6

Zayyan berjalan mendekati rumahnya, "Assalamualaikum" Ucap salam saat ia memasuki rumah.

"Waalaikumsalam" sahut semua yang ada di dalam ruang tengah. Disana tengah kumpul kyai Anwar, umi Fatimah, Gus Yusuf juga istrinya ustazah Laila.

"Zayyan" pekik umi kaget sambil memeluk zayyan. "Kamu pulang kenapa gak kabari umi dan Abi?" umi Fatimah meregangkan pelukannya.

"Biar surprise umi" Jawab zayyan tersenyum. Kemudian ia menyalami kyai Anwar dan memeluk Abi nya. "Bagaimana kabar Abi?" Tanya zayyan yang masih memeluk sang Abi.

"Alhamdulillah baik nak" jawab Abi menepuk pundak zayyan.

Kemudian Zayyan menghampiri abangnya Gus Yusuf. "Mas" Zayyan memeluk abangnya.

"Kenapa tidak kabari, kan mas bisa jemput" Tanya Yusuf tersenyum senang melihat sang adik.

"Ya namanya juga kejutan mas, kalau kasih tau bukan kejutan dong." jawabnya tertawa.

"Yah dan kamu sungguh membuat umi terkejut." Umi kembali memeluk zayyan, ia sangat merindukan putra bungsunya itu, sudah enam tahun zayyan tidak pulang membuat sang umi sangat merindukannya.

Zayyan menoleh ke arah Yusuf dan wanita yang ada disebelah Yusuf. "Oh ya zay, kenalkan ini istri mas Laila." Yusuf memperkenalkan istrinya.

"Salam mbak aku zayyan adik paling tampan mas Yusuf." Zayyan menagkupkan kedua tangannya di dada sambil tertawa dan dibalas Laila dengan menagkupkan kedua tangannya sambil tersenyum.

"Pede sekali kamu paling tampan!" Timpal Yusuf menengahi.

"Ya emang aku adik mas yang paling tampan kan? emang mas punya adik lain selain aku yang tampan ini." ucap zayyan sambil menaik turunkan alisnya.

"Dasar kau ini." Yusuf meninju pelan lengan Zayyan dan membuat zayyan terpekik, padahal yusuf tidak memukul kuat, hanya saja zayyan yang suka sekali mengada-ngada.

"Lihatlah umi, mas Yusuf memukulku" Adunya seperti anak kecil.

"Yeehh... tukang ngadu."

"Sudah, sudah. Lebih baik kamu istirahat nak, pasti kamu capek banget kan?, umi akan siapkan makanan favoritmu, jika saja kau memberi tahu sebelumnya pasti umi sudah menyiapkan semuanya."

 Mereka semua memang tidak tahu kalau zayyan akan pulang hari ini, yang mereka tahu zayyan akan pulang bulan depan, itu sebabnya mereka tidak menyambut kepulangan zayyan juga tidak mempersiapkan makanan untuk zayyan.

"Baik umi, zay naik dulu" Ia kembali menyalami umi dan abinya baru menaiki tangga menuju kamarnya. Ia tersenyum melihat kamarnya yang masih sama seperti waktu ia tinggalkan dulu, bersih dan rapi. Kamarnya setiap hari dibersihkan oleh asisiten rumah tangga umi sehingga kamarnya tetap terjaga juga bersih. Ia membaringkan tubuhnya di tempat tidur serta memejamkan matanya, namun sosok gadis yang menabraknya tadi siang muncul dalam pikirannya.

"Astaghfirullah, kenapa aku jadi mengingat dia." Zayyan menggusar wajahnya.

**

Disisi lain Safira sedang mondar mandir dikamarnya sambil menggigit kuku jari tangannya.

"Bodoh, bodoh, bodoh" ucapnya sambil menggeplak kepalanya sendiri, ia merasa sangat bodoh yang sudah ceroboh dalam bertindak. Mau ditaruh dimana muka nya jika bertemu dengan zayyan lagi.

"Kenapa juga ketemu dia disini, dan kenapa ni mulut seenak nya ngomong tanpa dipikir dulu sih", sambungnya sambil memukul mulutnya.

"Assalamualaikum Fira, anti kenapa?" Eli dan Julia yang baru masuk kamar terheran melihat Fira yang mondar mandir seperti setrikaan sambil memukul bibirnya sendiri.

"Eh, kalian sudah balik." Safira kaget dengan kemunculan dua sahabatnya itu.

"Kamu kenapa mondar mandir begitu? pake mukulin bibir segala lagi." Eli bertanya sambil mengernyitkan dahinya.

"Eh, eng... enggak kok, Gue cuma lagi ngapalin dialog pentas sekolah aja kok!" jawabnya berbohong. Eli dan julia hanya mengangguk percaya dengan apa yang dikatakan Fira.

"Oh ya fir, anti uda dengar belum jika Gus zayyan sudah kembali dan dia akan menetap dan mengajar disini." Julia sangat bersemangat cerita.

"Yah terus?" Jawab Fira cuek.

"Yah gak ada terusan sih, ana penasaran dengan rupa Gus zayyan, kata santriwati lain Gus zayyan itu sangat tampan".

"Tampan apanya, biasa aja tuh." jawab Fira.

"Anti sudah ketemu sama Gus zayyan fir? kapan?" Sambung Julia.

"Tadi siang di depan, dan dia tidak tampan seperti yang kalian katakan," sambung Fira.

**

Eli dan Julia pergi kemesjid untuk sholat Maghrib berjamaah, sedangkan Safira hanya didalam kamar karena dia sedang ada tamu bulanan hingga ia tidak kemesjid. Sehabis Maghrib Julia dan Eli tidak kembali seperti biasa mereka kembali sehabis isya.

"Sepi amat ni kamar, mana mereka baliknya lama lagi" gumam Fira sembari melihat jam dipergelangan tangannya. "Lebih baik gue kedapur aja deh bantuin mbak-mbak disana." sambungnya. Memang seperti biasa jika santriwati yang sedang cuty bulanan mereka akan ikut membantu dapur menyiapkan makan malam untuk seluruh santri dan santriwati.

Safira berjalan sambil menyepak angin sesekali ia menyepak kerikil yang menghalangi jalannya.

"Akh..." pekik seseorang. Mata Safira membola melihat seseorang yang terkena batu yang ia sepak tadi.

"Kau yang melempar ku?" tanya zayyan sambil memegangi kerikil yang mengenai kepalanya.

"Gu... Gus, maaf. Aku gak sengaja, sumpah!" ucapnya sambil menunjukkan kedua jarinya membentuk huruf v.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Zayyan berjalan menghampiri safira. "Kenapa kamu tidak kemesjid sholat berjamaah?" Tanya zayyan datar.

"Gus sendiri kenapa gak jamaah sama yang lain." balas Safira, bukannya menjawab zayyan, ia malah melayangkan pertanyaan yang sama.

"Saya mau ke mesjid tapi langkah saya terhenti karena ulahmu. Sebaiknya antum cepat kemesjid jika tidak ingin mendapat hukuman."

"Gue lagi dapet Gus" jawab Safira santai tanpa beban mengeluarkan kata.

Zayyan mengernyitkan dahi nya tidak paham apa maksud Fira, melihat Zayyan merasa bingung Safira kembali memperjelas. "Gue lagi datang tamu bulanan Gus, jadi Gus paham kan maksud nya." Jelas Fira.

Wajah zayyan memerah mendengar ucapan Safira yang tanpa beban berucap, malah zayyan yang merasa malu mendengarnya.

"Kamu tidak lagi berbohong kan? Saya sangat paham dengan akal-akalan santri jahil sepertimu." Sambung zayyan.

"Gus mau bukti?" Safira menaik turunkan alisnya membuat zayyan terpaku sembari meneguk Saliva mendengar ucapan ambigu Fira. Tanpa mau menanggapi lagi zayyan melangkah pergi dengan sebelumnya memberi salam terlebih dahulu.

Safira tertawa terbahak melihat kepergian zayyan dengan ekspresi kesal. "Dasar Gus songong." Teriak Fira tertawa.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Mamath Ziad Malik

Mamath Ziad Malik

dasar safira nanti jodoh

2024-06-03

1

Ani Ani

Ani Ani

DIA yang Salah DIA gelak kan orang

2024-05-19

1

ardan

ardan

dasar fira sengklek nih, seorang Gus dibecandain, hadeeuuuh 😅

2024-03-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!