Sudah seharian zilla merenungi apa yang terjadi setelah penikahannya dengan zidan. Mestinya Zilla merasa bahagia bisa menikah dengan zidan.
Tapi kok malah sebaliknya. Zilla melamun di jendela kamarnya. Di jendela kamar yang pandangannya menuju sebuah taman yang berada di belakang rumah.
Taman bunga yang di buat oleh zilla. Tak terasa waktu berjalan hari telah berganti sore. Zilla mulai beranjak dari tempat duduknya.
Zilla segera membersihkan badan. Ia ingin terlihat lebih segar disaat zidan pulang dari kantor.
Setelah membersihkan badan Zilla menyegerakan shalat asar. Dalam setiap sujudnya tak pernah lupa olehnya untuk mendoakan zidan.
"Aku berharap semoga mas zidan bisa seperti dulu lagi". Sama halnya seperti biasanya kalau zilla shalat selalu lama.
Karena sesudah shalat zilla selalu berzikir untuk menghilangkan beban fikirannya.
Tak menunggu beberapa lama terdengar olehnya deru mobil zidan. Dengan wajah yang segar dan sedikit riasan bedak menambah segar aura wajahnya ketika menyambut suaminya pulang.
Ia pun berjalan keluar untuk menghampiri zidan. Dengan perasaan bahagia Zilla menyambut suaminya pulang.
Zilla meraih punggung tangannya dan mencium dengan penuh cinta. Saat ini Zilla tidak peduli dengan perasaannya.
Ia mencoba untuk tersenyum. Namun sikap zidan masih tetap dingin dan kaku.
"Zilla apa kamu sudah siap. Sudah mas semuanya sudah siap. Kalau begitu ayo kita berangkat sekarang".
Sore itu Zilla meninggalkan kediaman orang tuanya.Zilla berpamitan pada orang tuanya.
"Ayah ibu zilla pamit ya. Ibu dan ayah jaga kesehatan ya ingat jangan sampai sakit".
"Iya sayang, kamu jaga diri baik - baik disana ya. Jadilah menantu yang baik dan istri sholehah".
"Insyaallah bu zilla akan ingat semua nasehat ibu ini".
Begitu juga zidan yang berpamitan pada kedua orang tua Zilla. Ayah ibu zidan pamit ya,Zidan pun menyalami kedua orang tua Zilla dengan takzim.
" ya allah kuatkan hamba ", bathin zilla.
Zilla dan zidan sudah meninggalkan kediaman orang tua Zilla. Jarak antara kediaman orang tua Zilla dengan rumah zidan tidaklah terlalu jauh.
Hanya memakan waktu empat puluh lima menit dari rumah orang tua Zilla. Didalam perjalanan keduanya hanya saling diam.
Hening....!
zidan fokus sambil mengendarai mobilnya. Zilla hanya memandang keluar kaca mobil.
Zilla melihat kejalanan. Di sepanjang jalan Zilla melihat gedung - gedung tinggi. Sesekali Zilla menatap ke arah zidan.
zidan pun mulai berbicara memecah keheningan diantara keduanya.
"Zilla, apakah kamu menginginkan sesuatu ? Kalau memang ada itu di depan ada minimarket kalau kamu mau kita mampir sebentar".
"Iya mas, zilla ingin membeli sesuatu". Zilla pun turun untuk membeli beberapa kebutuhan pribadinya .
Setelah merasa cukup Zilla membayar pada kasir. Keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan.
Dalam hati Zilla selalu bertanya - tanya ada apa dengan sikap zidan. Kenapa zidan berubah padanya .
Akhirnya Zilla sampai di rumah orang tua zidan. Zilla disambut oleh ibunya zidan. Zilla menyalami tangan mertuanya dengan takzim.
Kemudian kedua pun masuk kedalam rumah yang sangat sederhana.
"Aku memang telah memiliki mas zidan seutuhnya. Bahkan sebelum menikah mas zidan sangat mencintaiku".
"Tapi saat ini mas zidan berubah. Aku kehilangan sosok mas zidan yang dulu" bathin Zilla.
Ribuan tanda tanya seakan penuh dalam fikirannya. Zilla masih duduk di ruang tamu dengan berbagai macam fikiran. Kemudian ibunya zidan memerintahkan untuk membawa Zilla kekamarnya.
"Zidan bawalah istrimu kekamar. Kasihan dia. Mungkin zilla ingin istirahat".
"Iya bu, zilla ayo sekarang kita kekamar". Zilla mengikuti langkah kaki zidan. Sesampai di kamar ingin sekali Zilla bertanya padanya.
