamatkan papa saat papa muda di keroyok orang tidak di kenal, jika tidak ada sahabat papa itu kamu tidak akan ada di dunia ini, jangan membantah papa, Daffin," tegas papa dengan suara beratnya.
Daffin memasang muka datarnya, ia tidak akan membantah papanya. Ia pikir dengan menikah akan meredam isu liar yang berkembang di luaran tentang dirinya yang di isukan macam-macam.
"Atur aja Pa," Daffin tidak banyak bicara lagi ia akan bangkit dari duduknya.
"Baguslah bulan depan tanggal 15 kamu harus bersiap, semuanya sudah papa atur dan siapkan kamu hanya tinggal duduk dan ijab kabul aja,"
Daffin tidak menjawab ia beranjak dari duduknya.
Di lantai satu ia bertemu kembali dengan mamanya.
"Bagaimana Daf, apa kamu tolak permintaan papamu?" tanya mami Shita.
Daffin diam saja, "Daffin pulang Ma ke apartemen,"
"Loh kok pulang nya cepat Nak, bukannya kamu tidur sini nanti malam?"
Daffin sudah ngeloyor pergi.
"Daff, Daff, Daffin!" teriak mama Shita.
"Tu anak," mama Shita geleng-gelengkan kepalanya.
Mama Shita lagi malas bertemu dengan suaminya ia masih ngambek karena memaksakan pernikahan putranya dengan putri sahabatnya.
***
Di rumah papinya Ezzel masuk ke rumah dilihatnya papinya sedang menerima telpon.
Ezzel duduk di samping papinya di sofa ruang tengah.
"Baiklah, Tama, bagus kalo begitu, ini putriku baru datang.
Regata menutup telponnya, di letakkannya di atas meja.
" Putri cantik papi, kenapa dengan wajahmu, nak?"
"Lagi kesel Pi, kesel sama rekan bisnis Genta, sombong banget, Ezzel gak suka,"
"Gak boleh kesel gitu sama orang, nak, kamu sendiri ke sini? Gak sama Genta?"
"Gak Pi, Genta tadi masih di kantor,"
"Kenapa papi manggil Ezzel? Apa ada sesuatu yang penting?"
Papi menganggukkan kepalanya.
"Nak, papi sudah merencanakan pernikahan putri papi dengan putra sahabat papi bulan depan,"
Ezzel mengerutkan alisnya.
"Menikah? Ezzel menikah?" Ezzel kaget.
Papi manggut-manggut.
"Iya nak, menikah kamu sama putra sahabat papi,"
"Pi, Ezzel belum mau menikah Pi, umur Ezzel juga masih 25 tahun, Pi,"
"Itu usianya yang matang sayang, tidak ada bantahan, oke!"
"Papi dan sahabat papi sudah mempersiapkan semuanya sayang, kamu tinggal datang dan duduk cantik saja di pelaminan,"
"Papi, tapi kan Ezzel masih mau menjomblo Pi, Ezzel mau menikah dengan laki-laki yang Ezzel cintai Pi,"
"Cinta akan datang jika kalian sudah tinggal bersama nak, papa tau anak sahabat papa itu orangnya seperti apa, ia akan menjadi suami yang baik nantinya, nak,"
"Papi tau darimana, jangan sok tau deh Pi, Ezzel gak mau Pi, Ezzel gak mau menikah sekarang,"
"Zel, turuti keinginan papi ya nak, papi mau kamu bahagia, papi sudah berjanji dengan sahabat papi itu dari papi muda Zel, tolong papi ya,"
Ezzel menatap wajah papinya yang sudah berkeriput, air matanya menetes, Ezzel yang hanya memiliki papinya gak mungkin ia mengecewakan keinginan papinya.
Ezzel tidak mengetahui siapa laki-laki itu, Ezzel tidak kenal, dan tiba-tiba mereka akan menikah, OMG! Apa yang akan terjadi dengan pernikahan mereka tidak saling kenal, tidak saling tau.
Ezzel galau, bagaimana nanti kehidupan rumah tangga nya apa akan bertahan atau dirinya akan menjadi janda saat dirinya di cerai suaminya karena mereka tidak saling mencintai.
Bagaimana jika lelaki itu sudah punya pacar, apakah dirinya bisa disebut sebagai pelakor atau pepacor perebut pacar orang. Yang bener saja.
"Jangan banyak melamun, nak, semua akan baik-baik saja, percayalah dengan papi,"
"Terserah papi aja, yang penting papi bahagia, Ezzel hanya punya Papi jadi Ezzel akan menjadi anak yang berbakti, Papi atur aja, do'akan aja putri papi ini bahagia," ucap Ezzel sudah tidak bisa menolak keinginan papinya.
"Pasti papi doakan yang terbaik buat putri papi, pernikahannya bulan depan kamu bisa ajukan cuti ke Genta mulai besok,"
"Iya, Pi, udah nih Pi? Ezzel mau ke kamar Pi,"
"Ya udah kamu istirahat dulu aja sebelum makan malam,"
"Iya Pi, Ezzel ke atas dulu Pi,"
Ezzel beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar nya.
Ezzel membaringkan tubuhnya di atas ranjang empuk nya. Pandangan nya menerawang.
Menikah?
Dirinya tidak kepikiran untuk menikah cepat, dirinya yang selalu sibuk memang belum memiliki pacar, tetapi ia sedang dekat dengan temannya Genta yang sama-sama pengusaha muda seperti Genta. Ancello Bimo Raharjo, lelaki tampan peranakan maminya bule.
Padahal Ezzel sudah mulai tertarik dengan Cello, lelaki dengan pembawaan tenang, ramah dan berkharisma. Berbeda dengan rekan bisnis Genta yang angkuh dan irit bicara itu.
Ezzel tidak tau lelaki yang suka dia umpat itulah yang akan menjadi calon suaminya. Perjodohan yang di sudah di rencanakan oleh papi dan sahabat baiknya.
Bagaimana reaksi keduanya saat nanti mereka bertemu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Rahma AR
usia siap menikah ezzel
2023-12-29
1