Perencanaan Perjodohan...

Kondisi ayah Kinara sudah mulai membaik bahkan sudah di perbolehkan istirahat di rumah oleh dokter,namun keadaannya belum cukup untuk mulai bekerja dan terlalu banyak pikiran.Untuk itu Kinara harus tetap pergi ke kantor dan bekerja semampu yang dia bisa di bantu oleh paman Hengki.

Efek dari keadaan perusahaan yang terus terpuruk menyebabkan neraca kerugian perusahaan terus berkembang pesat di tambah lagi para investor yang satu persatu menjual saham mereka kepada perusahaan milik Arga Wardana semakin membuat kedudukan perusahaan kian melemah dalam persaingan dunia bisnis,dimana imbasnya ayah Kinara jadi terlilit hutang dalam jumlah yang begitu besar dan ancamannya seluruh aset yang mereka miliki mulai dari perusahaan,rumah dan property yang lainnya akan tersita jika mereka tidak mampu menyelesaikan hutang di bank dalam waktu yang telah di tentukan.

Ya Tuhan,bahkan tidak ada celah sedikit pun dalam masalah ini yang dapat di jadikan secerca harapan untuk menjadi jalan keluarnya.

Kinara bergumam saat melihat semua laporan tentang perusahaan yang di letak kan di atas meja kerjanya.

"Paman Hengki,kita harus bicara.."

Ajak Kinara menelepon ke ruangan paman Hengki.

"Apa paman sudah melihat salinan laporan perusahaan hari ini?"

Tanya Kinara begitu paman Hengki datang ke ruangannya.

"Hem...ya Kin,paman sudah membaca nya tadi dan ini semakin rumit..."

Paman Hengki menggelengkan kepala seolah ingin mengatakan bahwa dia sudah tidak berdaya untuk membantu menyelamatkan perusahaan dari kehancuran.

"Lalu bagaimana paman?"

"Apakah tidak ada satu pun cara untuk jalan keluar dari masalah ini?"

Emosi mulai menguasai hati dan pikiran Kinara.

"Hanya ada satu cara Kinara untuk bisa menyelamatkan perusahaan ini dari kehancuran.."

"Apa Paman?"

"Katakan?"

Kinara seolah mendapat angin segar mendengar kalimat terakhir dari Paman Hengki.

"Paman perlu bertemu ayahmu untuk membicarakan hal ini.."

"Hem...baiklah paman datanglah untuk makan malam di rumah,aku akan menyampaikan hal ini pada ayah nanti...."

"Baiklah..."

Paman Hengki pun beranjak meninggalkan Kinara di ruangannya.

                           *******

Sementara di tempat lain.....

Arga Wardana,sosok pria yang di kenal sukses dalam mengelola bisnis bahkan mendapat gelar dan julukan si raja bisnis dari para pebisnis yang lain.Selain terkenal dengan kekuasaannya dia juga terkenal memiliki wajah yang tampan bahkan mendekati sempurna.Maka tak heran banyak wanita cantik yang ingin dekat dengannya bahkan ingin menghabiskan malam bersamanya.

Namun kali ini dia merasa ada yang berbeda dari Kinara,dia melihat ada sedikit kesombongan pada jati diri Kinara yang dapat dia lihat dalam obrolan singkat mereka saat dia menyamar.Hal itu cukup mengulik pikirannya dan menarik keinginannya untuk menjadikan Kinara piala kemenangannya kali ini karena berhasil menaklukkan perusahaan ayah Kinara.

Senyum sinis mulai muncul dari bibirnya dalam pikiran yang sudah penuh dengan rencana,saat dia memandang keluar dari balik tembok kaca dalam ruangannya yang berada pada ketinggian lima lantai dari kantornya yang begitu besar sebagai simbol dari perusahaan yang memegang kuasa dalam dunia bisnis.

"Ken...datanglah ke ruangan ku.."

Perintah Arga memanggil orang kepercayaannya yang merangkap menjadi supir pribadi nya melalui panggilan telepon dari ponselnya.

"Baik tuan..."

Jawab Ken yang selalu siaga memenuhi semua keinginan Arga.

"Ya Tuan ..."

Ken datang menemui Arga sedikit membungkuk tanda siap melaksanakan perintah.

"Ken sudah berapa banyak investor dari perusahaan tuan Hendra Gunawan yang menjual sahamnya pada kita?"

Arga mulai menjalankan rencananya.

"Hampir semua tuan..."

Jawaban Ken seperti hal yang membahagiakan untuk Arga.