Tentang sikap dinginnya pada Zilla. Tapi Zilla berfikir lagi rasanya tidak mungkin untuknya bertanya saat ini.
Yang ada hanya akan membuat keributan antara keduanya. Zilla pun mengundurkan niatnya tadi.
Di kamar zidan begitu pun Zilla hanya diam. Waktu telah menunjukkan pul enam sore.
Sebentar lagi magrib Zilla mulai mengganti bajunya dengan baju rumahan.
Zilla mulai membereskan pakaiannya yang telah dia siapkan dari rumah. Dan tidak lupa pula dia mengeluarkan mukena yang merupakan mahar dari zidan. Sepintas lalu zidan menoleh padanya tapi hanya diam.
"Maafkan aku zilla bukan maksudku untuk menyakitimu. Aku hanya ingin kamu kuat disaat aku telah tiada nanti. Umurku tidak akan lama lagi".
"Aku tahu kamu sangat tersakiti dan terluka oleh sikapku. Aku pun juga sama zilla".
"Kamu begitu sempurna oleh kebaikan hatimu. Sekali lagi maafkan aku", bathin zidan sambil menatap istrinya.
Zidan pun keluar dari kamarnya menuju ruang kerjanya. Lagi - lagi zilla menetes air matanya. "Mas kalau tahu sikapmu seperti ini lebih baik kamu tidak melamarku saat itu".
"Aku sakit mas di perlakukan saat ini". Sampai saat ini zidan masih menyembunyikan apa yang terjadi pada dirinya saat ini.
Setelah itu Zilla pun mandi. Hari ini Zilla sudah mandi tiga kali. Tapi tetap saja zidan menunjukkan sikap dinginnya pada Zilla.
Karena tidak enak dengan mertuanya. Zilla keluar dari kamar ingin membantu ibu mertuanya di dapur yang sedang memasak makan malam.
Zilla menghampiri ibu mertuanya. "Ibu, bolehkah zilla membantu ibu memasak? Tentu saja boleh zilla".
"Ibu masak apa? Ini ibu mau masak sayur sop dan ayam betutu".
"Oh zilla bantu ya bu", dengan cekatan Zilla membantu ibu mertuanya memasak. Zilla juga tidak lupa membuat makanan kesukaan zidan.
Walaupun zidan bersikap dingin padanya. Zilla tetap melayaninya dengan baik.
"Mungkin dengan cara seperti ini mudah-mudahan bisa merubah sikap mas zidan kembali seperti dulu lagi", bathin Zilla.
Tak terasa waktu magrib pun tiba, semua masakan telah selesai. Zilla juga telah menata semua masakan di meja makan.
Zilla segera pamit pada ibu mertuanya untuk segera shalat magrib.
"Ibu mertua zilla izin shalat magrib dulu ya, iya zilla hahaha.. Zilla....zilla... Kamu itu polos sekali sih nak" ..
Zilla kembali ke kamar dengan langkah yang terburu - buru. Sesampai di kamar Zilla tidak tahu kalau zidan ada di kamar mandi.
Dengan cepat Zilla memasuki kamar mandi, ingin berteriak tapi malu Zilla melihat zidan sedang buang air kecil.
"Maaf m-mas, zilla tadi buru - buru. Zilla kira mas belum pulang", ucapnya dengan lembut. "Apakah mas sudah selesai zilla juga mau wudhu".
Namun zidan hanya diam tak bergeming. Zilla kembali keluar dan menutup kembali pintu kamar mandi.
Akhirnya zidan keluar juga dan gantian sekarang Zilla yang masuk kekamar mandi untuk berwudhu.
Jauh dari dalam lubuk hatinya Zilla ingin shalat dengan imamnya sendiri yaitu zidan.
Zilla berharap semoga saja zidan menunggunya. Saat Zilla keluar dari kamar mandi. Ia melihat zidan sedang mencari peci.
Dengan cepat Zilla menyambar peci zidan dan memberikan padanya.
"Mas, zilla ingin shalat tapi mas zidan yang jadi imamnya apa boleh mas?"
"Boleh", hanya satu kata yang di ucapkan zidan tapi Zilla sangat bahagia. Akhirnya Zilla shalat di imami oleh imamnya suami yang sangat di cintai oleh Zilla.
Setelah shalat Zilla melihat zidan masih duduk diatas sajadahnya. Ia melihat zidan berdoa dengan khusyuk. Zilla tidak tahu apa doanya zidan. Namun Zilla mengamini setiap doanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments