JOGJAKARTA.
Satria menyalin catatan yang dipinjamnya dari teman sekelasnya di kantin kampus. Kemarin dia bolos kuliah seminggu karena persiapan dan kejuaraannya di Kaltim. Untung dari SD dia sudah terkenal pandai biarpun dia sering bolos sekolah. Lagi asyik menulis, Axel pun duduk di sampingnya sambil membawa jus jeruk favoritnya.
“Makanya yang rajin kuliahnya.”
“Sialan lo, Kak.”
Axel pun tertawa lalu mengeluarkan kamera dari dalam tasnya.
“Oh iya, dapat salam lo dari anak Broadcast.”
“Waalaikumsalam.”
“Gue serius Kak, kayanya dia naksir lo deh.”
Satria pun tertawa. “Emang dia enggak tahu kalau cewek gue jutek banget?”
Axel pun tertawa. “Tapi jujur sih ya, Kak, lo tuh beruntung banget tahu dapat Cken. Sudah cantik, pintar, nekat, dan pengertian ke lonya yang gue salut. Jarang Bro ada cewek yang bisa kaya gitu.”
Satria berhenti menulis lalu menatap Axel. “Lo lagi enggak ada rencana buat menggebet cewek gue kan?”
Axel tertawa sambil menonjok bahu Satria yang kembali menulis. “Mana berani gue saingan sama lo. Kalaupun gue usaha, tetap saja dia milih lo.”
“Nah tuh lo tahu. Tapi emang benar sih kata-kata lo. Bawaannya gue jadi kangen terus sama dia.”
“Jagain dia baik-baik, Kak, kalau lo emang enggak mau kehilangan dia. Karena gue yakin, enggak semua cewek bisa kaya dia. Yang bisa menerima lo tanpa embel-embel ketenaran dan ketajiran lo.”
“Pastinya, Kak.”
Seorang cewek cantik nan tinggi semampai menghampiri meja mereka lalu duduk di depan mereka.“
"Kak, kenalin, ini Danise.”
Satria tersenyum lalu menyambut tangan cewek itu. “Satria.”
“Danise. Aku ganggu ya?”
“Enggak kok, Nis. Oh iya, Kak, dia ada projek mau buat set pemotretan, dan mungkin lo bisa bikin desainnya?”
“Dengan senang hati, tapi sepertinya gue belum jago deh dan waktunya enggak ada nih. Beberapa hari kedepan gue sudah mesti persiapan balapan lagi.”
“See? I’ve told you before that he’s so busy. He can’t help you (Benarkan? Gue sudah bilang sebelumnya kalau dia sibuk banget. Dia enggak bisa bantu lo).”
“Sayang banget ya. Padahal projek ini bagus banget buat mengasah kemampuan desain kamu.”
“Maybe, next time.” Ponsel Satria berbunyi dan melihat nama Nicken di layar. Diapun menjawab sambil tersenyum. “Assalamualaikum. Iya, aku di kampus. Kamu sudah makan belum? Aku sudah nih sama Axel. Iya besok aku kok yang ke Semarang, mau aku jemput? Ya sudah, ketemu disana ya, Cken. Bye. Waalaikumsalam.” Dia mematikan ponselnya sambil tersenyum.
“Jadi kalian mau balapan bareng lagi?”
“Yup. Di Cherokee. Mau ikut lo?” Tanya Satria sambil membereskan bukunya.
“Semarang, emang boleh?”
“Bolehlah. Ya sudah gue masuk dulu ya.” Satria berpaling ke Danise. “Nis, sorry gue ada kelas.”
“Oke.”
Satria lalu pergi dan Axel pun pamit.
Gue mesti usaha buat mendapatkan dia, sahut Danise dalam hati.
JAKARTA.
Seorang cowok tinggi berkulit eksotis sedang duduk di sebuah meja kerja. Di sofa di depannya duduk 2 orang cowok yang agak tertunduk, David dan Nuno. Cowok tinggi ini, Rama, dia salah satu senior di Keamanan SMU Harapan Bangsa, yang juga terkenal paling tegas dan dia juga kakaknya David.
Beberapa menit kemudian, seorang cowok yang tidak kalah tampannya dengan Rama masuk lalu berdiri di samping Rama. Dia ini Deandra. Mantan ketua Kemanan SMU Harapan Bangsa tahun angkatan sebelum David cs.
“Gue enggak habis pikir deh, lo bisa bikin masalah ini.”
“Mungkin kalau enggak ada kabar yang kita dengar, kita enggak akan tahu selamanya sama sikap lo ini, Vid.”
“Gue minta maaf, Kak.”
“Ngomong maaf gampang Vid!!” Hardik Rama.
Deandra meremas bahu Rama untuk menahan emosinya.
“Lo enggak akan tahu rasanya ada di posisi kita atas masalah yang sudah lo buat. Mau ditaruh dimana muka kita kalau sampai Senior Canopus tahu masalah ini. Dan lo tahu enggak efek dari masalah ini?”
David terdiam.
“Tahu enggak?!”
David akhirnya menggeleng.
“Nusantara, Garuda, Ksatria Bangsa sama Harapan sepakat mau menyerang Canopus. Untungnya Cken masih bisa meredam emosi mereka. Kalau sampai mereka beneran menyerang Canopus buat membela lo yang ternyata salah, gimana perasaan lo? Lo pikirin itu enggak?!”
David semakin tertunduk.
“Kemarin kita sudah ke Canopus, Kak. Nicken sudah menerima maaf kita. Dan rencananya kita juga bakal ke tiap sekolah buat minta maaf dan menjelaskan semuanya.” Jelas Nuno.
“Fine kalau emang mereka anggap masalahnya selesai sampai situ, kalau ternyata Senior mereka enggak terima, gimana?” Tanya Deandra.
“Gue yang akan tanggung jawab, Kak.”
“Emang lo yang harus tanggung jawab!!” Lagi-lagi Rama teriak dan bangun dari duduknya. “Satu penyesalan gue, Vid, kenapa harus lo yang dapat nilai tertinggi? Kenapa harus lo yang jadi Ketua Keamanan kalau lo enggak bisa jaga sikap!!” Rama pun menampar David.
“Rama!!” Deandra menjauhkan Rama dari David lalu sedikit mendorongnya ke arah pintu keluar. “Keluar lo.”
Rama menurut dan keluar dari Basecampnya Keamanan Harapan Bangsa diikuti oleh Nuno.
“Gue juga kecewa banget sama lo, tapi gue masih bisa menahan diri buat enggak menampar lo kaya Rama.”
Deandra melihat David memijat pipinya yang memerah.
“Lo tahukan gimana hubungan masa lalu sekolah ini sama Canopus?”
David mengangguk.
“Susah payah gue sama abang lo mengembalikan kepercayaan mereka ke sekolah ini. Mengembalikan nama sekolah ini dari masa lalu yang enggak enak. Dan lo seenaknya saja menghancurkan semuanya. Gue enggak bisa bayangkan bakal separah apa marahnya Senior Canopus dan Senior lainnya kalau tahu masalah yang sebenarnya.”
“Gue minta maaf, Kak, tapi gue janji bakal menyelesakan ini semua.”
“Emang begitu seharusnya. Karena gue enggak mau mengorbankan hubungan Harapan sama Canopus demi ketololan lo. Paham lo?”
David mengangguk. Deandra pun keluar. David lalu kembali terdiam.
...***...
Di salah satu perguruan tinggi swasta, Nicky cs tampak berkumpul di salah satu meja kantin kampus mereka. Aca lagi konsentrasi menyantap nasi gorengnya, Ryan sibuk sama gadgetnya, Aril lagi demen banget baca novel fiksi, Vicky lagi nanar menatap laptopnya dan Nicky sendiri lagi melamun. Kaya ada yang sedang dia pikirkan.
“Terus adik gue baik-baik saja kan?” Tanya Nicky ke siapapun yang mau kasih jawaban.
“Tenang saja, Kak, kitakan enggak salah pilih pasukan. Mereka masih kelihatan santai kok menghadapinya. Dan mereka terbukti sakti bisa menahan emosi 4 sekolahan buat enggak menyerang Canopus.” Sahut Aril tanpa berpaling sedikitpun dari novelnya.
“Tapi Deandra sama Rama enggak mungkin diam saja sama masalah ini.”
Ryan akhirnya menimpali sambil meletakkan gadgetnya lalu menatap Nicky. Dari angkatan SMU Harapan Bangsa, Deandra dan Ramalah yang paling terkenal "nafsu" kalau ada urusannya dengan Keamanan biarpun mereka sudah pensiun.
“Tapi yang gue dengar mereka sudah menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan.” Aca pun menyudahi makan.
“Tetap saja belum selesai kalau sampai Senior tiap sekolah tahu dan enggak terima atas sikap David.” Vicky akhirnya ikutan membahas. “Nico bilang, awalnya Ade pengen resign gara-gara hal ini.”
“Dan untungnya Nico bisa jadi penasihat mereka dengan baik.”
Ponsel Nicky pun berbunyi. Ada nama Deandra di layarnya. “As I thought before." (Kaya yang gue pikirkan). Nicky menjawab telponnya beberapa saat.
