Jessie pun segera mengetik sebuah pesan untuk Nadira menggunakan ponsel milik Chris.
"Let's break up!"
Ting!
Pesan pun terkirim.
Jessie menahan tawanya, karena sudah membayangkan bagaimana ekpresi wajah Nadira.
"Hehehe ... Rasakan kamu, Nadira! Tapi ini belum cukup! Aku mau kamu dan Chris benar-benar berakhir!" Ucapnya.
Yang kemudian, dia mengetik kalimat selanjutnya untuk meyakinkan Nadira jika Chris ingin mengakhiri hubungan mereka saat itu juga.
"Nadira, kamu wanita yang sangat membosankan dan membuat aku benar-benar sudah hilang rasa sama kamu! Ada wanita yang jauh lebih menyenangkan dan lebih mengerti aku daripada kamu. Jadi, aku ingin mengakhiri hubungan kita sampai di sini dan setelah ini, jangan pernah hubungi aku lagi dan amggap saja, kita tidak pernah kenal sama sekali!"
Jessie tertawa sendiri, lalu mengirim pesan itu dengan penuh semangat.
Namun, setelah pesan itu terkirim.
Secepatnya Jessie menghapus kedua pesan serta semua panggilan telepon dari Nadira, agar Chris tidak tahu, jika Nadira sudah menghubungi dia berkali-kali.
"Hahahaha ...." Jessie tertawa saat semua pesan, panggilan telepon dari Nadira berhasil dia hapus, lalu memblokir nomor Nadira, agar Nadira tidak bisa membalas pesan itu.
"Setelah ini, hubungan kalian akan benar-benar berakhir! Hahahaha... Chris kamu hanya boleh menjadi milikku!" Ucap Jessie, dia tertawa kecil sambil menatap ponsel yang sudah berhasil dia hapus. Dan setelah itu, Jessie melihat jika Chris sudah selesai mengganti ban mobilnya dan bersiap untuk masuk kembali.
Secepatnya, Jessie pun menaruh ponsel itu ke tempat semula, namun sebelum nya.
Dia Memblokir nomor Nadira, agar dia tak bisa membalasnya.
"Maafkan aku karena sudah berbuat sekejam ini! Tapi, aku juga mencintai Chris, jadi aku ingin memiliki dia dan kamu harus mengalah Nadira," Ucap Jessie, yang kemudian menaruh ponsel milik Chris, lalu duduk dengan tenang seolah dia tidak melakukan apapun sampai Chris pun masuk dan kembali duduk di kursi kemudi.
Melihat Chris yang sudah kembali dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Jessie pun tersenyum ke arah Chris.
"Sudah selesai sayang? Kamu pasti lelah sekali kan? Emmm... Biarkan aku.... " Jessie memegang lengan chris, namun Chris menghempaskan nya.
"Aku tidak lelah! Duduk diam dan jangan banyak tingkah!" Ucap Chris dengan ketusnya. Membuat Jessie menarik kembali tangannya.
"Emmm... Baiklah! Maaf kalau sudah membuat kamu kesal," Ucapnya Jessie dengan tatapan memelas, tapi Chris tak peduli sama sekali.
"Ya!" Jawab Chris dengan singkat, lalu setelah itu, mobil pun melaju kencang menuju tempat tujuan mereka, yaitu toko bunga yang ternyata letaknya tidak jauh dari taman tempat Nadira berada saat ini.
***
Sementara itu.
Di tempat lain.
Ponsel Nadira pun berbunyi dan dua notifikasi pesan masuk pun terdengar.
Nadira yang sedang duduk menunggu balasan dari Chris pun langsung tersenyum, melihat dua notif pesan masuk dari kekasih nya itu.
"Akhirnya kamu balas pesan dariku!" Ucap Nadira yang secepatnya, membaca pesan itu.
"Ini... " Seketika senyum Nadira pun menghilang, lalu tangannya gemetar hebat saat membaca pesan yang muncul di layar ponselnya itu.
"Ini! Ini tidak mungkin! Chris tidak mungkin dia... Dia tidak mengatakan hal semacam ini? bagaimana mungkin dia tidak mencintai aku lagi? Dia ... Dia memiliki wanita lain dibelakang aku?" Ucap Nadira yang benar-benar sangat terkejut saat membaca pesan dari kekasihnya dan pesan itu sungguh menghantan perasaannya sampai hancur.
"Tidak! Lucasku tidak mungkin seperti ini! Ini pasti, dia ... Sedang mabuk atau Mungkin dia...." Nadira semakin terkejut ketika melihat nomornya di blokir.
Membuat Nadira yang sempat masih memiliki sedikit harapan pun, hilang tak ada sama sekali.
"Nomor aku diblokir? Lucas, kamu memblokir nomor aku? Kalau begitu ... Hubungan kami ... Hubungan kami, benar-benar sudah berakhir?" Ucap Nadira yang mulai meneteskan air matanya serta tubuhnya gemetar hebat, karena semua ini sungguh sangat tiba-tiba baginya.
"Lucas! Ahhh ... Tidak! Chris ... Kamu benar-benar sudah tidak mencintai aku dan hubungan kita selama bertahun-tahun hancur karena kehadiran wanita baru itu? Hiks ... Hiks ... Mengapa jadi begini? Kenapa jadi begini?" Ucap Nadira masih tidak menyangka, jika hubungan yang dia pertahankan selama tiga tahun dengan susah payah, telah hancur begitu saja.
"Lucas! Kamu bukan Lucasku! Kamu Chris pria dingin yang acuh tak berperasaan itu! Hiks ... Hiks ... Kenapa kamu tega melakukan ini padaku? Kenapa?" Ucap Nadira, dia terus menangis karena tak terima dengan keputusan Chris yang sepihak itu.
Nadira memanggil Chris dengan panggilan Lucas, karena itu adalah panggilan istimewa darinya, karena dulu, awal mereka bertemu, Chris memperkenalkan dirinya sebagai Lucas. Sehingga, sampai saat ini, Nadira akan memanggil Chris sebagai Lucas sebagai panggilan sayang saat mereka bersama dan ketika marah, dia akan memanggil Chris bukan Lucas.
Sehingga, saat ini.
Karena Chris memutuskan hubungan mereka, bagi Nadira Lucasnya sudah pergi dan hanya ada Chris, yang kejam pada dirinya.
"Lucasku sudah pergi! Dia sudah pergi!" Nadira sudah tak memiliki semangat apapun lagi, hanya terus menangis sambil menatap kosong langit yang perlahan berubah warna dari biru menjadi jingga, serta, para pengunjung taman pun mulai berkurang, karena mereka kembali ke rumah mereka sendiri menyebabkan taman pun mulai terasa sepi. Hanya angin sore yang terus berhembus membuat daun serta ranting pohon menimbulkan bunyi yang membuat, hati Nadira semakin terasa pilu.
Karena hanya kesepian lah yang kini, menjadi satu-satunya pengurang rasa sakit yang menggerogoti hatinya.
Di taman yang mulai sepi dan langit sudah perlahan berubah menjadi gelap.
Nadira terus menangis, dia meratapi hubungannya yang sudah kandas bersama dengan pria yang sangat dia cintai dan butuh banyak waktu untuk menenangkan hatinya yang sudah sangat kacau ini.
Sehingga, Nadira hanya tetap diam dan tak mau beranjak dari taman itu.
Sampai.
Tiba-tiba saja.
Sebuah tangan menepuk bahunya.
"Ahhh!" Nadira tersentak dan secepatnya, dia menghapus air matanya, karena takut ada orang lain yang melihat air matanya.
Sedangkan orang yang menepuk bahunya, langsung menaikan alisnya karena heran, melihat Nadira yang sedang menangis.
"Dira, kamu kenapa menangis'? Lalu ... Kenapa kamu masih di sini? Ke mana Lucas kesayangan kamu itu?" Tanyanya dengan tatapan heran.
Nadira yang sudah selesai menghapus air matanya pun, langsung memasang ekspresi tersenyum di depan wanita yang tidak lain adalah sahabat nya selain Jessie.
"Ahhh, Venna! Kenapa kamu bisa ada di sini?" Tanya Nadira yang berusaha tetap terlihat tenang dan dia tak mau kalau Venna mengetahui apa yang terjadi padanya.
Namun, Venna yang sangat mengerti tentang Nadira pun, tidak bisa dibohongi dan hanya dia satu-satunya orang yang memahami kondisi sahabatnya itu.
Sehingga, Venna pun segera menatap lebih dekat wajah Nadira dan dia pun bertanya lagi kepada Nadira.
"Dira, kamu kenapa? Cepat ceritakan padaku! Tolong, jangan membuat aku merasa khawatir," ucap Venna yang memaksa Nadira untuk bicara.
Nadira pun tak bisa menahan air matanya lebih lama lagi, sehingga tangisan pun kembali pecah dan Nadira segera memeluk erat Venna saat itu juga .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Maximilian Jenius
Ceritanya bikin seru, terus lah menulis, author!
2023-12-31
0