Nadira menangis keras dalam pelukan Venna dan baru kali, Venna melihat sahabatnya sehancur ini.
"Dira, ada apa ini? Kenapa kamu jadi seperti ini? Siapa yang sudah berani membuat kamu hancur seperti ini?" Tanya Venna yang semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
Nadira pun berusaha untuk bicara, tapi hatinya yang sesak membuatnya semakin kesulitan bicara bahkan untuk bernafas pun, dia benar-benar sangat bersusah payah.
"Hiks ... Aku ... Hiks ... Aku ...." Nadira kembali terisak dan Venna kembali memeluknya.
"Jangan dipaksakan dulu, kamu tenangkan dulu diri kamu, tarik napas pelan-pelan, lalu hembuskan juga perlahan ya! Jangan terburu-buru!" Ucap Venna sambil menepuk pelan punggung Nadira, untuk menenangkannya.
Nadira mengikuti perintah Venna dan perlahan, hatinya yang sesak mulai terasa lega, lalu perlahan nafasnya juga menjadi stabil.
"Terima kasih Ven! Jika tidak ada kamu, mungkin aku terus meratapi semuanya sendirian. Aku ... Aku tidak sanggup menghadapi semua ini sendirian Ven! Aku sungguh tidak sanggup, apalagi harus hidup tanpa Lucas, aku sungguh tidak sanggup Ven!" Ucap Nadira, dia masih terisak, namun sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Venna terkejut saat mendengar ucapan Nadira.
"Lucas? Maksudnya Chris? Pacar kamu itu? Kenapa dengan dia? Bukankah hubungan kalian baik-baik saja selama ini? Ya ... Walaupun dia selalu sibuk dan sering membuat kamu merasa feeling lonely selama ini. Tapi, selebihnya aku lihat hubungan kalian baik-baik saja," ucap Venna, walaupun sebenarnya dia tidak terlalu terkejut jika hubungan Nadira dengan Chris pasti dalam masalah, karena dia sebenarnya pernah melihat Chris dan Jessie di suatu tempat dan keduanya terlihat sangat mesra.
Membuat Venna curiga dengan hubungan mereka.
Namun, Venna tak berani memberitahu Nadira sebelum dugaan dia terbukti dan dia juga tak mau, jika hubungan Nadira dengan Chris hancur, karena informasi darinya yang berdasarkan penglihatannya tanpa bukti nyata, sehingga Venna hanya bisa menyimpan semuanya di dalam hatinya dan hingga saat ini, dia tak berani menceritakan semua itu pada Nadira.
Sementara itu.
Nadira yang sudah jauh lebih tenang dari sebelumnya, dia menghapus air matanya, lalu melepaskan pelukannya dari Venna.
"Lucas, dia ... dia ... Mengakhiri hubungan kita dan dia ...." Nadira tak kuat untuk mengatakannya dan dia memilih untuk memberikan ponselnya kepada Venna.
"Kamu baca pesan ini," ucapnya sambil menunjukkan pesan itu kepada Venna.
Venna pun langsung meraih ponsel itu dari tangan Nadira, lalu membaca semua pesan yang membuat Nadira menangis.
Deg!
Jantung Venna berdetak sangat cepat, dia benar-benar sudah yakin jika yang dia lihat sebelumnya itu adalah benar.
"Jadi, Chris memutuskan hubungan kalian yang sudah tiga tahun hanya untuk wanita murahan itu?" Ucap Venna, dia menggertakkan giginya, untuk menahan amarah agar tidak meledak di depan sahabatnya yang sedang terpuruk itu.
Nadira pun terkejut saat mendengar ucapan Venna.
"Wa... Wanita murahan? Siapa itu Ven? Apakah kamu mengenal wanita yang dikatakan oleh Lucas? Lalu, kapan? Kapan dia dan Lucas berhubungan? Bukankah Lucas selama ini sangat sibuk dengan urusannya sebagai Ketua BEM dan dia ... Dia bahkan jarang ada waktu untuk bersama denganku, tapi mengapa dia bisa memiliki wanita lain selain aku?" Tanya Nadira, dia masih tidak habis pikir dengan pacarnya yang bisa melakukan itu terhadap hubungannya yang jelas sekali, jika dulu Chris yang memiliki effort yang paling besar untuk menaklukkan hatinya.
Venna pun menyerahkan ponsel itu kembali ke Nadira.
"Ambil dulu! Aku takut terbawa emosi dan ponsel kamu hancur gara-gara aku. Jadi lebih baik, kita duduk dulu dan aku aku akan menceritakan sesuatu sama kamu tentang wanita ini. Maaf, karena aku tidak menceritakan apa yang sudah aku lihat, karena aku belum memiliki bukti yang kuat, makanya aku tidak berani bicara sama kamu Dira, apalagi aku tahu kamu sangat mencintai si brengsek ini jadi aku malah lebih takut, kalau kamu malah tidak percaya dengan ucapan aku," ucap Venna, yang kemudian menarik tangan Nadira untuk duduk di bangku panjang tempat dia sebelumnya duduk.
"Ayo duduk dulu! Aku harap setelah kamu mendengar semua ini, kamu bisa melepaskan si brengsek itu dan dia tak layak mendapatkan air mata kamu yang sangat berharga ini," ucap Venna.
Nadira pun mengikuti perkataan Venna, dia duduk bersama Venna di bangku panjang dan terus menggenggam tangan sahabatnya itu, karena saat ini. Hanya Venna yang menjadi satu-satunya kekuatan yang dia miliki.
"Baik! Aku akan berusaha melupakan perasaan cintaku padanya dan mungkin butuh waktu lama untuk melupakan Lucas. Karena hubungan kami tidaklah singkat dan kamu tahu kan, perasaan aku terhadap Lucas bagaimana, Ven?" Ucap Nadira, dia kembali menitikkan air matanya, namun Venna segera mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata itu.
"Sudah, jangan menangis lagi! Dia tidak layak untuk mendapatkan air mata kamu yang sangat berharga ini. Apalagi dia adalah seorang pria brengsek yang tak tahu diri, bisa-bisanya dia mengkhianati kamu yang cantik ini dengan wanita jelek seperti itu!" Ucap Venna yang langsung kesal ketika mengingat apa yang sudah dia lihat.
Nadira semakin penasaran dengan wanita yang dimaksud oleh sahabatnya itu.
"Siapa wanita itu Ven? Apakah kita mengenalnya?" Tanya Nadira.
Venna mengangguk.
"Tentu saja kenal bahkan dia adalah orang terdekat kamu! Dia adalah orang yang tidak pernah aku sukai tapi kamu bersikukuh ingin menerima dia menjadi bagian dari kita," jawab Venna.
Seketika, Nadira pun langsung berpikir kepada Jessie tapi dia masih belum percaya dengan pikirannya sendiri.
"Apakah itu Jessie?" Tanyanya dengan tatapan tak percaya.
Venna menatap Nadira, lalu menganggukkan kepalanya.
"Ya! Dia Jessie, wanita ular yang mendekati kamu dan memanfaatkan kebaikan kamu hanya untuk merebut semua yang kamu miliki! Termasuk Lucas kesayangan kamu itu," jawab Venna yang langsung menunjukkan betapa marahnya dia.
"Dira, sudah dari awal aku tidak pernah menyukai dia, tapi kamu yang terlalu baik ini malah mau menerimanya sebagai teman dan sudah berapa kali dia menginginkan yang kamu mau, apakah kamu lupa kalau dia sering mengikuti apapun yang kamu lakukan? Bahkan gaya kamu dan pakaian kamu juga pernah dia ikuti?" Ucap Venna yang semakin berapi-api.
Nadira mengangguk setuju.
"Ya, aku sangat ingat sekali! Dia bahkan selalu bertanya apa saja yang aku sukai dan aku tidak sukai, dia juga sering merebut pusat perhatian dari banyak pria yang menyukai aku, aku juga masih ingat sekali, saat aku mendapatkan juara satu di kegiatan yang aku ikuti, dia pun ingin ikut bergabung bahkan mencari cara ingin menjadi seperti aku, tapi aku ... Ahh! Aku bodoh sekali! Mengapa aku tidak menyadari jika selama ini, dia sebenarnya tidak tulus ingin menjadi temanku dan dia malah ...." Nadira menatap Venna dan kembali berkaca-kaca.
"Venna, jangan katakan kalau wanita yang menjadi selingkuhan Lucas adalah dia dan jangan katakan kalau Lucas memilih dia daripada aku?" Tanya Nadira dengan tatapan penuh harap, jika itu masih tidaklah mungkin.
Venna menganggukkan kepalanya tanpa ragu sama sekali.
"Benar! Jessie adalah wanita itu! Dia adalah wanita yang menjadi selingkuhan Chris selama ini, aku sudah empat kali melihat mereka jalan bersama dengan Jessie yang terus menggandeng lengan Chris dengan mesra. Walaupun ekspresi wajah Chris yang selalu datar tak secerah saat bersama kamu, aku yakin mereka ada hubungan di belakang kamu dan lebih gilanya, tadi ... Di jalan saat aku hendak menuju ke sini. Aku juga tidak sengaja melihat mereka lagi di toko bunga di dekat taman ini, aku melihat Chris membeli bunga bersama dengan Jessie," ucap Venna yang setelah itu, langsung memeluk kembali Nadira.
"Dira, maafkan aku! Maafkan aku karena tidak menceritakan semua ini padamu, aku ...." Belum selesai Venna bicara, Nadira langsung menepuk pelan bahunya.
"Tidak apa-apa! Aku tahu, kalau yang kamu lakukan itu ada alasannya dan terima kasih sudah mau menjaga perasaan aku," ucap Nadira, dia berusaha tetap kuat agar sahabat satu-satunya yang kini dia miliki tak terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Ven, terima kasih sudah ada disisi aku saat aku sedang rapuh seperti ini dan ... Bisakah kamu temani aku untuk bertemu dengan Lucas untuk terakhir kalinya?" Pinta Nadira.
Venna melepaskan pelukannya, lalu menatap lekat Nadira.
"Bisa! Aku bisa menemani kamu, tapi kamu harus janji, setelah ini, kamu akan melupakan dia dan mau menjalani kehidupan seperti biasanya, jangan terlalu larut dalam kesedihan lagi," pinta Venna.
Nadira pun menyetujui permintaan Venna.
"Baik! Aku berjanji, tapi aku juga butuh waktu dan ... Mungkin setelah menyelesaikan semuanya, aku akan menerima tawaran dari kakak aku untuk ikut bersamanya tinggal di Surabaya," jawab Nadira, yang sebelumnya dia terus menolak tawaran tinggal bersama dengan saudara kembarnya yang sudah lebih dulu tinggal di Surabaya bersama kedua orang tuanya, dia rela hidup sendirian di Jakarta demi bersama dengan pria yang sangat dia cintai.
Tapi kini, semuanya sudah tak ada artinya dan Nadira tak ada alasan lagi untuk tetap bertahan di tempat yang akan membuat dirinya tersiksa.
Seketika, Venna terkejut mendengar jawaban dari Nadira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Mary_maki
Baca ini sambil minum teh hangat, perfect combo ❤️
2024-01-02
0