bab 3

Setelah selesai shalat Zilla tidak lupa mencium tangan zidan. zidan memberikan kecupan hangat di kening Zilla.

Ada rasa sedikit bahagia dalam hati ini. Walaupun sedikit tapi Zilla sudah sangat bahagia. " Zilla ingin lebih dari ini mas", bathin zilla.

Setelah selesai shalat Zilla merapikan mukena dan sajadahnya. Dan tidak lupa pula Zilla melipat sajadah zidan.

zidan mengajaknya keluar dari kamar. "Zilla, sekarang ayo kita keluar dari kamar. Kita makan dulu".

"Iya mas, Zilla menyahuti dengan sangat senang sekali. Ibu mertuaku juga sangat baik. Sesampai di meja makan Zilla duduk di samping zidan.

"Zilla ambilin ya mas, mas mau makan pakai apa? Tadi zilla masak makanan kesukaan mas", ucap nya dengan lembut.

"Apa saja zilla terserah kamu saja", Zilla meraih lauk kesukaan zidan dan meletakkan piring yang berisi nasi dan lauk kesukaan zidan ke hadapannya.

Kemudian Zilla mengambil jus lemon bercampur dengan madu. Zilla menuangkan ke gelas zidan.

Setelah selesai Zilla mengambil piring dan nasi untuknya.Zilla meraih lauk dan sayuran kedalam piring dengan secukupnya.

Saat semuanya pada makan hanya dentingan garpu dan piring yang terdengar.

Setelah selesai makan Zilla merapikan meja makan dan membawa piring kotor ke dapur Zilla pun mencuci piring bekas makan supaya tidak menumpuk esoknya.

  Kehidupan rumah tangga Zilla cukup di bilang sederhana dan apa adanya. Kehidupan keluarga zidan tidak seperti kalangan orang kaya pada umumnya.

Dirumah ibu mertua Zilla tidak ada pelayan. Semua di kerjakan sendiri. Lagi pula rumah zidan tidak terlalu besar.

Setelah membereskan meja makan Zilla duduk - duduk di depan televisi. Untuk menghilangkan beban fikiran yang menumpuk.

Sedangkan zidan kembali kekamar untuk beristirahat.

Zilla menonton acara dakwah di salah satu stasiun televisi swasta. Dengan judul tentang kehidupan berumah tangga dalam kehidupan sehari - hari.

Dalam berumah tangga perjalanan itu tidak selalu mulus, tidak berjalan seperti di jalan tol. Sudah pasti banyak lika - liku kehidupan dan pahit manisnya yang di hadapi.

Dalam kehidupan berumah tangga tidak mudah membalikkan telapak tangan untuk menghadapi suatu masalah.

Setelah selesai menonton acara tersebut Zilla juga kembali ke kamar untuk beristirahat.

Zilla berjalan dengan hati - hati dan pelan - pelan sehingga langkahnya tidak terdengar oleh ibu mertuanya.

Saat tiba di depan pintu kamar terdengar oleh Zilla zidan sedang menerima telepon.

Zilla memperhatikan zidan berbicara. Sepertinya zidan membicarakan hal yang sangat serius.

📱 baiklah kalau seperti itu saya akan menemui anda saat jam istirahat kantor saya akan menemui anda.

Begitulah ucapan zidan dalam telepon. Setelah zidan menutup telepon Zilla mengetuk pintu kamar.

"Tok....tok...tok.... Assalamualaikum mas, apakah zilla sudah boleh masuk sekarang?"

"Masuklah !" Zilla pun memasuki kamar dimana tempat keduanya saling merebahkan diri di satu ranjang.

Tapi entah mengapa zidan tidak pernah menyentuh Zilla. Setelah keduanya menikah zidan berubah tapi Zilla tidak mau berprasangka buruk dulu.

Melihat dari sikap zidan yang irit bicara Zilla juga menyesuaikan dengan karakternya zidan saat ini.

Tapi jauh dari lubuk hati yang paling dalam zidan ingin sekali memeluk zidan bercumbu dengan zilla layaknya pasangan pengantin baru pada umumnya.

Tapi zidan tidak mau memberi bayang - bayang itu pada zilla yang pada akhirnya akan membuat zilla sedih.

"Aku melaksanakan shalat isya dengan sendiri". Sedih kecewa itu yang Zilla rasakan.

