Pagi itu, langit bersih tanpa awan, seolah alam merestui petualangan yang akan dijalani Ferdy, Ayla, dan Rian. Mereka berkumpul di depan rumah Ferdy, menunggu kendaraan yang akan membawa mereka ke lokasi lomba jelajah alam dan tapak tilas pahlawan. Suara burung berkicau menambah semangat mereka untuk berangkat.
“Gua udah siap! Siapa yang mau selfie dulu sebelum berangkat?” Ayla berkata, mengangkat ponselnya.
“Yuk, kita foto! Biar teman-teman lain tahu kita berangkat,” Rian menyetujui, sambil melangkah mendekat.
Ferdy tersenyum, “Oke, tapi gua mau pose cool!”
Ayla mengarahkan ponsel, “Senyum, guys! 1, 2, 3!”
Klik! Suara shutter terdengar dan mereka semua berpose ceria. Ayla memeriksa hasil fotonya. “Bagus! Ini harus kita upload!”
Tak lama setelah itu, mobil yang ditunggu tiba. Mereka naik dan perjalanan dimulai. Suasana di dalam mobil penuh dengan tawa dan canda.
“Semoga kali ini kita bisa menang!” Rian bersemangat, sambil memeriksa daftar perlombaan yang ada di tangan.
“Iya! Gua penasaran dengan rute yang akan kita lewati. Denger-denger ada tempat bersejarah yang kita kunjungi,” Ferdy menambahkan.
Ayla mengangguk, “Kita bisa belajar banyak tentang sejarah sambil menikmati alam!”
Perjalanan berlangsung sekitar satu jam sebelum mereka tiba di lokasi lomba. Mobil berhenti di pinggir jalan yang ramai, dan mereka semua turun. Pandangan pertama Ferdy adalah area lomba yang ramai dengan peserta dan panitia.
“Wah, ini lebih ramai dari lomba sebelumnya!” Rian mengamati kerumunan.
“Ayo kita cari tempat pendaftaran,” Ayla berkata, bersemangat.
Setelah mendaftar, mereka menerima peta rute dan instruksi dari panitia. Rute lomba kali ini lebih menantang karena melewati hutan dan beberapa jalur bersejarah.
“Dari sini, kita akan mulai mendaki bukit kecil, lalu menuju ke hutan,” Dika menjelaskan sambil melihat peta. “Kita juga harus memperhatikan tanda-tanda yang ada.”
Ferdy mengangguk, “Kita harus bekerja sama. Jangan sampai ada yang tertinggal.”
Ayla mengaitkan tangan Ferdy, “Tenang saja, gua pasti ikut terus!”
Setelah briefing selesai, panitia memberikan sinyal bahwa lomba akan segera dimulai. Peserta berkumpul di garis start, dan Ferdy bisa merasakan jantungnya berdegup cepat.
“Siap, guys?” tanya Dika.
“Siap!” jawab mereka serentak.
Peluit dibunyikan, dan semua peserta berlari menuju rute yang ditentukan. Ferdy, Ayla, Rian, dan Dika memimpin kelompok mereka, berusaha menjaga semangat.
“Gua nggak mau kalah!” Ayla berteriak, semangatnya tak terbendung.
“Yuk, kita coba lebih cepat!” Ferdy menjawab, berusaha meningkatkan kecepatan.
Mereka berlari melewati jalan setapak, menghindari akar-akar pohon yang mencuat. Dalam perjalanan, mereka melihat beberapa peserta lain berjuang melewati jalur yang sama.
“Lihat, mereka kesulitan!” Rian menunjuk ke arah kelompok lain yang terhalang oleh ranting.
“Jangan sampai kita terjebak juga!” Dika berteriak, mengarahkan langkahnya lebih hati-hati.
Setelah melewati bukit kecil, mereka tiba di hutan. Suara alam mulai mendominasi, dengan bunyi angin dan suara burung yang saling bersahutan. Udara terasa segar, dan Ferdy merasa bersemangat.
“Lihat pemandangannya! Ini indah sekali!” Ayla berkomentar, berusaha mengabadikan momen dengan ponselnya.
“Ya, kita harus nikmati perjalanan ini. Tapi tetap fokus, ya!” Ferdy mengingatkan, tidak ingin ada yang terjebak dalam keasyikan.
Setelah melewati hutan, mereka sampai di sebuah lembah yang dikelilingi pepohonan tinggi. Di tengah lembah, ada patung pahlawan yang berdiri tegak.
“Ini dia tempat yang diceritakan! Kita harus foto di sini!” Rian berteriak, berjalan mendekat ke patung.
Ayla segera mengikuti, “Ayo, kita berpose!”
