Nestapa di Februari

Cuaca yang cukup panas di bulan ini, hampir menjilat sebagian dari kulitku yang kuning langsat. Mencoba untuk tidak mengingat, malah namamu masih saja tersemat. Memang begitulah kenyataannya memang sudah satu bulan kita tak bercengkrama, tak bertegur sapa sedikitpun Andira. Aku tetap menghindar darimu, walau sebenarnya kamu ingin sekali diajak bertemu.

Jujur aku ingin keluar dari zona ini, mencoba mendamaikan diri dan tak lagi mempermasalahkan soal waktu lalu. Mau kamu dengan siapa pergi ke mana pun tanpa kuantar lagi. Aku Tidak peduli sedikitpun Andira. Rasa sesakku masih membekas, bolehkah sekarang aku boleh tertawa atas pilihanmu sendiri. Aku tahu sebenarnya pria itu mematahkan hatimu. Tentunya ada rasa iba dan juga puas juga. Bukannya aku pendendam,bukannya rasa kesal pun tak baik jika ditahan-tahan Andira, sejak awal aku sudah mengingatkan bahwasanya komitmen, tidak baik jika dilakukan hanya sepihak.

Beberapa kali aku sempat mendengar, bahwa kamu sering menanyakan kabarku lewat teman-teman nongkrongku. Dan Lagi-lagi aku menyuruh temanku untuk bungkam soal keberadaanku. Sengaja Andira,agar kamu paham mengejar sesuatu yang fana hasilnya pasti juga tak sama.Ekspektasimu boleh saja tinggi, lihatlah pria itu justru membuatmu sakit hati bukan. Hingga pertemuan itu tak disengaja, saat aku duduk di Cafe HoldingLampung dan menghampiriku.

"Raihan, kamu kemana aja?" tanya Andira mengejutkanku, saat aku sedang sibuk memandangilaptopku.

"Eh kamu, Andira.Kok kamu bisa tahu aku di sini?" balasku keheranan, di depan sudah ada orang yang sedang berusaha aku lupakan.

"Berminggu-minggu aku cariin kamu, Han. Kamu ke mana aja?" ucap Andira sambil menatapku dengan wajah sendu dan duduk tepat di sampingku.

"Kenapa kamu nyariin aku, Andira? Bukannya waktu itu, kamu memintaku untuk tidak menghubungi dan mencari mu lagi," balasku fokus menatap layar laptop, sambil mengerjakan tugas kuliah.

"Maafkan aku, Han.A—aku menyesal telah meninggalkanmu waktu itu," sahut Andira, sambil memegang jari-jemariku dengan erat.

"Sudah jangan dibahas, Andira. Aku juga sudah memaafkanmu dan mulai mendamaikan dirikusendiri,” balasku lalu melepaskan kembali genggaman tangan Andira.

"Raihan, aku kangensama kamu. Aku menyesal telah meninggalkanmu waktu itu," timpal Andira,dengan wajah sendu dan mata mulai berkaca-kaca.

"Lalu ... kamu mauapa, Andira?" tanyaku dengan bingung, sambil menutup laptopkuperlahan-lahan.

"A—aku mau kitaseperti dulu lagi, Han. Aku kangen suaramu dan kangen saat kita ke manapunselalu bersama," ujar Andira, telempap tangannya menyentuh pipiku denganlembut.

"Kamu ke mana aja?Bukannya sebulan ini, kamu sudah terbiasa tanpa kehadiranku. Maaf aku enggakbisa!" celetukku, melepaskan telempap tangannya di pipiku. 

"Raihan, to—tolongberi aku kesempatan sekali lagi! Aku ingin menebus kesalahankuterhadapmu," ucap Andira sambil menangis sesenggukan di sampingku.

"Andira, kamu janganmenangis! Aku merasa tidak enak, orang-orang di sekitar kita kini mulaimemperhatikanmu," lirihku sambil menenangkan hatinya dan merangkulnya.

"Aku enggak peduli,Han. Aku tidak peduli sedikitpun, yang terpenting kamu mau menerimakukembali," balas Andira, meletakkan kepalanya di pundakku.

"Ta—tapi Andira, akubelum bisa mengabulkan permintaanmu. Jujur Andira aku masih kecewa beratdenganmu," ucapku sambil melepaskan pelukanku perlahan-lahan.

"Kenapa, Han? Apati—tidak ada tempat lagi di hatimu," timpal Andira memegang jari-jemarikudengan kuat.

"Andira, dengarkanaku baik-baik! Dahulu ruang hati ini kosong sebab sepeninggalmu, Andira. Tapi,sekarang hatiku penuh. Kamu tahu penuh apa? Iya, penuh dengan kekecewaan,"lirihku menatap matanya, dengan tatapanku yang kosong.

"Raihan beri akukesempatan sekali lagi. Aku bakal berubah demi kamu, please aku mohon! Terimaaku kembali, Han," balas Andira, memohon dan memegang tanganku denganerat.

"Ba—baiklah, Andira.Tapi, setelah ini aku tidak ingin mengulang kembali dengan orang yang sama. Akubakal kasih kesempatan kamu untuk kedua kalinya," balasku dengan keadaanpenuh dilema.

"Terima kasih,Sayang. Aku janji akan berubah dan enggak akan sia-siakan kesempatan darimu,Han,” lirih Andira, memelukku dengan erat.

“O—oke, Andira. Sekarang lepaskanpelukanmu! Aku tidak enak orang-orang sedari tadi memperhatikan kita.”

Hingga pada akhirnya,rasa sayang mengalahkan sebuah rasa cinta. Aku tak berdaya menolak perasaankuterhadap Andira. Sore itu pun kita resmi balikan dan memulai komitmen dariawal. Entahlah, meskipun bibir menolak, tetapi hati selalu jujur bahwa mengulangdengan orang sama. Jauh lebih realistis daripada memulai dengan orang baru. Akupun membatalkan niatku untuk pindah kampus, karena memang Andira jelas tidakmau jauh-jauh dariku. Semakin hari Andira bucin sekali. Padahal dulu, aku yangterlalu bucin kepadanya ataukah mungkin Andira benar-benar takut kehilanganku.

Aku kini sedang disibukkanujian tengah semester, aku dan Andira kuliah di Universitas Lampung, tetapi akudengannya hanya beda jurusan saja. Andira memilih jurusan akuntansi dansedangkan aku mengambil jurusan agribisnis ternak. Memang kita pacaran lumayancukup lama dua tahun sudah kita lewati suka dan duka. Meskipun waktu lalu,Andira melakukan kesalahan fatal. Aku memilih untuk melupakan kejadian itu,mungkin inilah fase-fase di mana komitmen kita benar-benar diuji. Semesta tahudua anak manusia sedang bertaruh perasaan, entah berujung bahagia ataupunpenyesalan.

***

Pagi yang cerah hari ini,aku dengan teman-teman akan kumpul-kumpul di tempat biasa kita nongkrong. Kitabiasa nongkrong di warung kopi Bang Pendi, biasanya sepulang kuliah kita selalumenyempatkan waktu untuk saling bersenda gurau bersama. Iya mereka adalahtemanku yang gokil dan kocak si Rohid dan Raka. Merekalah yang telah mengisijurnal kehidupanku selama ini. Barangkali, tanpa adanya mereka hidupku akanterasa monoton dan sangat membosankan jadinya.

"Bro ...denger-denger lu balikan lagi sama, Andira?" ujar Rohid, melemparkansebuah pertanyaan kepadaku.

"Iya, kok lu enggakbilang sama kita, Han?" timpal Raka, mulai menginterogasiku.

"I—iya, Bro. Guabalikan lagi sama, Andira. Memangnya kenapa Hid, Ka?" balasku menjawabpertanyaan mereka tadi.

"Kok lu mau sih,Han? Padahal dulu jelas-jelas, dia ninggalin lu sama cowok lain," potongRohid heran dengan sikapku.

"Ya, bener banget,Hid. Gua heran sama si Raihan, gampang banget luluh. Emang lu kagak takutdisakitin lagi sama, Andira?" timpal Raka, setuju dengan pendapat Rohid.

"Sebenarnya gua waswas juga sih, Hid, Ka. Ya, mau gimana lagi? Gua masih sayang banget sama,Andira," balasku dengan mimik wajah serius.

"Hadeh, mode bucinlu mah ha-ha-ha," kelakar Rohid meledekku.

"Iya, parah bangetsahabat kita satu ini. Beginilah orang jatuh cinta, susah amatdibilangin!" ucap Raka, ikut serta mengejekku.

"Sialan ... lu padaha-ha-ha. Kagak gitu juga, konsepnya pe’a!" tukasku membela diri.

"Abis lu kalau udah cinta parah banget, Han. Oh, ya, kalian mau pesan apa? Hari ini gua yang traktir, soalnya gua abis dapat rezeki hasil joki game Mobile Legends,"sahut Rohid, sambil menepuk bahuku.

"Widih mantap benersahabat kita, Han. Gua pesan kopi aja sama gorengan, Hid," timpal Raka,sambil memijit bahu Rohid.

"Namanya anak muda,Bro. Kagak bucin kagak asyik ha-ha-ha. Mantap bener nih lancar orderannya, Hid.Kalau begitu, gua pesan kopi juga disamain aja kita," balasku sambilsenyum-senyum syukurlah hari ini, pengeluaranku hari ini berkurang.

"Si—siap deh! Kalaubegitu gua pesan dulu sama Bang Pendi," ucap Rohid, beranjak dari tempatduduknya.

Aku bersyukur memilikisahabat seperti Rohid dan Raka, merekalah tempat aku mencurahkan perasaanku disaat, aku mempunyai banyak masalah. Mereka yang selalu men—support aku di kalahidupku sedang terpuruk. Semoga Tuhan senantiasa, menjaga hubungan kita sampaikapan pun dan di mana pun. Aku akan kebingungan jika mereka membisu dan tidaklagi cerewet menasihatiku.

 

"Di hatiku kamusumber dari api dan di hatimu akulah pemicunya. Sementara bertahan menghasilkanperdebatan saja dan berpisah tidak pernah cukup menuntaskan kita."

-Rohid Bachtiar

Terpopuler

Comments

Penulis Buku

Penulis Buku

sendu

2024-01-10

1

Bintun Arief

Bintun Arief

astagaaa rehan aduh ampun dah emak! kenape cepet beneeer nerima balik si Andira, masih banyak cewek lain, anak lanangku🤭

2023-12-29

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!