Kesepakatan Pernikahan

Ide untuk menjalin hubungan keluarga dengan Arga Wardana pun terus berlanjut,sekalipun ibu Kinara sempat menentang keputusan Kinara.Tapi dengan pengertian yang di berikan Kinara pada ibunya bahwa ini juga demi menyelamatkan nasib keuangan para pekerja mereka juga,akhirnya ibu Kinara pun tidak ada pilihan lain selain setuju dengan keputusan Kinara namun dengan beberapa syarat.

"Walaupun saat ini kita di posisi membutuhkan bantuan tuan Arga,tapi aku ingin semua prosesi pernikahan berjalan sesuai dengan tradisi..."

Dengan kesal ibu Kinara mulai mengemukakan persyaratannya pada suaminya.

"Tapi istriku......!!"

"Aku belum selesai suamiku.....!"

Pangkas ibu Kinara sangat tegas.

"Hemmm baiklah,teruskan..."

Seolah tak ingin ambil resiko dari induk singa yang sedang marah Hendra Gunawan pun lebih memilih mengalah.

"Setelah kau menemui tuan Arga untuk kesepakatan,kata kan padanya bahwa pihak dari merekalah yang harus datang ke rumah kita untuk melamar Kinara,karena kita pihak wanita..."

"Selebihnya akan kita bicarakan nanti saat mereka datang ke sini.."

Dengan tegas ibu mengajukan syaratnya.

"Hem,... itu pun jika dia setuju,karena kau belum mengenal betul siapa itu Arga Wardana.."

Ayah Kinara hanya bisa pasrah.

"Aku memang tidak mengenal tuan Arga,tapi bagaimana respon dirinya atas syarat ku ini akan menentukan baik buruknya seorang Arga Wardana...."

Ibu Kinara pun pergi meninggal kan mereka yang hanya terdiam saling menatap.

"Kau lihat sendiri Kin,bagaimana induk singa yang sedang mengamuk,itu sangat berbahaya..."

"Hahaha.....ayah...."

Seolah telah mendapatkan kembali harapan ayah dan anak itu tertawa lepas.

"Jadi,kapan rencana ayah akan menemui Arga Wardana?"

Tanya Kinara di sela sela tawa mereka.

"Hari ini paman Hengki akan coba buat janji dengan asisten Arga Wardana,dan jika mereka setuju kami akan melakukan pertemuan besok..."

Jawab ayah memperlihatkan sedikit ketenangan di wajahnya yang mulai memiliki kerutan...

"Apa aku perlu menemani ayah ?"

Tanya Kinara meyakinkan ayah.

"Tidak nak,ayah rasa bersama paman Hengki saja sudah cukup.."

Jawab ayah Kinara merasa yakin.

"Hem...baiklah ayah semoga berhasil.."

Sambung Kinara seolah tak peduli bahwa pertemuan itu akan berdampak pada masa depannya..

Bak gayung bersambut pihak Arga Wardana pun setuju untuk melakukan pertemuan dengan ayah Kinara.

Disalah satu restauran yang berada di bawah kekuasaan Arga Wardana pertemuan pun berlangsung antara kedua belah pihak pada makan siang.

Hanya ada pihak Arga Wardana dan pihak Hendra Gunawan beserta orang kepercayaan mereka saja di restauran itu.Karena restauran itu sudah di perintahkan Ken untuk kosong selama mereka melakukan pertemuan.Untuk Sultan sekelas Arga Wardana hal tersebut bukan lah masalah yang sulit karena dia tinggal tunjuk dan memberi perintah maka akan terjadi seperti yang di inginkan.

"Selamat siang tuan Hendra Gunawan,mari silahkan nikmati makanan dan minumannya,katakan padaku jika ada yang kurang..."

Sapa Arga Wardana begitu ramah menyambut kedatangan Hendra Gunawan dan paman Hengki yang datang sedikit terlambat dari Arga Wardana dan Ken asisten nya.

"Terimakasih tuan Arga..."

"Maaf jika kami sudah membuat anda menunggu..."

Sahut Ayah Kinara.

"Hem...ya,sebenarnya aku sangat membenci keterlambatan untuk hal apa pun,tapi karena hari ini hatiku sedang senang,jadi anggap saja aku sudah melupakannya...."

Ploooong....

Jawaban Arga Wardana seketika kalimat terakhirnya membuat hati ayah Kinara lega.

Karena rumus untuk melakukan kesepakatan dengan Arga Wardana adalah jangan pernah melakukan sesuatu yang dapat membuat dia kesal atau kesepakatan yang menjadi tujuan bertemu dengan dirinya seketika akan dia batalkan bahkan dia bisa menolaknya.

"Hey ..kenapa berdiri saja,ayo silahkan duduk nikmati makanannya..."

Sambung Arga.

Ken menatap Arga dengan penuh keheranan,ini baru pertama kalinya Arga Wardana memaklumi keterlambatan orang yang ingin membuat kesepakatan padanya bahkan dia bersikap sangat ramah.

Tapi Ayah Kinara malah merasa kikuk dengan sikap Arga Wardana,malah dia belum menyiapkan mental untuk penghinaan yang seketika bisa saja di lontarkan Arga Wardana sewaktu waktu.

"Baiklah tuan Hendra,Ken asisten ku sudah menyampaikan tujuan dari pertemuan ini,dan untuk itu aku sudah menyiapkan semua yang kau dan perusahaan mu butuh kan,lalu keuntungan apa yang ku terima dari pertolongan ini....?"

Pertanyaan yang langsung pada intinya.itu lah karakter dari Arga Wardana to the point' tanpa basa basi.

"Aku....em...aku...."

Ayah Kinara begitu ragu untuk mengatakan bahwa bantuan yang dia terima akan di tukar dengan kebanggaannya yang paling berharga yaitu putri kesayangannya.

"Ada apa Tuan Hendra,tampaknya kau ingin mengatakan sesuatu....?"

Tanya Arga Wardana dengan tatapan tajam dan senyuman sinis,merasa dia telah meraih kemenangannya dengan membuat lawan bisnisnya kikuk di hadapannya .

"Aku...."

Seketika lidah dan mulut Hendra Gunawan menjadi kelu,sulit untuk berkata kata akan apa yang telah dia pikirkan.

"Huff...."

"Tuan Arga Wardana,jika anda tidak keberatan atas kesepakatan ini aku ingin menjalin hubungan kekeluargaan dengan anda.Yaitu dengan menikahkan putri ku Kinara dengan anda..."

Setelah menarik nafas panjang,melapangkan dada,akhirnya Hendra Gunawan mampu mengatakan apa yang ingin di dengar oleh Arga Wardana.

Dengan kepala menunduk Hendra Gunawan tak kuasa membendung air mata yang sudah tak sabar ingin tumpah dari kedua matanya yang telah berkaca kaca sejak Arga Wardana bertanya balasan apa yang akan Dia terima.

Hendra Gunawan begitu merasa malu dan terhina.

"Tuan Hendra kau baik baik saja?"

Paman Hengki mendekati ayah Kinara untuk coba menenangkannya.

Sementara Arga Wardana hanya diam dan terus menatap Hendra Gunawan yang tengah berusaha menenangkan dirinya.

"Hem...ya Hengki,aku baik baik saja.."

Jawab Hendra Gunawan sambil menghapus air mata di wajahnya.

"Tuan Hendra Gunawan,apa kau yakin dengan yang kau katakan?"

Arga Wardana menatap Hendra Gunawan begitu dalam dan hanya Tuhan sajalah yang tau apa yang sedang dia pikirkan dan apa isi dalam hatinya.

"Apa alasan di balik keinginan mu menikahkan putrimu padaku,karena seperti yang aku dengan dia adalah kebanggaanmu,dan dia juga kesombonganmu..."

Sambung Arga Wardana tegas.

"Tuan Arga,kau adalah pria yang memiliki kekuatan dan kekuasaan hampir di semua tempat di negara ini,terutama dalam dunia bisnis,untuk itu aku ingin kau melindungi putriku Kinara untuk masa depannya.Mengingat apa aku dan perusahaan ku yang tak berdaya tanpa bantuanmu ,aku merasa kau adalah pria yang tepat untuk menjaga dan melindungi kehormatan putriku.Bagiku sekarang ini tidak ada yang dapat membuatku tenang selain melihat putri ku aman dalam perlindungan mu."

Keluh kesah seorang ayah yang ingin anaknya tetap menjadi wanita terhormat.

"Meskipun kau tau dia tidak akan menjadi satu satunya istriku...?"

Tanya Arga Wardana lagi.

"Ya Tuan,dan aku tau apa alasan anda membuat mereka menjadi istri istri anda..."

Jawab Hendra Gunawan lebih tenang.

"Jika kau sudah tau ,baiklah aku setuju dengan kesepakatan ini,tapi aku ingin kau pastikan bahwa putrimu mengetahui tentang kesepakatan ini,karena aku tidak ingin nanti putrimu merasa di tipu olehku.."

Lagi lagi sebuah kesepakatan untuk istri baru terjadi dalam hidup Arga Wardana.

"Untuk itu,anda tidak perlu risau tuan Arga,karena kesepakatan ini atas keinginan Kinara sendiri..."

Kata Hendra Gunawan begitu lega karena Arga setuju dengan ikatan keluarga ini di balik kesepakatan bisnis.

"Benarkah......?"

"Menyenangkan sekali,mendengarkannya..?"

Arga Wardana tersenyum sinis dan Ken sang asisten pun kembali menatap tuannya dengan penuh tanda tanya.

"Tapi Tuan Arga,istriku ibu Kinara mengajukan sebuah syarat,kalau anda tidak keberatan bolehkan anda menganggap ini sebuah permintaan kecil dari seorang ibu untuk putrinya...."

Ayah Kinara sehati hati mungkin bertutur kata untuk menyampaikan sebuah persyaratan istrinya,dia takut jika permintaan nya ini memancing kemarahan Arga Wardana.

"Tuan Hendra Gunawan,aku harap kau tau menjaga batasan mu...."

Dan benar,permintaannya itu memancing kemarahan.Bukan Arga Wardana namun asisten pribadi nya yaitu Ken.

"Tenanglah Ken,kenapa harus marah ini hanyalah permintaan kecil dari seorang ibu,kenapa kita tidak bisa mengabulkannya..."

"Katakan....."

Lagi lagi respon Arga Wardana membuat mereka bertiga tercengang.Kerena ini adalah sikap yang jarang bahkan tidak pernah terjadi terlihat terlebih lebih oleh Ken sang asisten yang selalu ada bersamanya seperti bayangannya.

"Istriku ingin mengundang anda datang berkunjung ke rumah kami sebagai pria yang melamar putri kami...sebagaimana wanita pada umumnya untuk proses lamaran hingga pernikahan..."

Jantung Hendra Gunawan berdegup begitu kencang saat menyampaikan persyaratan dari istrinya.

"Tidak masalah....."

Lagi lagi jawaban yang begitu gamblang keluar dari mulut Arga Wardana.

"Ada lagi?"

Tanya Arga Wardana antara menguji atau memang ingin tahu.

"Hanya itu saja tuan,terimakasih....?"

Ucap Hendra Gunawan menarik nafas lega.

"Baiklah,katakan pada calon ibu mertuaku semua permintaannya akan ku penuhi,lusa kami akan datang untuk bertemu keluargamu.."

Arga Wardana pun bangkit dari duduknya sambil merapikan jasnya dia menyatakan pertemuan mereka sudah selesai dan semua akan terjadi sesuai permintaan nyonya Hendra Gunawan.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!