Ferdy mengambil ponselnya lagi. “Siap? 1, 2, 3!”
Mereka berpose di depan patung, tersenyum lebar. Setelah foto-foto selesai, mereka membaca plakat di sebelah patung.
“Ini adalah monumen pahlawan yang berjuang di perang kemerdekaan. Mereka sangat berani,” Dika menjelaskan.
“Wow, kita bisa belajar banyak di sini,” Ayla berkomentar.
“Yuk, kita harus melanjutkan perjalanan sebelum terlambat!” Ferdy mengingatkan. “Masih ada rute yang harus kita lewati.”
Setelah beristirahat sejenak, mereka melanjutkan perjalanan. Suasana di hutan semakin membuat mereka terpesona. Berbagai jenis flora dan fauna menghiasi jalur mereka.
“Lihat, itu kupu-kupu!” seru Rian, menunjuk ke arah kupu-kupu yang terbang indah.
“Cantik banget! Kita bisa belajar tentang keanekaragaman hayati di sini,” Ayla menambahkan.
“Mungkin kita bisa mencatat spesies yang kita lihat,” Dika menyarankan, mengeluarkan buku catatan.
Mereka terus melangkah, sambil mengamati setiap detail yang ada. Di tengah perjalanan, mereka tiba di sebuah sungai kecil.
“Wah, kita harus lewat sini. Bagaimana?” tanya Ferdy.
“Bisa lewat batu-batu besar di sini,” Dika mengamati jalur.
“Gua jaga keseimbangan! Ayo!” Ayla bersemangat.
Dengan hati-hati, mereka menyeberangi sungai menggunakan batu-batu. Suara air yang mengalir membuat suasana semakin menyenangkan.
“Ini seru!” Ferdy berteriak, melompat dari satu batu ke batu lainnya.
“Jangan terlalu cepat, Ferd! Nanti jatuh!” Rian memperingatkan.
“Gua aman!” jawab Ferdy, sambil terus melangkah.
Mereka berhasil menyeberangi sungai dan melanjutkan perjalanan. Setelah menempuh beberapa rute, mereka tiba di puncak bukit yang memberikan pemandangan menakjubkan.
“Lihat, kita bisa melihat seluruh lembah dari sini!” Ayla terpesona.
“Ini luar biasa! Kita harus foto lagi!” Rian mengangkat ponselnya.
“Biar gua yang ambil foto kali ini,” Dika menawarkan.
Mereka berkumpul di tepi bukit dan berpose lagi. “Senyum, guys! 1, 2, 3!”
Setelah berfoto, mereka duduk sejenak untuk menikmati pemandangan. Udara segar dan suasana damai memberikan ketenangan yang luar biasa.
“Gua nggak mau pulang!” Ayla berkomentar, tersenyum lebar.
“Ya, ini momen yang tidak terlupakan,” Ferdy setuju.
Mereka melanjutkan perjalanan, menyusuri jalur setapak yang semakin menantang. Suara alam mengisi pikiran mereka, memberi energi untuk terus melangkah.
Tak lama kemudian, mereka mendapati jalur yang menurun curam. “Hati-hati, guys. Kita harus lebih waspada,” Dika mengingatkan.
Ayla menuruni jalan dengan hati-hati. “Gua bisa!” Dia berusaha tidak tergelincir.
“Lu pasti bisa!” Ferdy menambah semangat, mengikuti langkah Ayla.
Setelah menuruni jalur, mereka tiba di sebuah desa kecil yang menjadi titik akhir rute. “Kita sudah hampir sampai!” Rian berteriak senang.
Saat mereka tiba di desa, panitia sudah menunggu untuk mengumumkan pemenang. “Selamat datang semua! Kami akan segera mengumumkan pemenang lomba jelajah alam dan tapak tilas pahlawan!” suara panitia menggema.
Ferdy, Ayla, Rian, dan Dika berdiri di depan, merasakan jantung mereka berdebar. “Semoga kita menang!” Ayla berdoa.
Pengumuman pemenang dimulai. “Juara pertama lomba jelajah alam adalah regu dari Universitas…!”
Kekalahan bukanlah hal yang diinginkan, tetapi pengalaman yang mereka dapatkan jauh lebih berharga. Mereka bersorak merayakan momen ini.
“Yang penting kita udah berusaha,” Dika mengingatkan.
“Betul! Kita harus lebih baik lagi di lomba berikutnya,” Ferdy menambahkan.
Dengan semangat baru, mereka berjanji untuk terus berlatih dan bersenang-senang dalam setiap petualangan. Hari itu bukan hanya tentang kompetisi, tetapi tentang
persahabatan dan pengalaman yang akan selalu mereka ingat.
---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments