Saat tangan Nadira di pegang oleh Chris.
Seketika, Nadira pun langsung menoleh ke arahnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan? Tolong lepaskan tanganku!" Ucap Nadira dengan nada ketus, lalu dia menarik paksa tangannya, namun Chris memegang erat pergelangan tangannya.
"Tidak! Sayang, aku tidak akan melepaskan tangan kamu sebelum kamu menjelaskan kenapa kamu tiba-tiba seperti ini? Apa salah aku? Bukankah tadi kamu meminta aku untuk bertemu di sini? Aku rela menunda rapat di kampus demi bertemu dengan kamu, tapi kenapa kamu malah mengacuhkan aku? Apakah kamu tidak menghargai usaha aku, sayang?" Ucap Chris yang malah menyalahkan Nadira.
Mendengar itu, Nadira pun langsung tertawa bersama air mata yang meluncur bebas membasahi pipinya.
"Aku tidak menyuruh kamu untuk menunda rapat dan tenang saja, mulai saat ini kamu bisa bebas bersama dengan dia, tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi dibelakang aku," ucap Nadira, dia kembali menarik paksa tangannya.
Namun, Chris tak mau melepaskannya.
"Apa maksud kamu? Kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti itu? Dia, dia siapa? Aku ... Aku tidak mengerti sama sekali? Sayang, aku tahu kalau selama ini aku sangat sibuk dan jarang menghabiskan banyak waktu bersama kamu, aku... Aku tahu kalau ini pasti membuat kamu kesal, tapi tolong jangan seperti ini! Apalagi melihat kamu menangis, aku sungguh tidak ...." Belum Chris selesai bicara.
Nadira segera menyelanya.
"Tapi kamulah yang membuat aku menangis! Nyatanya kamu sendiri yang menyakiti aku Chris! Kamu juga yang mengatakan kalau kamu sudah bosan dan tak ingin lagi melanjutkan hubungan kita, jadi tolong jangan menyulitkan aku!" Tegas Nadira, walaupun hatinya sakit tapi dia tak mau terlihat lemah di depan pria yang sudah menghancurkan harapan dan hatinya itu.
Seketika Chris terkejut dengan ucapan Nadira.
"Apa maksud kamu sayang? Kita selama ini baik-baik saja kan? Tidak ada masalah apapun dan selama ini, kamu tak pernah seperti ini? Sayang, ada apa ini? Mengapa kamu memanggil aku dengan nama itu? Bukankah biasanya kamu memanggil aku dengan nama Lucas? Kenapa bisa ...."
"Cukup! Lepaskan Dira! Kamu sendiri yang mengatakan kalau kamu sudah tidak memiliki perasaan untuk Nadira, kamu sudah memiliki Jessie yang bisa membuat kamu bahagia. Hahahaha ... Chris! Kamu jangan terus merasa kalau kamu itu pria yang setia! Nyatanya kamu berselingkuh di belakang Dira dengan orang terdekatnya," ucap Venna yang langsung menyela diantara pembicaraan keduanya.
"Sekarang, lepaskan Dira! Kalian sudah tak memiliki hubungan apapun, kamu sendiri yang mengakhirinya, jadi biarkan Dira fokus untuk masa depannya. Bila perlu, aku akan mencarikan pria yang jauh lebih baik dari kamu yang tak tahu bersyukur ini," ucap Venna, dia menarik tangan Chris dengan paksa.
"Lepaskan tangan Dira! Lihat, bukan hanya hati saja yang kamu sakiti, tapi kamu juga sudah menyakiti fisiknya," ucap Venna.
Yang membuat Chris melepaskan tangan Nadira, dia pun melihat kalau tangannya merah karena terlalu kuat cengkeramannya.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk menyakiti kamu sayang, aku hanya ...." Chris ingin memeriksa tangan Nadira, tapi Nadira langsung menariknya.
"Aku bisa mengobatinya. Mulai sekarang, jangan ganggu aku lagi dan aku harap, kamu dan Jessie bisa bahagia, terima kasih atas hubungan kita selama ini, aku pamit pergi, Chris!" Ucap Nadira, yang setelah itu, dia pun masuk ke dalam mobil, lalu menutupnya dengan kencang.
Membuat Chris berdiri kaku saat mendengar ucapan Nadira.
"Tidak mungkin! Sayang, kita tidak mungkin putus! Tidak, aku tidak mau putus! Sayang, kita sudah tiga tahun bersama dan setelah kita lulus, bukankah kita mau bertunangan, lalu menikah dan kita akan memiliki tiga anak nantinya? Kita ...." Chris tak menerima atas ucapan Nadira.
"Aku ... Aku tidak mau putus! Aku ... Aku tidak mau hubungan kita berakhir! Sayang, aku sangat mencintai kamu. Aku minta maaf sayang! Aku mohon sayang, tolong maafkan aku!" Ucap Chris yang segera sadar dari lamunannya, karena sebelumnya dia menyangka jika semua itu hanyalah mimpi.
"Tidak! Aku tidak mau! Aku tidak menerima semua ini!" Ucapnya, yang segera mengetuk kaca mobil tempat Nadira berada.
"Sayang, buka pintunya! Dengarkan penjelasan dariku dulu! Aku mohon sayang, tolong jangan seperti ini! Aku ... Aku tidak mau putus sayang!" Teriak Chris seperti orang gila, dia tak peduli dengan tatapan semua orang, dia terus mengetuk dan tak menyerah sama sekali.
Sedangkan Nadira, dia tak mau mendengar dan hanya bisa menangis di dalam, hatinya sakit dan dia paling benci dengan namanya pengkhianatan.
