Anzel senang sekali bisa belajar dengan profesor yang selama ini dia kagumi. Dia banyak tahu tentang profesor itu, bahkan ciptaannya dia juga hafal sekali. Mulai dari obat-obatan, teknologi canggih serta ciptaannya yang terkenal yaitu formula penghancur sampah. Waktu itu pameran alat canggih itu telah di produksi masal ke berbagai perusahaan teknologi. Dan dia siap meluncurkan ciptaannya yang kedua, tapi profesor Cullen berhasil menyabotase pameran itu.
Kemudian pameran itu di batalkan, dan sejak saat itu profesor Ghaaziy Horace pun menghilang. Dua tahun kemudian, profesor Cullen juga menghilang, keduanya tidak ada yang tahu di mana keberadaannya, sampai kini Anzel bertemu dengan profesor idolanya. Dia sangat senang bisa bertemu dan berguru langsung dengan profesor Ghaaziy Horace. Tidak peduli awal pertemuannya dengan profesor itu.
Kini, Anzel sudah siap untuk menerima semua ilmu tentang kedokteran, teknologi, kimia dan juga segala bidang ilmu. Dia juga siap untuk menjadi seorang yang sangat di perlukan kemampuannya di masyarakat. Dia mau menunjukkan pada dunia, kalau dia bisa seperti mereka yang mampu menaklukkan dunia. Terutama pada keluarganya yang selalu meremehkan atas kemampuan dan kepandaiannya.
"Aku akan membuktikan pada papa dan mamaku serta pada kak Marvin kalau aku bisa menjadi orang yang hebat," ucap Anzel.
"Lakukanlah, bila perlu buat keluargamu itu malu karena mereka meremehkan kemampuan dan kecerdasanmu," ucap profesor Ghaaziy.
"Ya profesor, aku akan membuktikan semuanya. Terutama mereka yang telah mengejekku dan juga meremehkanku," ucap Anzel lagi.
Kini profesor Ghaaziy pun memberikan buku materi, dia memberikan buku pintar menurutnya. Meski buku itu tidak tebal, tapi buku tersebut ada keajaiban yang bisa membuat Anzel lebih hebat.
"Anzel, dulu aku pernah menunjuk seseorang agar ilmuku bisa dia gunakan dan bisa di manfaatkan pada masyarakat. Tapi dia tidak mampu menjalani semua rangkaian materi dan juga pelatihan yang aku berikan, dia kabur dan pergi dari kota ini. Kini aku yakin padamu, kalau kamu pasti bisa dan cepat menerima apa yang akan aku berikan padamu. Maka dari itu, siapkan semuanya. Mental, fisik dan juga otakmu untuk menerima apa yang akan aku berikan," kata profesor Ghaaziy.
"Iya, profesor. Aku selalu siap dan tidak akan menyerah," ucap Anzel dengan mantap.
"Bagus, aku tidak salah pilih kali ini," ucap profesor Ghaaziy lagi.
Kini buku ajaib itu sudah di tangan Anzel, laki-laki itu belum berani membuka buku tersebut sebelum ada perintah dari profesor Ghaaziy.
_
Anzel membuka-buka buku yang di berikan oleh profesor Ghaaziy. Awalnya di halaman pertama dia tidak menemukan apa pun, tapi di halaman kelima ada sebuah kalimat perintah di sana. Anzel bingung, tapi kemudian dia menuruti kalimat perintah itu untuk membaca satu baris kalimat yang tertera di sana.
"Aku siap dan aku bisa lebih hebat dari siapa pun," ucap Anzel.
Kalimat itu seperti kata kunci untuk membuka halaman yang awalnya kosong. Kini tiba-tiba dari dalam buku tersebut memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan, hanya beberapa detik saja. Kemudian cahaya itu menghilang lagi, kini buku tersebut tiba-tiba mengibaskan lembar demi lembar. Anzel kaget, ternyata setiap lembarnya banyak sekali rumus di dalamnya.
Dia membaca setiap halaman buku, dari lembaran pertama ada rumus dasar. Kemudian di lembaran kedua dan seterusnya banyak sekali rumus dan komposisi berbagai macam racikan mulai dari obat-obatan, membuat virus dan juga penangkalnya,pembuatan senjata juga di tampilkan di lembar berikutnya, cara membuat mesin dan juga cara meracik bom. Anzel kaget, dia ingat akan mimpinya waktu itu.
"Apa tulisan di buku ini benar adanya?" gumam Anzel masih bingung.
"Benar, itu buku kunci dalam menguasai ilmu dari segala ilmu. Kamu sudah membukanya, maka kamu harus mempelajarinya, Anzel," kata profesor Ghaaziy.
"Tapi, apa benar apa yang tertulis di sini itu semua rumus dan juga berbagai racikan obat-obatan dan juga penangkal dari virus yang bisa menimbulkan penyakit? Oh, ada juga bahan dan komposisi pembuatan bom. Apa ini benar, profesor?" tanya Anzel masih belum mengerti.
Profesor Ghaaziy berbalik, dia meletakkan gelas ukur berisi cairan kimia. Menatap Anzel dengan tatapan datar saja, tapi kemudian dia berkata,
"Kamu ingin menjadi seorang dokter? Tapi papamu dan mamamu melarangnya karena kemampuanmu yang tidak seberapa, bukan?" tanya profesor Ghaaziy.
"Iya, papaku melarangku untuk mendaftarkan diri ke fakultas kedokteran, tapi aku tidak peduli. Aku mendaftarkan diri ke kampus D yang tidak jauh dari rumahku. Tapi setelah pulang, justru ada mobil sengaja membuatku terjatuh ke dalam selokan. Dan akhirnya bertemu anda, profesor Ghaaziy," ucap Anzel.
"Kamu memang di takdirkan datang padaku, dan buku itu yang menuntunmu kesini. Lihatlah di balik buku itu, ada tulisan namamu di sana," kata profesor Ghaaziy.
Anzel membalikkan buku tersebut, betapa terkejutnya dia melihat namanya terulis di sana dengan huruf besar. Di bawah namanya itu ada kalimat kecil dengan tulisan.
'Dia yang akan menjadi penerusnya'
Anzel bingung, mendongak ke arah profesor Ghaaziy yang sedang bersedekap menatapnya.
"Gunakan buku itu dengan baik, setelah kamu sudah menguasai isi buku tersebut. Kamu bisa menemuiku untuk praktek apa yang ada dalam buku tersebut," ucap profesor Ghaaziy.
"Baik profesor, saya akan mempelajari buku ini. Tapi, bagaimana dengan kuliahku?" tanya Anzel bingung.
"Lupakan, biarkan kampus mencatat namamu di daftar mahasiswa baru fakultas kedokteran tanpa harus belajar lagi di sana," ucap profesor Ghaaziy.
"Oh, apa aku di terima di fakultas itu?" tanya Anzel.
"Kamu tidak butuh kuliah di sana, buku itu semuanya mempelajari apa yang di ajarkan di kampus itu. Jadi, seluruh fakultas kedokteran, buku-bukunya menjelaskan apa yang ada di buku yang kamu pegang itu, jadi. Biarkan nama kamu saja yang ada di daftar kampus, kamu tidak perlu lagi belajar di sana. Karena kamu yang akan terhebat dari lulusan kampus kedokteran, dan namamu akan tercatat sebagai profesor muda di sana. Jadi kamu cukup pelajari buku itu, maka semua yang tertulis akan berpindah ke otakmu," kata profesor Ghaaziy lagi.
Anzel tersenyum, dia pun mengangguk dengan mantap. Bahwa dia akan mengubah hidupnya dari yang di anggap remeh karena nilai-nilai jeleknya, bahkan dia akan jadi orang terhebat sebagai peracik handal di kota dan di belahan dunia mana pun.
"Aku akan jadi yang terhebat dengan buku ini."
_
_
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
jeck
lanjuut semangat💪💪
2024-01-26
0