KANTIN PERUSAHAAN.
" Huh. " Aurora menghembuskan nafas lelah sembari mengaduk minuman nya tanpa berniat meminumnya sama sekali.
" Ada apa denganmu hari ini Rora? tidak seperti biasanya kau seperti ini. " tanya Sally sahabat Aurora.
" Hadwin, dia selingkuh dengan Jennifer. " ucap Aurora menatap kearah jendela diluar.
" HAH! " pekik Sally kaget tanpa sadar membanting sendok yang dipegang ke meja kaca.
" Kendalikan dirimu, ini tempat umum! " ucap Aurora melototi sahabatnya itu.
" Sorry-sorry, aku terlalu bersemangat dengarnya. " ucap Sally menenangkan dirinya.
" Tapi, bagaimana bisa mereka selingkuh selama ini. mereka aja gak pernah ketemu sekedar menyapa aja gak pernah kalau kita lagi bersama. " lanjut Sally.
" Aku juga mikirnya begitu, tapi setelah mendengar semua penjelasan dari si wanita murahan itu, aku baru sadar. " ucap Aurora galau.
" Berapa lama dia selingkuhi mu. " tanya Sally.
" Dua tahun. " jawab Aurora.
" Gila! gila banget! jadi selama kalian pacaran empat tahun, dua tahun setia, dua tahun dia selingkuh sama Jennifer dan khianati persahabatan kita?! " ucap Sally tercengang dan bertepuk tangan.
" Mereka sangat cocok berakting dan diberikan piala penghargaan bukan? " ucap Aurora terkekeh.
" Benar banget, tapi kok bisa ketahuan sama kamu? gak mungkin kan dia emang sengaja menunjukkan terang-terangan. " tanya Sally curiga.
" Awalnya aku beli kue buat suprise ulang tahun dia di apart nya Hadwin, saat aku sampai disana dia lagi bercinta dengan Jennifer di sofa ruang tamu. " jelas Aurora santai.
" DAEBAK!!! pasangan gila memang. bagaimana bisa dia lupa sama kehadiran mu disaat ulang tahun nya yang pasti kamu selalu rayakan dengan nya." ucap Sally tidak habis pikir.
" Aku curiga mereka sengaja atau Hadwin lupa sama kehadiran ku, akhir-akhir ini aku sangat jarang menghubunginya. " jawab Aurora.
" Tapi kamu gak mabuk-mabukan kan semalam? " tanya Sally.
" Ya, aku ke club sebentar sih, buat hilangkan sakit hati aja. " ucap Aurora memandang kearah lain.
" Kamu tahukan, kamu gak pandai minum alkohol dari dulu. minum wine saja kau sudah mabuk, kau tidak memesan minuman yang lain kan?! " tanya Sally memicing matanya.
" Ya, cuman Vodka doang sih. " ucap Aurora lirih tapi mampu didengar Sally.
" Gila Rora! itu kandungan nya tinggi banget, kamu minum tiga gelas aja sudah gak bisa bangun! tapi kamu gak melepas perawan begitu saja kan. " tanya Sally lagi.
Aurora tidak menjawab ia hanya mengalihkan pandangan nya tanpa mau menatap wajah Sally yang sudah menatap curiga dan memicingkan matanya.
" Dari wajahmu sudah ketahuan Ra, kamu kenal pria itu? " tanya Sally melipat tangan nya didepan dada.
" Gak , aku cuman tahu wajahnya doang sih. " ucap Aurora meringis saat melihat wajah mematikan Sally seakan akan menerkamnya saat itu juga.
" Huh! setidaknya kamu ingatkan dia pakai pengaman saat bermain denganmu? " tanya Sally lagi.
Aurora terdiam dia baru ingat dan menyadari sesuatu saat dirinya membersihkan diri tadi pagi. bagaimana tidak saat dia membersihkan tubuhnya masih ada sisa-sisa sperma yang menempel di selangkangan dalam nya hingga di bibir Vagina nya.
"A-aku tidak ingat, aku terlalu mabuk saat itu. " ucap Aurora mencoba mengingatnya tapi tidak bisa otaknya seolah buntu.
PLAK...
" Aww! sakit Sal. " Aurora meringis saat lengan nya di pukul kuat sekali.
" Kau gila Rora! ke.napa kau harus melepas perawan mu dalam keadaan mabuk? terlebih lagi kalau kau tiba-tiba bunting karena one night stand mu bagaimana? kau saja tidak tahu nama pria itu kepribadian dan semua identitasnya?! "
" Aku kan hanya melampiaskan sakit hati doang, aku juga pengen rasain kayak kamu gitu. " ucap Aurora mengerucutkan bibirnya.
" Dasar bocah tolol memang kau ini! kenapa kau harus mencontoh dari wanita tidak baik-baik seperti ku hah!? aku susah payah menjaga mu agar tetap dijalan yang benar dan kau seenak jidat dalam semalam melepas perawanmu begitu saja dengan bajingan diluar sana!? " gerutu Sally tanpa hentinya memukul Aurora.
" Iya-iya, aku minta maaf aku gak bermaksud sama sekali, mau bagaimana lagi sudah terlanjut juga. " ucap Aurora mencoba menghindar pukulan mematikan Sally.
" Aku tidak mempermasalahkan kau tidur dengan lelaki manapun, bagaimana kalau tiba-tiba bunting karena kejadian malam itu? siapa yang akan tanggung jawab? kau saja tidak mengenalinya?! " ucap Sally frustasi.
" Kau benar, sepertinya aku harus meminum pil kontrasepsi. " ucap Aurora.
" Seharusnya kau minum itu sejak semalam bagaimana kalau sperma pria itu sudah berenang kedalam rahim mu dan menjadi baby. " ucap Sally sarkas.
" Ck, jangan kau doakan juga seperti itu. aku tidak mau jadi single Mom diusia muda. " ucap Aurora kesal.
" Setidaknya aku menyadarkan mu, agar tidak ceroboh. " ucap Sally.
Tidak terasa jam pulang kantor telah berakhir tepat di pukul 19.00 Aurora berpamitan pada beberapa anggota karyawan nya yang harus lembur bekerja sebelum pulang Aurora membeli beberapa pil kontrasepsi dan meminumnya.
" Sepertinya mulai sekarang aku harus meminumnya. " batin Aurora ia begitu takut jika tiba-tiba dirinya hamil di usia muda dan menjadi Single Mom bukanlah keinginan nya.
Aurora menjalankan mobilnya dalam tenang dan memasuki perkarangan halaman rumahnya yang tampak sepi terlihat dari beberapa lampu Mansion yang mati.
" Sepertinya wanita tua itu liburan sama selingkuhannya. " pikir Aurora dirinya terlalu jijik untuk menyebut kata ' Mama ' saat dirinya dengan begitu jelas melihat adegan persetubuhan yang seharusnya anak kecil tidak boleh lihat.
Semenjak hari itu Aurora begitu membenci wajah Laura sekedar menyebut kata ' Mama ' saja ia lakukan dihadapan seluruh keluarga saja dirinya terlalu enggan.
KLEK...
" Ahh....ahh...ahh... masukan hingga mentok....ahh... "
Suara desahan yang saling bersahutan samar-samar Aurora dengar dari ruang depan Mansion ah lebih tepatnya pintu masuk.
Aurora memejamkan matanya begitu muak mendengar suara-suara menjijikan dan menggelikan itu setiap hari dan setiap malam. Aurora sudah tahu kegiatan apa yang mereka lakukan didepan ruangan sana tanpa berlama-lama
Aurora membuka kembali pintu utama Mansion dan melajukan mobilnya pergi ke Apartemen pribadinya ya walaupun lumayan jauh jaraknya sekitar satu jam dari rumah dan 2 jam dari perusahaan yang penting dirinya tidak mendengar suara laknat itu lagi.
" Apa wanita itu tidak punya kerjaan selain mendesah dan mengangkang dibawah pria tidak jelas kehidupannya. " gerutu Aurora kesal.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Di sebuah kamar dengan nuansa serba hitam namun terkesan mewah, lelaki itu adalah Arthur yang memandang kearah jendela melalui balkon rumahnya terletak di tengah-tengah pusat kota berlantai 5 dengan kolam suite pribadi, tempat Billiard, dan Gym termasuk Club dan lapangan Golf tersedia disana.
Sudah dirinya tampan, kaya raya, pengusaha nomor satu go internasional walaupun sifatnya kelewat egois, arrogant, dingin dan Cool hampir semua wanita tergila-gila pada sikapnya walaupun dirinya terkenal kejam dan kebengisan nya tapi Arthur sedikitpun tidak pernah melirik kesemua wanita-wanita yang rela menyerahkan tubuhnya dengan percuma padanya.
Kurang kaya dan sempurna apa lagi seorang Fransessco Arthur Silvano, hanya satu yaitu pasangan dirinya tidak punya kekasih, mantan pacar dan hubungan keluarga tidak terlalu dekat.
Tapi tidak menyulutkan seorang Arthur untuk berpikir mencari pasangan dirinya masih setia menjadi seorang lajang diusia nya yang terbilang sudah tidak muda lagi.
Saat ini dirinya memandang kearah luar dengan segelas Wine ditangan nya dan sebuah kalung berinisial A.
TOK...
TOK...
TOK...
" Masuklah. " jawab Arthur meletakkan Wine nya keatas meja menatap kearah Bobby yang baru saja masuk dengan Map Coklat ditangan nya.
" Apa kau sudah mendapatkan identitasnya? " tanya Arthur.
" Sudah bro, kau bisa melihatnya sendiri. " ucap Bobby meletakkannya diatas meja kerja Arthur.
" Kau bisa pergi Bob. " ucap Arthur mengusir nya.
Tanpa mengatakan apapun Bobby langsung pergi tidak lupa menutup pintu kembali.
BLAM...
Arthur mengambil Map coklat itu dan membukanya disana terdapat beberapa foto wanita itu dari kalangan usia. tapi dirinya lebih tertarik foto saat wanita itu mengenakan seragam SMA dan foto pakaian kerja kantoran nya.
Di pegangnya foto itu dalam artian lain terutama saat difoto itu wanita itu tersenyum sangat cerita seperti tidak ada beban kesedihan dalam hidupnya.
" Semoga kita bertemu lagi nona manis, jika kita bertemu lagi aku tidak akan pernah melepaskan mu dalam genggamanku. "
" Kau hanya milik ku seorang, tidak ada yang boleh memilikimu atau menyentuh tubuhmu selain aku. " ucap Arthur memandang beberapa foto itu dengan smirk ya yang tidak bisa diartikan.
" Aku akan mencari mu hingga ke ujung duniamu pun aku sanggup asalkan aku menemukan mu. " lanjut Arthur memandang kearah langit yang menunjukkan matahari mulai tenggelam berganti dengan terangnya rembulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments