3

Ini adalah malam pertama Safira tinggal di pesantren, disaat semua santri dan santriwati bersiap pergi ke mesjid Safira masih dengan tenang meringkuk di balik selimut.

"Fira, bangun fir." Julia menggoyangkan tubuh Fira namun Fira tak terusik sama sekali.

"Ya elah ni anak, kok tidur seperti orang mati." dengus Eli. Julia dan Eli adalah teman sekamar Fira, mereka senior kakak satu tingkat dari Safira.

"Fira ayo bangun" Julia menggoyangkan lagi tubuh Fira.

Hoam... Fira terduduk sambil menguap juga mengucek matanya. "Udah pagi emangnya yah? cepat amat." jawabnya sambil mengucek mata.

"Jam tiga fir, kita akan tahajud bareng di mesjid pondok." jelas Julia.

"What?" Fira membola_kan matanya merasa tak percaya. "Jam tiga? ada saja ni pesantren, masa bangun jam tiga." Fira kembali menarik selimutnya dan kembali ke posisi tidurnya.

"Ya Allah Fira bangun woy" Eli berteriak didekat telinga Fira kesal dengan Fira yang susah dibangunkan.

"Kalian duluan aja, gue ngantuk banget tadi jam satu baru tidur." Jawab Fira dengan mata yang terpejam. Ia memang tidur larut dikarenakan tidak bisa tidur, ia sangat sulit tidur jika bukan di kamarnya di tambah lagi dikamar ini panas dan pengap menurutnya. Ia terus membolak balikkan tubuhnya hingga pada jam satu dini hari barulah ia bisa memejamkan matanya.

"Nanti anti bisa dihukum kalau tidak ikut sholat berjamaah." Jelas Julia namun tidak dihiraukan Fira.

"Ya sudah Jul, kita pergi aja biarin tu si Fira." Eli menarik Julia pergi meninggalkan Fira yang tidur. Azan berkumandang mengharuskan mereka berdua pergi ke mesjid sebelum diketahui oleh ustazah keamanan yang berkeliling dan mendapati mereka belum juga ke mesjid.

Sedangkan Fira kini telah sampai ke alam mimpi tanpa sadar didepan pintu kamarnya berdiri seorang ustazah dengan rotan ditangannya dengan raut wajah marah mendapati masih ada satu santriwati yang masih tidur dan belum pergi ke mesjid.

Ustazah itu menarik selimut Fira "bangun" pekiknya tepat dekat telinga Fira.

"Apaan sih? ganggu gue tidur aja." Fira menggosok telinganya yang berdengung karena teriakan ustazah itu.

"Apa anti seorang muslim?" teriak ustazah dekat telinga nya.

"Ya iya lah, ini juga pesantren pastinya yang tinggal disini semua muslim." Jawab Fira dengan suara tinggi, ia duduk menatap sang ustazah kesal karena sudah mengganggunya.

"Kalau anti muslim cepatlah ke mesjid laksanakan kewajiban mu."

"Tahajjud kan bukan wajib, jadi gak mesti kan." Jawab Fira santai kemudian menarik selimutnya kembali.

Ustazah mengelus dada beristighfar. "Anti anak baru? Peraturan disini diwajibkan semua santri dan santriwati untuk tahajjud ke mesjid, dan dilanjutkan sholat subuh berjamaah, kecuali anti uzur, sekarang ana tanya apakah anti uzur?" Ustazah itu kembali bertanya.

"Haisss cerewet banget jadi orang." Safira bangkit dengan kesal.

"Mau kemana anti?"

"Bukankah ustazah nyuruh ke mesjid, ya ini mau ke mesjid."

"Ya sudah cepat, nanti sebelum masuk kelas temui saya ke ruang guru."

Safira kini berjalan menuju mesjid mengikuti santriwati lain yang sedang berjalan menuju mesjid, sampainya di mesjid safira mengambil saf paling belakang. Yang lain pada sholat tahajjud mengikuti imam sedangkan Fira melanjutkan tidurnya di belakang.

"Astaghfirullah Fira" Julia menggeleng beristighfar melihat Fira yang tidur bersandar di sudut dinding mesjid. "Fira bangun ayo sholat subuh." Julia menggoyangkan tubuh safira.

"Emmm... Safira menggeliat meregangkan otot nya, lalu ia bangkit dan kembali mengambil wudhu. Se_nakal-nakalnya dia, dia tidak pernah meninggalkan sholat wajib.

Selesai sholat subuh dilanjutkan mendengar kajian dari Gus Yusuf, selaku putra dari pemilik pondok pesantren itu. Safira tidak terlalu mendengarkan ceramah karena matanya masih sangat berat, sesekali ia menutup mulutnya menguap. "Ya Allah lama amat sih" keluhnya. Ia ingin melanjutkan kembali tidurnya.

Safira berniat hendak kembali ke kamarnya bersama Julia dan Eli. Safira meletakkan mukenah_nya dan akan menemui ustazah pengawas diruang guru.

"Julia, Eli anterin gue keruang guru yuk." Pinta Safira karena ia tidak tahu dimana ruang guru.

"Ada keperluan apa kamu keruang guru?" Eli bertanya sambil melipat mukenah_nya.

"Gue disuruh menghadap sama ustazah_ ustazah apa lah namanya gue gak tahu."

"Ustazah Ningsih? kamu ditegur ustazah Ningsih fir?" sambung Eli.

"Ya, tadi gue ketahuan masih tidur."

"Ya Allah fir, anti pasti dapat hukuman dari ustazah Ningsih, beliau itu sangat disiplin fir, beliau tidak suka ada santriwati yang melanggar peraturan Pondok." Timpal Julia.

"Benarkah? se_killer apa sih ustazah itu?" tanya Fira lagi penasaran.

"Beliau kalau ngasih hukuman super tega fir, pernah ada santriwati di hukum membersihkan toilet seluruh pondok sampai hampir pingsan."

"Kok bisa sih hampir pingsan?" Fira merasa tidak percaya masa hanya membersihkan toilet saja pingsan.

"Ya karena ia membersihkan seluruh toilet yang ada di pondok." Jelas Julia.

Safira masuk ruangan guru menemui ustazah Ningsih, ia duduk berhadapan ustazah Ningsih yang bersebrangan meja.

" Safira. Nama anti Safira kan?" Tanya ustazah ningsih.

"Iya ustazah."

"Biasakan memberi salam saat berjumpa sesama muslim Fira".

"Iya ustazah, Assalamualaikum ustazah." ucap Fira datar.

"Waalaikumsalam warahmatullahi" ustazah Ningsih menjawab salam Fira tersenyum. "Fira, ustazah mau menjelaskan peraturan-peraturan di pondok ini baik tertulis maupun tidak tertulis, serta apa saja kegiatan selam anti tinggal di pondok ini agar anti tidak lagi melanggar peraturan Pondok, jika anti melanggarnya maka anti akan mendapat hukuman.

"Anti wajib melaksanakan sholat berjamaah dimesjid dan tepat waktu kecuali anti uzur paham Safira?"

"Paham ustazah." Jawab Safira santai.

"Baik, karena anti sekolah di luar anti harus pulang sekolah tepat waktu, tidak boleh kelayapan setelah jam pulang sekolah, jika anti berbohong kami bisa mengetahui dari pihak sekolah anti. Dan anti tau apa hukuman bagi seorang pembohong dan melanggar peraturan Pondok ini?" tanya ustazah Ningsih menggertak.

Safira menggeleng

"Betis ny akan di pecut menggunakan rotan, jika kesalahannya fatal maka dia akan di keluarkan dari pondok.

Safira kembali ke kamarnya dengan muka ditekuk masam, kepalanya pusing karena kurang tidur ditambah mendengar aturan dan kegiatan pondok. Safira menghela nafas.

"Bagaimana fir? apa yang dikatakan ustazah Ningsih?" Julia bertanya.

"Cuma menyampaikan peraturan dan kegiatan pondok." balas Fira santai.

"Syukurlah fir, kami kirain kamu bakal kena hukum." Timpal Eli.

"Kenapa gak sekolah disini aja sih Fira, kan gak perlu capek-capek sekolah luar?" tanya Julia.

"Sekolah disini?" Ekspresi Fira kaget. "Gak lah, empet gue dua puluh empat jam di sini, di luar kan bisa cuci mata, banyak ciptaan Tuhan yang indah bisa dilihat di luaran sana." Jawab Safira tertawa kecil.

"Pemandangan?" Julia seperti berfikir.

"Iya, cowok ganteng misalnya. Disini gak ada cowok ganteng, yang ada cowok culun semua." jawab Safira.

"Astaghfirullah fir, anti gak boleh ngomong gitu dengan ciptaan Allah."

Safira mengangkat bahu acu, kemudian menyandang ranselnya dan pergi keluar dari kamar.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya yah gays🥰🥰

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

bertol betul dia

2024-05-19

3

Ezar Faruq

Ezar Faruq

suka sama fira senakal nakalnya fira tapi tetap sholat lima waktu

2024-03-21

7

❤️⃟WᵃfRahma

❤️⃟WᵃfRahma

nanti kalau tau yang asli kepincut kamu Fira

2024-03-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!