Kalau ingin bicara ada rasa gamang di dalam hati. Rasa takut untuk di tinggalkan.

Setelah shalat isya biasanya zilla sangat lama. Ia selalu mengeluarkan keluh kesahnya disaat ia selesai shalat.

Setelah selesai zilla pun melipat mukena dan sajadahnya. Zilla melihat zidan sudah tertidur pulas.

Dia pandangi wajah zidan sampai mata i terpejam dengan sendirinya. Zilla melakukannya setiap malam saat sikap zidan berubah dingin padanya.

Mungkin dengan cara memandang wajahnya bisa mengobati rasa rindu ingin bermanja dengannya.

Hanya itu yang bisa di lakukan saat ini oleh Zilla. Dan mungkin juga lebih baik . Tiba - tiba ponsel Zilla berbunyi.

Kring....kring....kring....

Zilla meraih ponselnya. Nada deringnya tidak begitu nyaring sehingga tidak menganggu zidan yang sedang tertidur.

Zilla pergi ke balkon rumah untuk mengangkat telepon agar tidak menganggu zidan yang sudah tertidur lelap.

Aku menggeser tombol hijau yang ada di ponselku.

📱assalamualaikum bu

📱walaikumsalam zilla

📱ibu hanya mengabarkan padamu besok pagi ibu dan ayah akan kembali ketempat usaha kita nak)

📱 ibu berangkat pukul berapa?

📱 kira - kira pukul sembilan pagi nak

📱nanti zilla akan menyusul ibu

📱 tapi kamu izin dulu sama suamimu zilla, jangan nain pergi - pergi saja tanpa izin darinya

📱 iya bu besok zilla akan izin sama mas zidan

📱 iya ibu tutup dulu ya, oh ya lupa titip salam sama mertuamu disana ya tolong sampaikan maaf ibu

📱 iya bu nanti akan zilla sampaikan pada ibu mertua

Panggilan pun terputus Zilla kembali kekamar untuk melanjutkan tidurnya.

Disaat sudah di atas ranjang entah kenapa mata ini sulit untuk terpejam. Dia pandangi lagi wajah suaminya.

Zilla melihat wajah zidan sekarang agak sedikit kurus dan pipinya yang tirus.

Zilla mulai bertanya dalam hati. "Apakah mas zidan sakit ya? Kalau memang sakit kenapa mas zidan tidak mau berbagi denganku",gumam Zilla.

Memikirkan semua itu membuatnya semakin bersalah. Zilla merenungi semuanya dengan apa yang terjadi saat ini.

Ingin rasanya Zilla menyentuh wajah tampan suaminya. Tapi entah kenapa Zilla tidak ada keberanian untuk menyentuhnya pada hal zidan itu halal untuk di sentuh bahkan dirinya ini miliknya.

"Aku merasa menjadi istri yang tak dianggap oleh suamiku sendiri", gumam Zilla drngan lirih. Waktu menunjukkan sudah pukul dua dini hari karena mata ini tak kunjung terpejam Zilla berniat untuk shalat malam.

Zilla pun turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk mensucikan diri.

Zilla melaksanakan shalat tahajud. Zilla memohon pada yang maha kuasa, "semoga saja mas zidan baik - baik saja".

"Dan juga semoga mas zidan bisa membagi rasa yang ada dalam hatinya padaku".

"ya allah, kuatkan lah pundak ini untuk memikul semuanya. Lindungilah suami hamba dari segalanya.

Zilla pun menangis sesegukan.

Tanpa zilla sadari dari tadi zidan mengetahi apa yang di lakukan oleh istrinya itu. Zidan terbangun saat ponsel zilla berbunyi.

Tapi zidan tidak ingin menanggapinya. Zidan pun meneteskan air mata saat zilla mendoakan yang terbaik untuk dirinya

Saat ini zidan sangatlah bersalah dalam hal ini karena memendam semuanya sendiri.

"Zilla, maafkan aku bukan ingin menyakitimu tapi usiaku mungkin tidak akan lama lagi".

"Aku ingin disaat ku sudah tiada kau tidak terlalu berlarut- larut dengan kepergianku maafkan aku sayang".

Zidan pun kembali pura - pura tidur.

Setelah merasa enakkan zilla pun merapikan mukena dan sajadahnya. Ia pun tertidur di sofa mungkin karena saat ini zilla sangat lelah dengan jalan hidupnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!