Tidak ada lagi kesempatan untuk menjaga istrinya ketika akan menempuh perjalanan yang cukup jauh, wajah Reydan nampak lesu dan tidak bersemangat.
"Kamu gak perlu khawatir soal Velin, semua akan baik-baik saja. Bukan apa-apa, kami hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada diri Velin, karena kekhawatiran kami sangat besar jika membiarkan mu untuk ikut."
"Kalau untuk sekarang, boleh 'kan, kalau saya menemui Velin?" tanya Rey yang ingin sekali bertemu istrinya.
Tuan Dion mengangguk, yakni tanda mengiyakan. Setelah Dokter keluar, Rey segera masuk ke dalam untuk menemui istrinya. Sedangkan untuk Tuan dan Nyonya Merlyn menunggu diluar, tentu saja memberi waktu luang untuk menantunya. Mau bagaimanapun, Rey adalah suaminya Velin.
Saat masuk, dilihatnya Velin sedang tiduran sambil meringkuk, yakni sengaja menghindari suaminya. Bahkan, Velin sendiri tidak begitu faham dengan wajahnya Reydan. Siapapun yang datang untuk menemui, Velin lebih suka tidak melihat, seringnya memilih untuk mengusir. Mau itu Gezan maupun Reydan,dan juga dengan yang lainnya.
Jangankan untuk melihat wajah suaminya dan mantan suaminya, melihat wajah kedua orang tuanya pun enggan. Entah apa alasannya, Velin sendiri merasa tidak nyaman dengan suami sendiri maupun yang lainnya. Sedangkan Reydan sama sekali tidak peduli dengan sikap dari istrinya, mau cuek, mau galak, Rey tetap bersabar menunggu ingatannya pulih.
"Sayang, kamu kenapa? jangan cuek gitu dong, sayang, aku ini suami kamu, masa' iya kamu tega sama suami sendiri, dicuekin gitu, sini dong, ngadep sini lihat aku." Reydan berusaha untuk mengajak istrinya mengobrol, meski sikap istrinya masih saja tidak berubah.
"Jangan ngaku-ngaku suami aku, memangnya kapan kita nikah? mentang-mentang aku tidak ingat apa-apa, dengan seenaknya saja kamu mengaku sebagai suamiku. Gak, aku gak mempunyai suami seperti mu. Udah deh, sana kamu keluar. Semuanya sama aja, gak kamu, gak yang satunya juga iya, ngaku suamiku, dih."
Deg!
Rey begitu kaget mendengarnya.
"Memangnya siapa saja yang mengaku suami kamu? apakah dia bernama Gezan?"
Velin mengangguk sebagai jawabannya.
'Jadi, selama ini Gezan mengaku istrinya Velin? pantas saja, dia selalu beralasan dengan alasan ini dan itu agar lebih leluasa untuk membantu Velin agar ingatannya kembali. Aku ngerti sekarang, apa yang dikatakan Tuan Dion adalah soal Gezan, siapa lagi kalau bukan dia.' Batin Rey saat memikirkannya.
"Kamu itu sudah dibohongi sama Gezan, suami kamu yang sebenarnya itu ya aku, bukan Gezan, tapi aku Reydan. Memangnya kedua orang tua kamu gak cerita kalau aku adalah suami kamu yang sebenarnya?"
"Tapi aku gak percaya, karena aku gak yakin juga kalau mereka itu orang tuaku. Bisa saja kalau kalian hanya ingin memanfaatkan ku, bisa jadi, 'kan? sudah lah, sana pulang, aku lagi males ngomong sama kamu. Semua orang yang mendekatiku itu sama saja, semua hanya ingin memanfaatkan ku." Kata Velin sambil memalingkan wajahnya.
Rey yang mendapat pesan dari ayah mertuanya untuk tidak berlama-lama menemui Velin, pun pamit untuk tidak mengganggu kesehatannya.
"Sebaiknya kamu istirahat, dan jangan memaksakan diri untuk mengingat semuanya. O ya, karena aku dilarang untuk mengantarkan kamu ke luar negri, aku hanya berpesan sama kamu untuk hati-hati nanti di negri orang. Maafkan aku yang tidak bisa ikut menjagamu, semoga kamu pulang dengan keadaan selamat, dan ingatanmu kembali, jaga diri kamu baik-baik nanti di luar negri," ucap Rey yang serasa tidak rela membiarkan istrinya pergi tanpa dirinya yang mendampinginya.
Namun, mau bagaimana lagi, ayah mertua tidak mengizinkannya untuk ikut, dirinya bisa apa? tidak ada pilihan lain selain mengiyakan dan nurut. Meski ada perasaan kekhawatiran, Rey berusaha untuk berprasangka baik kepada ayah mertuanya.
Velin yang mendengarnya, pun tidak menanggapinya sama sekali. Karena Reydan tidak diizinkan untuk berlama-lama menemui Velin, Rey segera keluar.
"Gimana Velin, marah marah lagi kah sama kamu?"
Rey menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Tuan, tetap seperti biasanya, Velin masih tetap tidak mau bertemu dengan saya dengan alasan semuanya sama, tidak saya, tidak juga dengan Gezan. Kata Velin, saya dengan Gezan sama-sama mengaku sebagai suaminya. Entahlah, apa tujuan Gezan sebenarnya, saya tidak tahu. Ya mungkin saja dia belum bisa menerima kenyataan kalau Velin bukan lagi istrinya, tapi entah lah, saya sendiri tidak tahu."
"Jangankan kamu, kami sebagai orang tuanya saja tidak dipercaya. Kami juga sama seperti kamu, yang dianggap hanya memanfaatkannya. Tapi biarlah, kita yang tahu kondisi Velin saat ini, jangan terlalu dianggap serius, karena sejatinya dia belum mengingat semuanya. Besok kemungkinan besar kami akan membawa Velin ke luar negri, kami sudah mengurusnya sejak awal. Sedangkan untuk hari esok kami sudah berangkat, dan hari ini sekalian pamit sama kamu."
"Saya hanya bisa mendoakan untuk kesembuhan Velin, semoga selamat sampai tujuan, dan pulang juga dengan selamat. Jika Tuan membutuhkan sesuatu nantinya di sana, Tuan bisa hubungi saya atau hubungi nomor rumah. Jaga diri Tuan baik-baik bersama Velin, semoga kesehatan Velin berangsur membaik."
"Ya udah, kamu boleh pulang, sampaikan kepada kedua orang tua kamu, juga Kakek kamu, kalau kami tidak bisa pamitan, mohon doanya semoga Velin segera kembali ingatannya."
"Velin pasti sembuh, Tuan percaya itu," ucap Reydan berusaha untuk meyakinkan ayah mertuanya, meski entah apa hasilnya.
"Kami percaya kalau Velin bakalan sembuh, ya udah kalau kamu mau pulang, pulang lah. Velin aman bersama kami, dan kamu tidak perlu mencemaskan, atau khawatir, sudah sana pulang."
Rey mengangguk.
"Baik, Tuan. Nyonya, Tuan, saya pulang."
"Iya, Nak, hati-hati dijalan," jawab Nyonya Merlyn.
Karena waktu tidak memungkinkan untuk berlama-lama di rumah sakit, Rey segera pulang.
Dengan langkah kakinya yang tidak buru-buru, Rey berpapasan dengan Gezan. Saat itu juga, dengan sengaja Rey menghalanginya.
"Mau kemana kamu, Gezan?" tanya Rey yang terasa dongkol ketika teringat yang diucapkan oleh istrinya soal Gezan yang mengaku sebagai suaminya.
"Aku mau menemui Velin, kenapa, tidak boleh? aku hanya ingin melihat kondisinya Velin, tidak lebih," jawab Gezan.
"Jangan bohong kamu, barusan Velin bilang kalau kamu mengaku sebagai suaminya, benar kah?"
"Kalau iya, kenapa? niatku hanya ingin mengembalikan ingatannya. Ya siapa tahu aja, kalau dengan cara aku mengaku suaminya, si Velin akan mengingat kenangan kenangan bersama ku, mana tahu dia ingat semuanya, iya 'kan?"
Bug!
Reydan melayangkan sebuah tinjuan tepat di bagian sudut bibirnya, sakit sudah pasti.
"Sekarang juga sebaiknya kamu pulang, atau aku panggilkan satpam untuk mengusir kamu, bahkan menyeret mu keluar."
"Terserah kamu, karena aku hanya ingin menemui Velin, kalau kamu mencurigai ku, kamu bisa mengikuti ku," jawab Gezan dan langsung mendorong Reydan.
Tidak ingin terjadi sesuatu kepada istrinya, Rey mengikutinya dari belakang, yakni untuk memastikannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Novie Tanjung Novie Tanjung
terima kenyataan nya gezan...
bahwa engkau tu bukan siapa2 nya velin lgi....
💪 reydan kmu bsa....
lnjuuttttt thorr...
buat update nya lebih banyak lagi.
🌹🌹🌹
2023-12-26
0
Anonymous
dasar kepala batu si mantan suaminya si velin
lanjut lagi Thor 💪💪💪
2023-12-26
0