Tiba-tiba SAH!

Daffin sudah bersiap di rumah yang baru di belinya, dalam kamarnya dengan setelan beskap berwarna putih dan kopiah putih Daffin tampak berbeda. Wajahnya tampak semakin menawan dengan rahang dan dagu yang bersih habis bercukur. Daffin mematut tubuhnya di cermin besar di dalam kamarnya.

Melihat penampilannya yang all out, Daffin menghembuskan napas kasar, bagaimana pun tubuhnya terasa tegang. Ia akan mengucapkan ijab kabul di depan wali nikah mempelai wanita juga para saksi dan juga pak penghulu.

Pernikahan mereka tidak dihadiri ramai orang, hanya keluarga inti saja dan para saksi juga kerabat dekat mereka.

Daffin lelaki yang perfeksionis dirinya sadar pernikahan ini sakral ia harus benar-benar siap mengucap kan ijab kabul untuk menikahi wanita yang tidak di kenalnya.

Daffin akan turun ke bawah ke lantai satu di mana mobilnya sudah menunggunya, asistennya Berry yang akan mengemudikan mobilnya menuju ke rumah pengantin wanita.

Sementara di kediaman Regata. Ruang lantai satu rumah nya sudah di sulap untuk acara akad nikah putrinya, warna putih mendominasi dekorasi dengan hiasan bunga-bunga mawar segar berwarna merah. Meski sederhana menurut Regata papinya Ezzel, namun ruangan tersebut tetap saja tampak mewah dan elegan. Ia mengadakan akad nikah putrinya di ruangan lantai satu di dekorasi oleh WO dengan elegan secara yang mengadakan acara adalah seorang pengusaha besar yang terkenal dan di segani di kota mereka. Sederhana menurut seorang konglomerat tentu berbeda dengan sederhana menurut seorang yang biasa saja hidupnya.

Yang menghadiri acara akad ini jadi mengetahui bahwa pengusaha muda yang akan menikah ini bukanlah seperti berita yang beredar di luaran sana.

Pengusaha muda terkenal ini akan menikah dengan seorang wanita bukan seorang lelaki seperti isu-isu liar yang beredar di luaran sana.

Di dalam kamarnya di rumah papi Regata, Ezzelea sudah selesai di make over oleh MUA terkenal, hasil riasannya luar biasa, wajah Ezzel tampak beda, berubah, yang melihatnya pasti pangling.

Dengan kebaya putih dan memakai mahkota siger di kepalanya, tubuh tinggi dan jenjang wanita cantik itu seperti model yang sedang memperagakan kebaya pengantin lengkap dengan riasan di wajahnya.

"Nona anda cantik sekali," ucap MUA tersebut yang meng-make over Wajah Ezzel.

Ezzel tersenyum, ia deg-degan tubuhnya terasa tegang. Ia menghela napasnya. Karena pernikahannya mendadak sahabat nya Abel di luar negeri tidak bisa datang menghadiri pernikahannya.

Ezzel sedih karena sahabatnya tidak bisa datang. Di pernikahannya ini ia hanya ada papinya juga sepupunya Magenta. Genta sudah di wanti-wantinya datang. Meski alasan Genta ia akan keluar kota Ezzel memintanya untuk hadir menyaksikan pernikahannya baru setelah itu ia boleh pergi. Ezzel tidak tau apakah Genta akan hadir atau tidak.

Di lantai satu rumah papinya para saksi dan pak penghulu sudah di tempat begitu juga dengan Gautama, dan istrinya Shita dengan wajah cemberut nya.

Regata dan Gautama tampak mengumbar senyum cerah. Keinginan mereka untuk menikahkan putra putri nya kesampaian, sebentar lagi mereka akan resmi menjadi besan, persahabatan mereka akan semakin erat.

Dari pintu masuk tampak berjalan lelaki tampan dengan setelan pengantinnya lengkap dengan aura dan penampilan yang menawan menuju ke acara tempat diadakannya ijab kabul.

Daffin duduk di kursi dengan tubuhnya yang tegang. Ia menunggu mempelai wanitanya datang dengan dada yang berdebar-debar. Seperti apakah wajah calon istri nya itu.

"Jangan tegang nak Daffin," ucap Regata di depan Daffin. Mereka sudah bersiap akan ijab kabul, Regata sendiri yang akan menjadi wali nikah putri tersayangnya.

Daffin menarik ujung bibirnya tipis. Ia mengetahui Regata sebagai sahabat papanya tetapi ia tidak pernah berjumpa dengan putrinya.

Seorang wanita dengan kebaya putih tampak cantik berjalan dengan sangat anggun ke kursi mempelai pengantin, tubuhnya yang tinggi membuat pasang mata memandangnya terpesona. Wajah Ezzel yang tampak berbeda semakin cantik dengan sapuan tangan dingin MUA terkenal di kota mereka.