“Gimana? Mereka tahu?” Tanya Vicky penasaran setelah Nicky menyudahi obrolan teleponnya.
“Mereka mengajak ketemuan. Katanya masalah ini harus dibahas bareng para Senior yang lain termasuk sama Kak Indra.”
“Kenapa mesti bawa Kak Indra sih?” Protes Vicky.
Berarti masalahnya jadi ribet banget. Indra itu salah satu Senior Keamanan dari SMU Garuda. Dia ini tangan kanannya para Tetua Keamanan. Kalau ada masalah Keamanan yang mesti dibahas ke forum, ya pasti si Indra ini yang jadi ketua forum yang bakal mengetuk palu. Jadi masalahnya mau selesai atau tidak ya tergantung sama sudut pandang dia.
“Gue paling malas kalau Senior tua pada sampai ikut campur, jadi makin panjang masalahnya.” Sungut Ryan.
“Kita ikutin saja dulu, Kak. Sebenarnya motif David itu apa?”
Jam istirahat di Canopus jadi berkah buat beberapa anak Keamanan. Soalnya waktu istirahat hanya 2 orang Keamanan, yang hari ini bagian Lika dan Marvel dan Para Punggawa mereka yang jaga mengawasi setiap sudut sekolah. Jadi Nicken, Nila dan Randy asyik bersantai di kantin.
“Neng, anak Bahasa 2 masih suka mengejar kakak lo?”
“Risna maksud lo?”
Nila mengangguk sambil memakan baksonya.
“Sudah enggak kayanya semenjak gosip Nico naksir Alina beredar.”
“Anak Kimia yang juara Olimpiade itu?” Tanya Randy takjub.
Nila tertawa. “Yang juga sempat lo taksir, Kak.”
Nicken tertawa saat Randy mengacak rambut Nila. “Tapi Alina belum kasih harapan apa-apa. Cuma kayanya Nico masih belum menyerah padahal dari awal Alina pindah, Nico sudah kesemsem berat.”
“Bakalan banyak yang patah hati dong kalau sampai Nico beneran jadian sama Alina, secara Nico fansnya banyak banget.”
“Alina juga.”
Nicken dan Nila menoleh ke Randy lalu tertawa. Lagi asyiknya bercanda, tiba-tiba salah satu Punggawa Lika datang dengan tergesa.
“Kak, ada Senior Keamanan Harapan Bangsa datang. Sekarang lagi di Gudang sama Marvel.”
Muka Nicken langsung pucat pasi. Damn! Ini pasti urusan David!
“Pasti masalah David, Neng.” Sahut Nila yang ikutan menegang.
“Gue temani, Cken.”
“Enggak usah, Ran. Kalian terusin makan dulu saja. Kalau ada apa-apa gue kabarin kalian.” Nicken berdiri dari duduknya lalu diikuti 2 orang Punggawanya menuju Gudang.
Masuk ke Gudang, Nicken makin galau pas tahu kalau Deandra dan Rama yang datang. Dari dulu dia tahu kalau mereka itu Senior Harapan Bangsa yang harus diwaspadai, soalnya kalau urusan sama mereka pasti serius. Marvel pun sudah anteng menemani mereka. Nicken menyalami mereka satu persatu lalu duduk di sofa samping Marvel.
“Hi, Kak, apa kabar?”
“Baik, Cken. Gue yakin kalian tahu tujuan kita datang ke sini apa.” Tembak Deandra langsung.
“Kita sudah anggap masalah sama David sudah selesai, Kak. Jadi kalian enggak perlu repot datang ke sini."
“Mungkin buat kalian masalah ini sepele..”
“No, that was a serious problem (Enggak, itu masalah serius), Kak, but, we’ve already closed the case (kita sudah menutup kasus ini).”
“Tetap saja, kita bakal bawa ini ke forum. Gue sudah kasih tahu Nicky tentang ini.”
“Tapi, Kak.."
“Untuk waktu dan tempatnya bakal kita kabarin lagi ya, Cken.”
Rama dan Deandra berdiri. Nicken dan Marvel pun kelihatan banget sudah tidak dikasih kesempatan buat ngomong lagi.
“Thanks atas waktu kalian ya.”
Marvel akhirnya mengantar mereka keluar lalu meninggalkan Nicken yang terdiam.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
ANAA K
Semangat thore! jangan lupa mampir yaah 😊
2021-01-29
1
Caramelatte
eyoo kakak aim kambekk yuhuuuu mangattzzz
2020-12-01
1
ARSY ALFAZZA
mantap
2020-11-17
1