"Kalau begitu,perintahkan manager keuangan untuk menyiapkan berkas pelunasan hutang perusahaan tuan Hendra Gunawan dan siapkan juga berkas bahwa kita sebagai penjamin perusahaan mereka.Tapi ingat hanya menyiapkan berkasnya saja,untuk realisasinya tunggu perintahku selanjutnya...."

Perintah Arga untuk rencananya.

"Maaf tuan apa kita akan menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan tersebut tuan?"

"Bukan kah perusahaan itu sudah akan bangkrut tuan?"

Ken sang ajudan sedikit belum paham dengan maksud dari perintah Arga.

"Ken,pertanyaan mu seperti orang yang baru satu hari bekerja denganku."

"Apa perlu aku menjelaskan detailnya?"

Sebenarnya bukan masalah di perintahnya Ken tidak mengerti,akan tetapi di ekspresi wajah Arga yang terlihat begitu bahagia yang membuat sang ajudan kurang mengerti.

Sebenarnya masalah ini sudah sering terjadi,ketika Arga ingin mengambil alih perusahaan yang sudah menyerah karena kebangkrutan,perintah ini selalu di terima Ken dari Arga akan tetapi dengan ekspresi wajah yang datar.Namun kali ini wajah Arga terlihat seperti memenangkan sebuah piala yang begitu berharga.

Tidak ingin tuannya menjadi kesal Ken pun segera undur diri untuk melaksanakan perintah.

"Sebentar Ken...."

"Sebelum kau pergi dengan semua pertanyaan yang ada di kepala mu,baiklah aku akan menjelaskan padamu tentang ekspresi wajahku yang kau lihat..."

Seolah Arga mampu membaca hati dan pikiran ajudannya itu.

"Baiklah tuan,seperti yang tuan pikirkan..."

Ken senyum menunduk seolah tertangkap basah ketahuan memikirkan keanehan di wajah tuan nya.

"Aku sangat senang kali ini,bukan hanya karena dapat menaklukkan perusahaan tuan Hendra Gunawan,tapi juga aku akan berhasil meraih apa yang selama ini menjadi kebanggan nya."

"Haha....."

Tawa penuh kelicikan pun tak dapat dia sembunyikan.

"Dia sombong,bahkan terlalu sombong..."

"Aku ingin tahu sejauh mana mereka mempertahankan harga diri mereka...."

"Siapkan semua seperti yang ku katakan Ken,karena sebentar lagi mereka akan datang menemui kita untuk memohon pertolongan..."

Dengan begitu percaya diri Arga memerintahkan orang kepercayaanya.Seolah dia sudah tau apa yang akan di katakan ayah Kinara kepadanya.

Sementara itu,ada obrolan serius antara paman Hengki dan Ayah Kinara mengenai masalah perusahaan.

"Bagaimana kondisi perusahaan saat ini?"

Tanya Ayah Kinara dengan pandangan kosong.

"Seperti yang anda ketahui Tuan ,semua tidak berjalan dengan baik..."

Paman Hengki seolah enggan memberikan informasi melihat kondisi kesehatan ayah Kinara belum stabil.

"Apakah tidak ada sedikit pun jalan keluar agar perusahaan kita selamat dari kebangkrutan?"

"Karena kau tahu sendiri efek dari kebangkrutan ini ada ratusan karyawan yang akan kehilangan pekerjaan.."

Hendra Gunawan masih saja memikirkan nasib karyawannya dalam kondisi ketidakberdayaan nya.

"Hanya ada satu cara tuan...?"

Jawab Paman Hengki seolah memberi angin segar.

"Apa?"

Ayah Kinara begitu serius menanggapi jawaban paman Hengki.

"Kita harus menjalin hubungan kekeluargaan dengan Arga Wardana?"

"Maksudnya?"

Ayah Kinara terkejut dengan ekspresi wajah yang lima puluh persen paham apa yang di maksudkan oleh Paman Hengki.

"Seperti perusahaan perusahaan lain yang berada di bawah naungan Arga Wardana,awalnya mereka juga mengalami hal yang sama seperti perusahaan kita,tak ingin perusahaan mereka hilang begitu saja karena di ambil alih oleh Arga Wardana,mereka pun melakukan kesepakatan dengannya,yaitu dengan melamar Arga Wardana menjadi suami dari anak perempuan mereka.."

Sontak jawaban paman Hengki seketika membuat ayah Kinara terduduk lemas,bahkan tubuh Kinara yang diam diam mendengarkan pembicaraan mereka seketika gemetar mendengar kesepakatan tersebut....

Bersambung......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!