Daffin terpana dengan kecantikan wanita yang akan menjadi calon istrinya itu. Matanya tak berkedip memandang wanita tersebut. Daffin tidak tau bahwa wanita tersebut adalah sekretaris rekan bisnisnya yang pernah satu meja dengannya. Ezzel sendiri terus menunduk tanpa mau melihat calon mempelainya.

Ezzel duduk di samping Daffin, setelah mereka duduk berdampingan, kain selendang panjang putih tipis di letakkan di atas kepala keduanya.

"Siap untuk ijab kabul nak Daffin?" tanya pak penghulu yang duduk di samping papi Regata.

"Siap Pak," jawab Daffin tegas dengan suara beratnya.

"Baiklah, silahkan Tuan Regata, jabat tangan mempelai laki-laki, kita akan mulai,"

Setelah mengucapkan ijab kabul dengan satu napas, dan mendengar kata SAH dari para saksi. Daffin merasa lega. Ia membuang napasnya kasar. Terdengar di telinga Ezzel.

Ezzel yang dari tadi menunduk begitu terdengar kata SAH, dirinya mengangkat kepalanya hanya belum melihat ke arah suami di samping nya.

"Alhamdulillah sekarang kalian sudah sah sebagai suami istri dan sudah halal," ucap pak penghulu sambil terkekeh. Papi Regata juga ikut terkekeh.

"Pengantin pria bisa memakaikan cicin nikahnya ke jari manis istrinya, begitu juga dengan mempelai wanita ke suami nya,"

Daffin memiringkan tubuhnya begitu juga dengan Ezzel, ia mengulurkan tangan kanannya. Jari-jari panjang dan ramping itu dipegang oleh Daffin, seakan teraliri oleh aliran listrik ditubuhnya, Daffin dan Ezzel merasakan aliran darah nya mengalir lebih kencang membuat dada mereka semakin bertalu-talu.

Jemari lembut tersebut di sentuh Daffin ia memasukkan cicin emas putih bermata berlian di jari manis istrinya. Begitu juga Ezzel memasukkan cincinnya ke jari manis suaminya.

"Sekarang suami boleh mencium istrinya, dan istri mencium tangan suaminya sebagai tanda hormat ke suami,"

Daffin memandangi wajah istrinya yang masih menunduk ia menyentuh dagu istrinya dan mengangkat kepala istrinya.

Seketika mata Ezzel membola sempurna melihat dengan jelas wajah suaminya. Ezzel kaget. Daffin mengernyitkan alisnya kemudian ia mencium kening istrinya. Lembutnya bibir Daffin di keningnya membuat detak jantung Ezzel semakin tidak menentu. Kenapa dengan jantungku ini? Apa aku kena penyakit jantung mendadak? batin Ezzel.

Sesuai dengan arahan dari pak penghulu tadi, Ezzel segera meraih tangan suaminya dan menciumnya. Daffin pun merasakan hal yang sama tiba-tiba saja jantungnya derdegup kencang.

"Baiklah karena ijab kabul sudah selesai, sekarang untuk acara selanjutnya saya serahkan ke MC,"

MC dari WO mengumumkan acara selanjutnya dengan sungkeman kepada kedua orangtua mempelai.

Acara pernikahan mereka ternyata di hadiri juga oleh sahabat Daffin, Alex dan Cello. Genta tidak kelihatan Ezzel merasa sedih sepupu yang dekat dengannya itu tidak datang di acara pernikahannya.

"Selamat bro, ternyata lo curi start duluan ya," Alex menjabat tangan sahabatnya dan memeluknya.

Cello yang sedang dekat dengan Ezzel sempat kaget melihat istri sahabatnya adalah sepupu Genta temannya juga rekan bisnis Daffin sendiri.

Ezzel juga kaget melihat kehadiran Cello di pernikahan mereka. Ezzel merasa bersalah. Ia dan Cello sedang pedekate sudah sering juga mereka makan bareng saling bercerita.

"Selamat Daf, tanpa basi basi lo Daf, istrimu sangat cantik, jangan sakiti dirinya Daf, aku siap menjadi penggantimu," ucap Cello di depan Ezzel.

Daffin sempat kaget juga dengan kata-kata sahabatnya ini, apa maksudnya? batin Daffin.

Setelah memberikan ucapan selamat acara di lanjutkan dengan acara santai menikmati hidangan yang ada, pengantin juga ikut berbaur mereka tidak memasang pelaminan di acara akad nikah mereka.

Di mejanya mama Shita memasang pandangan permusuhan ke istri putra tinggal nya itu. Dirinya tidak suka dengan menantunya sendiri. Dirinya menginginkan putranya menikah dengan putri sahabat dekatnya yang seorang model cantik dan berkelas.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***