Dia pernah bicara pada Chris, jika semua kesalahan yang dia buat pasti akan dia maafkan tapi hanya satu yang takkan pernah dia maafkan, yaitu di selingkuhi, apalagi yang menjadi selingkuhan nya adalah salah satu sahabatnya yang juga orang yang paling dekat dengannya, membuat Nadira benar-benar tak bisa memaafkan pria yang menjadi pacarnya itu.
"Hiks ... Hiks! Pengkhianatan dibalas dengan kata maaf! Dia pikir, hanya dengan itu saja, luka di hatiku bisa sembuh! Benar-benar jahat kamu Lucas!" Ucap Nadira, dia terus menangis dan Venna yang baru masuk pun, merasakan perasaan sedih, melihat kondisi sahabatnya itu.
"Dira, menangislah sepuasnya tapi setelah itu, kamu harus move on, ya!" Ucapnya.
Nadira mengangguk dan kembali menangis.
Sedangkan Venna, dia melihat Chris yang sudah seperti orang gila, terus mengetuk kaca mobilnya, membuat Venna kesal.
"Dira, aku pinjam ponsel kamu," pintanya.
Nadira pun memberikannya.
"U ... Untuk apa?" Tanyanya.
Venna meraihnya.
"Untuk mengingatkan apa yang sudah dia katakan! Dia ini memang pria yang manipulatif. Tadi dia sendiri yang mengirim pesan ingin mengakhiri hubungan kalian tapi sekarang, dia bersikap seolah dia yang paling tersakiti. Cih! Sangat menyebalkan sekali," ucap Venna.
Yang kemudian segera keluar dari dalam mobil, lalu datang menghampiri Chris yang masih seperti orang gila.
"Cukup! Kamu jangan bertingkah seolah kamu adalah pria yang sangat mencintai Dira! Ckckck ... Tapi saat selingkuh kamu lupa pada Dira! Dasar lelaki labil, memang sulit dipercaya!" Ucap Venna dengan tatapan benci.
"Hentikan mengetuk kaca mobilku. Nanti kalau rusak, memangnya kamu mau menggantinya?" Ucap Venna sambil menarik tangan Chris.
Chris menatap sayu ke arah Venna.
"Ven, biarkan aku bicara dengan Dira, aku mau jelasin semuanya. Aku ... Aku tidak mau putus Ven! Tidak mau!" Ucap Chris, dia pun memohon kepada Venna.
"Ven, aku sangat mencintai Dira! Kamu tahu kan, hubungan kamu sudah cukup lama dan kamu tahu juga, bagaimana aku dan Dira selama ini, aku ...."
"Cukup! Bukannya kamu sendiri yang bermain api dan kamu sendiri yang mengatakan kalau kamu sudah lost feeling kepada Dira? Kenapa sekarang kamu bersikap seolah kamu sangat mencintainya? Ckckckck ... Benar-benar manipulatif!" Ucap Venna.
Dia pun memberikan ponsel Nadira kepada Chris.
"Lihat dengan baik! Kalau kamu lupa mengetik pesan itu, aku akan mengingatkan betapa jahatnya kamu terhadap Dira," ucap Venna, dia pun menunjukkan pesan yang di kirim Chris kepada Nadira.
Chris pun membacanya dan seketika matanya melotot, karena terkejut.
"Ini?" Chris menatap ke arah Venna.
"Ven, siapa yang mengirim pesan sekejam ini? Lalu, kenapa foto Jessie yang mencium aku ... Dia ...." Chris langsung teringat saat waktu kirim pesan itu.
"Tunggu sebentar!" Chris pun mengeluarkan ponselnya dan dia melihat kalau dirinya memblokir nomor Nadira tapi tak ada pesan yang di kirim, semuanya terhapus.
"Sial! Bagaimana bisa dia melakukan ini dibelakang aku? Dia ...." Chris mulai mengerti, mengapa Nadira marah padanya dan sikap Nadira memang layak seperti itu, karena kata-kata di pesan itu sungguh sangat kejam.
"Ven, ini bukan aku yang mengirim. Pasti ini Jessie, dia yang mengirim semua itu!" Ucap Chris.
Venna segera merebut ponsel itu kembali.
"Tapi, tidak mengubah fakta, kalau kamu sudah berselingkuh dengannya dibelakang Dira! Chris, aku tahu lebih dulu sebelum ini terjadi, tapi saat itu aku tak mau memberitahu Dira, karena aku tak mau melihat dia seperti ini. Tapi, sekarang ... Aku tidak akan membiarkan Dira bersama pria brengsek seperti kamu! Dia terlalu baik dan dia terlalu berharga jadi dia tak layak untuk kamu!" Ucap Venna, dia pun meninggalkan Chris yang masih berdiri kaku, dia benar-benar merasa sangat bersalah pada Nadira, juga marah pada Jessie yang sudah bersikap lancang atas hubungannya.
"Tidak! Aku tidak mau putus! Venna, aku mencintai Nadira dan Jessie dia yang terus memaksa aku untuk menerima dia jadi selingkuhan aku. Aku hanya bermain-main saja dengan dia dan wanita yang aku cintai hanya untuk Dira, dia satu-satunya wanita yang aku cintai," ucap Chris, bibirnya gemetar, tubuhnya lemas karena tak bisa kehilangan Nadira.
"Ven, katakan pada Dira kalau ...." Chris terkejut saat melihat mobil Venna sudah pergi meninggalkan dirinya sendiri di tempat itu.
Chris berdiri kaku, menatap kepergian mobil Venna yang perlahan hilang dalam kegelapan.
"Dia pergi! Dia benar-benar pergi!" Ucap Chris, dia tertawa sambil menitikkan air matanya, tubuhnya lemas hingga akhirnya dia terduduk di aspal.
Menatap buket bunga yang ada ditangannya.
Hatinya hancur bersama dengan rasa sesal yang tak mungkin bisa dihapuskan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments