Kini Lukman sudah duduk berhadapan dengan Narsih dan Asep.
Lukman melihat bahwa pria renta di hadapannya tidak akan menolak permohonannya.
"Tuan, ada apa sebenarnya yang ingin anda katakan?" tanya Asep.
"Begini pak, saya kemari tidak hanya ingin menjenguk nona Maesaroh, tetapi saya berkeinginan menjodohkan anak bapak dengan anak saya" ucap Lukman.
Wakwawwwwww...
Narsih dan Asep seketika membelalakkan matanya terkejut.
"Maaf Tuan, tapi kenapa anda ingin menjodohkan Maesaroh dengan anak anda?" tanya Asep.
"Karena saya yakin jika nona Maesaroh adalah seorang gadis yang baik dan akan taat pada suami" jawab Lukman.
"Maaf Tuan, sebaiknya anda tidak usah berlebihan menilai Maesaroh. Apa ini tujuan untuk menebus kesalahan pada Maesaroh? Jika begitu Tuan, tidak usah repot-repot karena kami sudah mengikhlaskan musibah ini" ucap Asep.
Walau bagaimanapun ia tidak akan menyetujui tawaran Lukman. Ia cukup tahu diri dan melihat bahwa anak Lukman bukan pria yang baik untuk di jadikan suami bagi sang putri.
"Tidak sama sekali Pak! Saya benar-benar ingin menjodohkan putri bapak dengan Bisma anak saya. Tolong Pak, selamatkan anak saya dari wanita yang perangainya tidak baik. Saya yakin Maesaroh bisa merubah hati anak saya" Ucap Lukman sembari memelas.
Asep menjadi bingung luar biasa dengan keadaan ini. Sungguh sangat tidak hati melihat bosnya memelas padanya yang seorang tua lagi jelata.
"Jika saya harus bersimpuh di kaki Bapak, saya akan lakukan" ucap Lukman.
Hal itu langsung di cegah oleh Aseo dan Narsih.
"Jangan, Tuan. Tolong jangan seperti ini. Jangan menghinakan di depan kami" cegah Asep.
"Saya mohon Pak, setujui lah keinginan saya. Saya janji akan membahagiakan anak bapak, Bisma pasti bisa membahagiakan Maesaroh. Saya akan anggap Maesaroh sebagai putri saya sendiri. Saya akan mengobati kakinya sampai ia sembuh" ucap Lukman dengan menangkupkan kedua tangannya.
Tak ada celah menolak, Asep pun akhirnya menyetujui permintaan Lukman.
"Baiklah Tuan, saya setuju dengan Tuan. Tapi yang akan menikah itu anak-anak kita. Kita sebaiknya tanya mereka" ucap Asep.
"Kalau anak saya Bisma itu urusan saya, tapi untuk Maesaroh, boleh saya bicara padanya?" tanya Lukman.
"Baiklah saya akan bawa Maesaroh kemari" Narsih pun berjalan menuju kamar sang putri, lalu membuka pintu kamar itu.
Maesaroh sebenarnya sudah mendengar semuanya. Ia bingung karena ia tidak mau menikah secepat ini apalagi dengan pria yang telah mencelakainya. Bagaimana nasib Dudit jika tahu ia diminta menikah oleh bos bapaknya.
"Mae, bisa ikut Emak sebentar?" tanya Narsih.
"Mak, Mae sudah tahu semuanya. Tolong Mak, tolak lamaran dari tuan Lukman. Mae sudah punya kekasih!" lirih Maesaroh.
"Kamu bebas melakukannya, Mae. Ayo bicara dulu dengan tuan Lukman" ajak Narsih.
Maesaroh pun akhirnya mau menemui Lukman.
"Assalamualaikum, Tuan!" sapa Maesaroh.
"Waalaikumsalam, nak! Ada hal yang ingin saya katakan padamu" ucap Lukman.
Maesaroh hanya mengangguk saja.
"Nak Mae, saya kemari tidak hanya ingin menjenguk mu saja, tetapi saya kemari ingin melamar mu untuk Bisma, anak saya" ucap Lukman.
Maesaroh tak bisa berkata apapun. Mulutnya seakan terkunci rapat bagaikan di gembok. Di sana hanya air matanya saja yang keluar.
"Izinkan Bisma bertanggung jawab atas hidupmu. Saya mohon" Lukman menangkupkan kedua tangannya.
"Tapi, Tuan....." Maesaroh ingin sekali berkata bahwa dirinya sudah punya Dudit seorang.
"Tolong selamatkan bisma dari jerat kekasihnya yang tidak baik. Tolong, Nak Mae. Saya yakin kamu bisa membuat Bisma melupakan wanita itu" ucap Lukman sembari memohon.
"Ya Allah, aku kira masalah dengan pria itu sudah selesai dengan aku mengikhlaskan keadaanku sekarang. Nyatanya babak baru akan segera di mulai" ucap Maesaroh dalam hatinya.
"Kenapa harus saya, Tuan?" tanya Maesaroh.
"Karena saya memilihmu, dan saya yakin kamu bisa menjadi istri yang baik untuk Bisma" balas Lukman.
Maesaroh hanya diam membisu.
"Tolong, Nak Mae penuhi permintaan orang tua ini" Lukman sampai menangis di hadapan Maesaroh.
"Bagaimana dengan Tuan Bisma sendiri?" tanya Maesaroh.
"Soal Bisma, itu urusan saya! Jadi bagaimana, apa Nak Mae menerima?" tanya Lukman penuh harap.
Dengan berat hati, akhirnya Maesaroh menerima.
"Saya terima lamaran anda, Tuan" lirih Maesaroh dengan air mata yang mengalir deras.
"Maafkan saya Nak! Saya terlihat egois dan terlalu memaksakan kehendak. Saya tahu kamu pasti sangat keberatan, tetapi percayalah, Kamu akan bahagia dan Bisma bisa lepas dari jeratan wanita jahat itu" ucap Lukman dalam hatinya.
Lukman sebenarnya tahu bahwa Clara anak dari seorang yang di juluki si rubah jantan oleh sebagian pengusaha karena Wiguna orang yang licik dan sering menggunakan anak-anaknya sebagai umpan untuk mengambil dokumen ataupun surat-surat berharga milik kekasihnya. Sudah banyak korbannya. Tetapi kesalnya, Bisma tidak percaya itu, karena ia mengenal sosok Wiguna adalah sosok yang baik, kebapakan dan lembut tutur katanya, tanpa tahu di belakangnya Wigunan menyimpan kebuasan dan duri yang siap memporak-porandakan orang lain.
"Terimakasih, Nak Mae. Terimakasih Ibu dan Bapak. Besok saya kemari lagi untuk acara pernikahan" ucap Lukman.
Ketiganya menjadi terbelalak.
"Apa, Tuan? Pernikahan?" Asep sungguh terkejut.
"Ia, pak! Bukannya lebih cepat, lebih baik!" jawab Lukman.
"Tidak perlu repot, karena biar saya yang mengurus apapun. Bapak hanya lihat beres saja" ucap Lukman lagi.
Maesaroh hanya diam, ia merasa ini terlalu cepat dan sungguh membuat syok.
"Terimalah ini, Pak! Untuk Bapak" Lukman menyerahkan amplop tebal berwarna cokelat.
Asep langsung menolak itu.
"Tidak, Pak! Jika saya terima, saya seperti menjual anak saya" ucap Asep.
"Tidak, Pak! Tolong jangan berpikiran jauh terhadap saya! Ini untuk Bapak karena sudah lama menjadi pemetik teh di kebun saya" balas Lukman.
Asep pun menerima uang itu, dan Lukman pun pamit pulang.
...
Malam ini, Lukman akan mengatakan itu pada Bisma dan Ambar. Ia pun tidak memperbolehkan sang anak dan istrinya untuk beranjak selepas selesai makan malam.
"Ada yang ingin Papa bicarakan!" ucap Lukman.
"Bicaralah, Pa!" jawab Ambar.
"Ini mengenai Bisma dan perjodohannya" ucap Lukman.
Sontak membuat Bisma dan Ambar terkejut.
"Jodoh siapa yang Papa maksud? Aku akan menikahi Clara secepatnya" ucap Bisma sudah mulai kesal.
"Bisma, ini untuk kebaikan kamu dan keluarga. Percayalah pilihan Papa adalah yang paling tepat dari pada Claramu itu" ucap Lukman.
"Lantas dengan siapa Papa menjodohkan Bisma?" tanya Ambar.
"Maesaroh" jawab Lukman.
Keduanya langsung ternganga. Ia menganggap jika Lukman sudah gila.
"What?" Ambar berkata sembari menggeleng dan menutupi mulutnya.
Tubuhnya langsung lemas dan lunglai.
"Ini tidak lucu, Pa. Sama sekali tidak lucu" geram Bisma yak habis fikir.
"Apa aku terlihat sedang melucu?" tanya Lukman dengan wajah yang serius.
"Papa gila! Aku tidak habis pikir kenapa Papa punya ide si@lan itu.. Ingat, Pa. Kita ini siapa ,dan gadis itu siapa" pekik Ambar dengan emosi.
"Manusia sama saja di hadapan Tuhan" balas Lukman.
"Maaf pa, aku tidak mau menikahi gadis itu" pekik Bisma dengan suara meninggi.
"Benar apa yang di katakan putra kita, pa. Kita tidak boleh asal menikahkannya. Mama gak setuju, apalagi gadis itu hanya kuli petik teh di kebun kita. Tidak sederajat pa" Timpal Ambar sang istri.
"Keputusan ku sudah final! tidak ada yang boleh membantah. Bisma, kau harus jadi pria gentle agar papa bangga padamu. Belajarlah tanggung jawab dan belajarlah menerima gadis itu. Besok kalian harus menikah" ucap Lukman tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
kasian dong Mae... mertua dan suami nya jahat
2024-04-22
0
Mr.VANO
aku merasa ada tarikan dg cerita novel ini
2024-01-23
0