AIR MATA DI ATAS SAJADAH

AIR MATA DI ATAS SAJADAH

bab 1

Di pertengahan tahun menjelang ramadhan seorang gadis bernama Zilla adya mutiara melangsungkan pernikahan dengan seorang laki - laki. Laki - laki yang di kenalnya hanya beberapa bulan saja.

Walaupun terbilang sebentar tapi benih - benih cinta tumbuh begitu cepat. Karena gadis itu tidak mau bergelimang dosa terlalu lama.

Akhirnya dia memintanya untuk segera melamarnya. Dalam waktu yang singkat akhirnya dia melaksanakan pernikahan dengannya.

Pada saat itu keduanya tidak menggelar resepsi pernikahan yang mewah. Karena mereka pikir itu tidak terlalu penting.

 Setelah menikah dia memutuskan untuk berhenti bekerja. Akan lebih baik dia mengurus kehidupan rumah tangganya suami dan anak - anaknya kelak.

Dua hari setelah pernikahanku kedua orang tua Zilla pergi kekota di tempat usaha keluarga kami di jalankan.

Kini tinggal hanya Zilla seorang diri disini. Apa yang bisa di lakukannya saat ini. Karena hidupnya saat ini ada bersama suaminya yaitu zidan arga putra.

Dua hari setelah pernikahan Zilla telah di bawa oleh suami untuk tinggal bersama orang tuanya.

Saat ini orang tua zidan kini hanya tinggal ibu saja. Ayah zidan sudah meninggal sewaktu mas zidan berusia 2 tahun.

Bagi orang tua Zilla kalau anaknya sudah menikah maka orang tuanya membiarkan anaknya membina rumah tangga tanpa campur tangan mereka lagi.

Jujur saat ini Zilla masih ingin tinggal bersama orang tuanya. Tapi Zilla harus mematuhi zidan. Karena saat ini dia sudah menjadi istrinya.

Pagi itu sebelum zidan berangkat kerja dia mengatakan bahwa sore ini Zidan akan pindah ke rumah orang tuanya.

"Zllla, sore ini mas harap kamu sudah siap pindah ke rumah ibu".

"Zilla, sudah siap kok mas", ucap Zilla dengan singkat.

"Oke, nanti sore setelah mas pulang kerja, kamu juga sudah membereskan semua barang - barangmu".

"Baik mas, Zilla akan bereskan semua. Sangat berat rasanya meninggalkan rumah ini. Tanpa sengaja air matanya keluar pada tempatnya membasahi pipinya.

Ternyata berperang dengan hati sendiri lebih susah dari pada yang lain.

Tapi apa boleh buat hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini.

Setelah kepergian zidan Zilla pun memilih baju - baju yang harus di bawa kerumah mertuanya.

Zilla tidak membawa semua baju - bajunya. Hanya beberapa saja yang di bawa.

Zilla belum terlalu mengenal orang tua zidan. Tapi sedikit di perhatikan orang tuanya sangat menyayangi zidan.

Zilla punjuga harus tahu diri. Tidak mungkin zidan akan menjadi miliknya seutuhnya.

Memang surga seorang istri ada pada suaminya sedangkan surga suami ada pada ibunya.

Zilla tidak lupa tentang hal itu. Kadang - kadang dia berfikir ada yang hilang dari zidan yang dulu dia kenal.

Sebelum menikah zidan memperlakukan Zilla dengan sangat baik . Saat itu Zilla benar - benar percaya bahwa kalau zidan sangat mencintanya.

"Kenapa saat ini sikap Zidan tidak seperti dulu lagi.

Bahkan Zilla hampir kehilangan sosoknya yang lembut dan perhatian. "Mungkin itu hanya perasaan ku saja.

Zilla berusaha untuk menghibur dirinya sendiri dengan bersikap semuanya baik -baik saja.

Azan zuhur pun telah berkumandang. Zilla pun segera keluar dari kamarnya. Tapi sebelum dia keluar Zilla memberi sedikit riasan bedak dimukanya.

Agar tidak terlihat seperti sedang menangis tidak lupa pula hijab instan yang di kenakannya. Sesampai di luar Zilla di goda oleh adik - adiknya. "Cie...cie.....cie...... Yang pengantin baru suka berlama - lama di kamar ?"

"Sudah jangan di godain terus kak zillanya,ucap ibuku. Kamu kenapa zilla sepertinya kamu sedang menyimpan sesuatu. Apakah kamu bertengkar dengan suamimu?"

"Bu, zilla baik - baik saja kok. Ibu kenapa sih yang namanya pengantin baru wajarlah zilla seperti itu".

Melihat tingkah sang ayah zilla hanya tersenyum kecut. "Tuh kan benar zilla aja sampai tersenyum - senyum begitu".

"Oh ya zilla kamu kan sudah menikah semoga saja kami bisa menimang cucu secepatnya itulah yang di ucapkan oleh ayahnya pada putri cantiknya itu.

"Bagaimana bisa cepat sementara mas zidan sikapnya ke aku sangat dingin. Bahkan lebih dingin dari bongkahan es antartika", bathin Zilla.

Dengan cepat Zilla segera kekamar mandi untuk segera berwudhu karena waktu shalat zuhur telah tiba.

"Ayah ibu zilla shalat dulu. Setelah berpamitan Zilla meninggalkan keluarganya yang ada di ruang keluarga.

"Ku bentangkan sajadah dan mukena yang merupakan maharku dari mas zidan dua hari yang lalu".

Zilla pun memulai shalat. Lebih dari tiga puluh menit zilla menghadap sang khalik".

Sesudah shalat zilla memanjatkan ribuan doa. Aku berharap setiap doaku semoga saja pernikahanku dengan mas zidan di ridhoi oleh allah swt.

" ya allah, hamba mohon kembalikan kelembutan yang di miliki mas zidan untuk hamba, ya allah jika ini awal dari ujian rumah tangga hamba, hamba mohon luaskan lah kesabaran yang hamba miliki saat ini. Ikhlaskan hati ini untuk menerima baik buruknya ".

Doa yang zilla panjatkan pada sang pencipta alam semesta ini. Setelah mengakhiri doanya zilla kembali melipat seperangkat alat shalatnya itu.

Akhirnya Zilla keluar dari kamar tapi sebelumnya dia mengecek ponselnya berharap zidan memberinya kabar.

Sebagaimana layaknya pengantin baru yang selalu ingin bersama. Saat Zilla membuka layar ponselnya ternyata tidak ada kabar tentang zidan.

Ingin rasanya dia menghubungi dan bertanya padanya apakah dia sudah shalat atau belum sudah makan atau belum.

Namun ada perasaaan takut. Takut kalau zidan akan bertambah marah padaku.

Akhirnya Zilla letakkan ponselnya di nakas. Zilla pun segera keluar kamar dan tidak lupa menggunakan hijab instannya.

Sementara di tempat zidan.

Saat ini zidan benar - benar sibuk. Sampai - sampai ia tidak keluar dari ruangannya.

Zidan dengan fokus terus menatap layar komputernya. Tiba - tiba ada yang mengetuk pintu.

Tok....tok......tok.....!

"Masuk.....! "Ucap zidan dari dalam".

CEK LEK ! "Eh zidan. Kamu tidak istirahat dulu dan, ucap azzam".

Azzam merupakan sahabat baik zidan. Tanggung zam kerjaan aku tinggal sedikit lagi.

"Dan, kenapa kok kamu tiba - tiba bisa secepat itu menikah sama zilla.

kan kamu kenal zilla belum juga lama".

"Kasihan lo dan anak orang, kamu udah menyentuh zilla belum, tanya azzam dengan penasaran".

"Belum zam, kamu jangan pernah bilang ke zilla kalau umur aku tu sudah tidak lama lagi".

Azzam begitu terkejut mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Wah kamu tega bangat sama zilla dan, mau gimana lagi zam aku pengen disaat aku tiada nanti zilla masih belum ku sentuh".

"Dan itu sama saja kamu menyiksa diri kamu sendiri dan juga zilla".

"Eh pada enak nih ngerumpi ikutan dong ucap anisa. Ayo nisa kesini ajak azzam. Anisa pun melirik jam tangannya, eh kalian belum shalat kita shalat dulu setelah itu kita lanjut ngerumpi lagi celetuk anisa".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!