Aku Al Segaf, usai menceraikan istri ku, Olivia! Aku merasa sangat bahagia. Karena aku tidak perlu lagi menutupi hubungan gelap ku bersama Saras yang kini sudah resmi menjadi istri ku.
Tapi aku tidak pernah menyangka jika Olivia akan datang ke acara pernikahan ku dengan Saras. Dan memberikan sebuah hadiah yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Dan hadiah itu mampu menggegerkan suasana pernikahan ku.
" Ini pasti hanya tipu muslihat Olivia Al... " Tukas Ibuku, ia berusaha menenangkan dan membuat aku berpikir positif.
" Iya Mas, katanya Perempuan itu mandol. Kalau mandol tidak mungkin kan bisa hamil " Saras ikut setuju dengan penilaian Ibu.
Bapak dan sanak saudara yang berkumpul di rumah ku mengangguk setuju. Lebih tepatnya di rumah ku dan Olivia, karena rumah ini dibeli hasil mengumpulkan tabungan kami berdua. Bisa jadi lebih banyak menggunakan uang Olivia pada saat itu.
Semua dugaan mungkin saja, tapi... Aku sangat mengenal watak Olivia. Lima tahun menikah dengan nya dan empat tahun menjalin kasih, sudah mampu membuat ku mengenal karakter perempuan itu.
Dia wanita yang keras kepala, kuat keinginan dan sangat gigih. Serta perempuan yang sangat menjunjung tinggi kejujuran. Oleh sebab itu, pada saat aku meminta ijin nya untuk menikah lagi, Olivia menolak.
Meskipun sudah ku iming-imingi dengan berbagai macam janji, dia tetap menolak. Hingga akhirnya terpaksa aku lepaskan dia, jika tidak aku lakukan itu. Saras akan membeberkan hubungan terlarang kami yang sudah menghasilkan anak.
Hal itu akan berdampak besar pada pekerjaan ku, Dan mengancam posisi ku sebagai wakil direktur.
Namun kali ini hatiku goyah kembali, foto copy hasil USG menunjukkan segumpal daging yang sebentar lagi akan bernyawa. Ada rasa sesal karena telah melepaskan wanita pertama yang berhasil membuat ku jatuh cinta berkali-kali.
" Mas... " Saras merengek manja, membuat anganku buyar tentang Olivia.
" Sudah lah, jangan kau pikirkan lagi dia. Bukan kah bayi ini lebih meyakinkan daripada gambar itu, yang belum tentu anak kamu "
" Betul itu Al,,, sebaiknya sekarang kalian masuk. Ini adalah hari kebahagiaan kalian, jangan pernah dirusak oleh sesuatu yang mustahil seperti itu" Ibuku lagi-lagi mendukung Saras.
Yah, dia memang sangat pro dengan Saras. Karena Ibu sejak dulu tidak menyukai Olivia. Katanya kalau perempuan tidak bisa diatur, tidak layak jadi istri.
Sedangkan Saras punya sifat manja dan penurut kepada ku. Hanya saja dia tidak bisa mandiri, selalu minta tolong ini dan itu.
Di atas perbaringan, aku masih saja menatap kosong foto USG yang dihadiahkan oleh Olivia. Entah kenapa hati dan otakku saat ini bertentangan ? Otakku yakin mustahil Olivia hamil, lima tahun loh kami menunggu tapi tetap saja hasilnya nihil.
Tapi hatiku justru kebalikannya, Olivia tidak mungkin menentang prinsip hanya untuk melakukan hal yang memalukan.
Tiba-tiba Saras merampas foto itu dari tangan ku lalu merobek nya.
" Apa yang kamu lakukan Saras?!!" Hardikku keras.
" Seharusnya aku yang bertanya padamu Mas? Kenapa masih perduli dengan foto itu ? Apa Mas masih cinta sama perempuan itu ?!!!" Saras membantah lebih keras dari suara ku.
" Namanya Olivia, dan kamu sudah tahu dari dulu bahwa namanya Olivia bukan "
Entah kenapa hatiku seperti teriris mendengar Saras tidak mau menyebut nama Olivia. Seolah-olah Olivia adalah sebuah nama yang sangat menjijikkan.
" Terserah kamu lah Mas, pokoknya aku tidak mau mendengar nama perempuan itu disebut-sebut di rumah ini lagi "
Andai Saras tahu? Olivia juga berhak atas rumah ini, tapi aku memilih diam. Malas untuk memperpanjang perdebatan.
Ku tarik selimut lalu ku rebahkan tubuhku dengan posisi membelakangi. Padahal ini adalah hari bahagia kami berdua, tapi aku tidak berselera untuk menyentuh Saras.
***
Esoknya, seperti biasa aku pergi berangkat kerja. Karena aku hanya mendapatkan cuti dua hari dari perusahaan.
Di dalam lift tanpa sengaja aku bertemu Septy, yah dia adalah sahabat Olivia. Dan yang merekomendasikan Septy bekerja disini adalah aku.
" Septy.." sapaku, biasanya setiap kami bertemu aku hanya menyapa dengan senyuman. Tapi sekarang, aku rasa Septy bisa memberiku sedikit petunjuk tentang kebenaran foto USG itu.
Septy membalas sapaan ku dengan senyuman disertai membungkukkan badannya.
" Nanti boleh kamu datang ke ruangan ku?"
Septy tidak langsung menjawab, ia seperti bingung. Karena sememangnya dia bukan staf yang bekerja satu from dengan ku.
" Tolong yah " Aku sedikit memohon, dan akhirnya dia mengiyakan. Aku tersenyum senang.
TOK TOK TOK TOK
" Masuk " seruku tanpa melihat ke arah pintu. Suara sepatu terdengar semakin mendekati ku.
" Maaf Pak, ada apa ya Bapak memanggil ku?"
Rupanya Sapty benar-benar datang menyanggupi permintaan ku.
" Ohya, silahkan duduk " Aku mempersilahkan Septy untuk duduk terlebih dulu biar dia bisa rileks.
" Terimakasih Pak " Septy pun mendudukkan dirinya di kursi berhadapan dengan ku. Hanya sebuah meja kerja yang menjadi pembatas diantara kami.
" Emmm aku ingin bertanya tentang Olivia.. Gimana kabarnya ?"
" Saya nggak tahu Pak, kenapa Bapak tidak bertanya langsung kepada yang bersangkutan ?"
Ku hembuskan nafas secara perlahan, jawaban Septy seperti tamparan keras di wajah ku.
" Aku.... Aku... " Mendadak lidah ku kelu untuk menjabarkan alasan kenapa aku tidak menghubungi Olivia? Rasa ego dan gengsi yang sebenarnya menjadi alasan utama.
" Mas... "
Aku dan Septy tersentak hampir bersamaan, rupanya Saras muncul dari balik pintu. Ia melangkah cepat mendekati kami berdua.
Septy reflek berdiri dan menepi, aku pun sama. Entah apa yang dilakukan Saras di kantor ku?
" Jadi ini yang kamu lakukan di kantor Mas? Pantas saja kamu ngambil cuti cuma dua hari, karena kamu tidak sabar untuk bertemu dengan dia " Saras menunjuk wajah Septy yang kebingungan.
" Saras, jaga bicaramu !" Tidak bisa ku biarkan Saras mempermalukan aku di depan Septy. Bisa saja dia akan mengadu kepada Olivia tentang perlakuan Saras.
" Bela aja dia terus Mas" Saras tetap saja tidak merasa bersalah dengan sikapnya.
" Sep, kamu boleh keluar sekarang " Aku meminta Septy untuk keluar. Agar perdebatan kami tidak menjadi tontonan gratis baginya.
" Eh tidak usah " Saras justru mencegah Septy " Kalian lanjutin aja perselingkuhan nya, biar semua orang pada tahu "
PLAK
Tangan ku melayang tanpa dapat ku cegah, wajah Saras langsung memerah. Septy sendiri terlihat terkejut dengan tindakan ku ini, ia bergegas keluar tanpa menunggu lebih lama lagi.
" Kau menamparku Mas?" Saras memegang pipi bekas tam-paran ku, matanya berkaca-kaca dan tak perlu menunggu lama. Air matanya meluruh sempurna.
" Maafkan aku Saras, kau tidak mau mendengarkan penjelasan ku dulu " Jujur aku merasa menyesal telah berlaku kasar.
" Penjelasan apa lagi Mas, aku melihat jelas kau berduaan dengan perempuan itu "
" Apa aku tidak boleh bicara dengan bawahan ku? Sedangkan disini bawahan ku bukan cuma laki-laki, kau tahu sendiri kan Saras. Kalau kamu tidak mau aku berhubungan kerja dengan staf perempuan ? Lebih baik kau dekam aku dalam rumah, aku tidak akan bekerja lagi tapi kau tidak boleh menuntut ku uang nafkah. Paham!!!"
Saras terdiam, mungkin dia butuh ketegasan dari ku. Biar tidak semakin menjadi-jadi. Aku heran kenapa dia berubah drastis, padahal sebelumnya Saras sangat pengertian dan tidak pencemburu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
neng ade
baru juga nikah udah ribut mulu ..
kemaren2 kemana.. mesra terus ya .. 😂
2024-10-16
0
Kustri
yaa nikmati ajaa
2024-07-07
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Itu istri pilihan dirimu dan ibumu 😏
2023-12-24
0