"Ta-tadi ada yang lewat, anak kecil" Ucap Azmi dengan tangan gemetar menunjuk tempat di mana ia melihat anak kecil tadi.
Aku buru buru keluar untuk membuktikan perkataan nya. Takut saja jika ternyata Azmi sudah menabrak nya, akan bahaya untuk kami, tapi ... tidak ada apapun.
"Gak ada apa apa, Mi"
Mendengar perkataan ku, Azmi segera keluar begitu juga yang lain.
"Tapi gue yakin gue lihat anak kecil itu di sini. Dia nyebrang tadi" Ucap Azmi terlihat bingung.
Tiba tiba kami semua merinding, desiran angin lembut menerpa kulit kami. Aku melihat sekeliling dengan perasaan was was. Pertanda apa ini?
"Guys" Reni berucap sambil berbisik, namun kami masih bisa mendengar nya.
"Masuk ke mobil. Gue bisa ngerasain 'mereka' mendekat ke sini, banyak"
Mendengar ucapan Reni membuatku gemetar ketakutan. Banyak? Seberapa banyak jumlah 'mereka'?
Naila merapat pada Reni dan Guntur langsung masuk kembali ke mobil. Azmi mencoba bersikap tenang, terlihat mulutnya komat kamit membaca doa.
"Kita masuk" Perintah Azmi yang langsung kami turuti. Ia mencoba menyalakan mesin mobil, namun tidak bisa. Hal itu membuat kami semakin ketakutan saja.
"Mi, cepetan!" Naila merengek sambil menyembunyikan wajahnya di bahu Reni.
Reni meremas tangannya sambil matanya menatap awas ke sekeliling hutan di kanan kiri kami.
"Mi, doa dulu" Ucapku mengingatkan nya. Suasana menjadi sangat tegang saat aku mendengar bisikan 'Ini baru awal'. Suara serak milik seorang wanita menerpa kulit belakang leherku.
Aku melihat yang lain nya, penasaran apakah mereka juga mendengar bisikan itu.
Mobil menyala, Azmi langsung tancap gas meninggalkan tempat itu.
Kami semua terdiam, tak ada lagi canda tawa dan obrolan. Semua sibuk dengan pikiran masing masing. Terutama Reni yang kelihatan begitu ketakutan.
"Kalian dengar gak ada yang bisik 'ini baru awal' pas mobil gak mau nyala?" Akhirnya aku memberanikan diri bertanya. Semua mengangguk, artinya memang bukan aku saja yang mendengar.
"Gue udah bilang seharusnya kita gak usah pergi" Ucap Reni dengan nada bergetar.
"Yaelah, gini doang kalian pada takut. Gak papa kok, paling 'mereka' cuman iseng doang. Gue jamin kita bakalan aman" Ucap Guntur yang terlihat mulai rileks. Ia membuka bungkus jajan dan mulai makan. Bisa bisanya dia makan di situasi tegang seperti ini.
"Tapi, Gun_"
"Udah tenang aja, udah biasa kek gini kalau mau naik gunung" Ucap Guntur memotong pembicaraan Reni.
Reni memilih diam karena tau tidak akan menang melawan Guntur.
"Udah Ren, kita berdoa aja ya" Reni mengangguk mendengar ucapanku.
Butuh waktu dua jam agar kami bisa sampai ke tempat yang di tuju. Rencananya kami akan berangkat jam sembilan pagi, namun karena kendala mobil tak mau menyala tadi, membuat kami berangkat jam sebelas.
Melihat waktu sudah menunjukkan jam dua belas, Azmi mencari warung terdekat untuk kami makan siang. Kami baru seperempat perjalanan, waktu terasa begitu cepat berjalan.
Kami semua turun dan masuk ke rumah makan sederhana itu. Pemiliknya adalah seorang wanita tua, kira kira sekitar enam puluh tahun. Ia menatap tajam ke arahku saat kami masuk.
"Kenapa Vin?" Reni menepuk pundak ku dari belakang. Membuatku menoleh karena terkejut.
"Oh, gak apa apa kok, Ren"
"Monggo, silahkan masuk" Ucap wanita tua itu.
Kami akhirnya makan dengan lahap, melupakan sejenak masalah di perjalanan tadi. Kami istirahat sejenak di rumah makan itu. Kira kira sejam sambil menunggu sholat Zuhur.
Selesai sholat, kami semua berkumpul untuk melanjutkan perjalanan kembali. Wanita tua pemilik rumah makan menghampiri kami.
"Nak, lebih baik urungkan niat kalian sebelum menyesal. Ada aura buruk di antara kalian. Akan terjadi sesuatu jika kalian nekad pergi ke gunung itu"
Kami saling bertatapan mendengar ucapan wanita tua itu. Darimana dia tahu kami akan naik gunung? Padahal kami tidak bercerita, barang barang juga masih di mobil.
Guntur maju dan berbicara dengannya.
"Maaf nek, terimakasih atas nasehatnya. Tapi kami akan tetap pergi, saya yakin kami akan baik baik saja"
"Bocah kok ngeyel tenan. Hehh, gak apa apa kalau kalian gak mau dengar nasehat saya. Hati hati di jalan" Ucapnya masih dengan menatap tajam padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments