"akkkhhkkkkkhhh" Diana sangat sulit untuk bernafas,dia sudah ikhlas jika harus mati di tangan Papanya,asal itu bisa menebus kesalahannya.
"Pa...pa... ma...af....Di...a...na...." Diana dengan terbata-bata meminta maaf pada Papanya,di sisa-sisa waktunya itu, Diana ingin Papanya bisa memaafkannya.
"Pa...pa..." Suara Diana terpotong-potong,kesadaran Diana hampir hilang, tenaganya habis.
"Papa!!!!" Mamanya berteriak histeris saat melihat tangan putrinya terkulai.
Tangan Tuan Riddick tiba-tiba terhenti, perlahan tangannya dilepaskan dari leher Diana.
Tuan Riddick turun dari ranjang putrinya,pergi ke kamar mandi Diana dan menangis.
Hati Tuan Riddick terasa hancur berkeping-keping,anak satu-satunya yang dia punya hamil tanpa menikah lebih dulu, terlebih lagi, statusnya yang masih sebagai pelajar itu, membuat Tuan Riddick sangat hancur.
Mamanya Diana menghampiri putrinya yang tergolek lemas di atas kasur.
"Diana,sayang... ini Mama Nak,sadar Nak" Mamanya Diana menangis melihat putrinya hampir mati di tangan suaminya sendiri.
Diana mengumpulkan segenap kekuatannya kembali untuk bisa memeluk Ibunya.
"Mama... maaf..." ucap Diana pelan.
"Sudah Nak,sudah... ini sudah terjadi, sekarang kamu harus jujur sama kami,siapa yang menghamili kamu,supaya kami bisa menghukum lelaki itu" Mamanya Diana menciumi putrinya penuh kasih sayang.
Diana masih lemas, Mamanya merebahkan tubuh Diana di kasurnya, membiarkan Diana memulihkan tenaganya dulu.
Mamanya Diana pergi ke kamar mandi menemui suaminya yang menangis penuh sesal di dalam sana.
"Papa... tolong maafkan Diana Pah, Diana putri kita,hanya dia yang kita punya,dia yang kita tunggu selama 10 tahun pernikahan.Apa Papa tega melenyapkannya hanya karena dia hamil? Pah... Mama tahu Diana salah,dia telah membuat Papa dan Mama kecewa,tapi Diana tetap anak kita,dia harus mendapatkan dukungan dari kita supaya bisa mempertahankan kehamilannya" Mamanya Diana mencoba berbicara pada Tuan Riddick secara halus, berharap suaminya akan mau mendengarkan.
"Papa gagal Mah, Papa gagal mendidik Diana, Papa gagal" Tuan Riddick tak bisa menerima kenyataan pahit itu.
Sudah sejauh itu dia menyekolahkan Diana,tetapi pada akhirnya anaknya harus hamil dengan status pelajar yang masih melekat padanya.
"Pah, sudahlah... semua sudah terjadi,ini memang salah kita yang terlalu memberikan kebebasan pada Diana.Kita bahkan gak pernah memberikan kontrol pada kegiatannya,ini salah kita,bukan salah Papa saja" Mamanya Diana menyadari itu memang kesalahan mereka.
"Papa harus apa Mah? muka Papa rasanya hilang, Papa malu Mah" Tuan Riddick terlihat seperti seorang pria yang cengeng.
"Pah,kita hanya bisa mendukung Diana untuk mempertahankan bayinya,karena jika Diana harus menggugurkannya,maka nyawa Diana taruhannya Pah.Mama nggak mau kehilangan Diana,dia anak kita satu-satunya" tutur Mamanya Diana.
Tuan Riddick menangis di pelukan istrinya,bukan hanya nama besar keluarga Wiratmaja yang akan tercoreng jika khalayak tahu tentang kehamilan Diana,tetapi juga dapat mempengaruhi bisnisnya yang sedang pesat itu.
Diana yang sudah berhasil mengumpulkan tenaganya itu,beranjak ke kamar mandi,menemui Ayah dan Ibunya yang sedang menangisi kebodohannya.
"Papa... Mama... maafkan Diana!" Diana menghambur memeluk keduanya, Diana menyesal,hidupnya terlalu bebas.
"Maafkan Diana Papa... Mama..." ucap Diana lagi, tangisannya semakin kencang.
Orangtua Diana tak mampu lagi berkata, mereka hanya bisa memeluk Diana dan memaafkannya, Meski sangat berat dirasa.
*****
Gaga merenung di kamarnya,gitar kesayangan miliknya masih berada di atas perutnya.
"Gue hamil Ga!"
Ucapan Diana masih terngiang di telinga Gaga,alat tes kehamilan itu juga terus terbayang-bayang dalam ingatannya.
Gaga tak bisa berpikir jernih untuk saat ini,pikirannya kacau,kehamilan Diana membuatnya bingung.
"Ya Tuhan, sebenarnya apa sih yang terjadi antara gue sama Diana? apa benar malam itu gue yang udah ngelakuin itu ke dia? apa cewek yang gue bawa waktu itu memang Diana,bukan Sinta? Tapi gue gak ingat apapun.Apa karena kita dalam keadaan mabuk? akhhh,nyesel gue minum itu,harusnya gue minum jus aja" Gaga berbicara sendiri,menyesal meminum minuman haram tersebut.
Sinta adalah kekasih Gaga,yang bersekolah di sekolah lain.
Gaga termasuk pemuda yang nakal,sering tawuran,sering pergi ke bar dan juga minum-minum dengan teman-teman Geng nya dari sekolah lain.
Tentu saja tanpa mengatakan status pelajar mereka pada pemilik atau pekerja bar.
Gaga dan Sinta juga tak jarang bertemu disana,hanya untuk dugem bersama atau berciuman.
Malam itu,Sinta bilang ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk Gaga yang berulang tahun,maka Gaga mengajaknya untuk ke rumahnya,agar bisa lebih leluasa melakukan apa saja berdua.
Gejolak dan hasrat jiwa muda Gaga tak bisa ditahan,maka dia bersemangat sekali.
Tetapi, Gaga juga minum terlalu banyak,hingga mungkin menyebabkannya salah membawa perempuan,dan mungkin saja memang itu Diana.
Di ulang berkali-kali pun mengingatk kejadian malam itu, Gaga tetap gagal mengingat dengan jelas,malah membuat kepalanya semakin pusing.
"argghhh pusing! meskipun muter-muter gue ingat-ingat,tetap aja gak ingat apapun,shit!" umpatnya lagi.
Gaga menatap ke arah tempat tidur di sampingnya,saat itu Diana duduk dan menangis disana dalam keadaan tanpa busana,lalu ada bercak darah di bekas tidurnya.
Gaga tak bisa mengelak tentang itu,bercak darah itu,pastilah berasal dari robekan selaput dara Diana.
Gaga sudah cukup dewasa,dia mengerti banyak tentang hal semacam itu,meski belum pernah mempraktekkannya secara langsung,tapi dia juga sering menonton film semacam itu,membuatnya banyak tahu.
Saat tengah melamun seperti itu,pintu kamarnya di ketuk, Gaga yang sedang melamun pun terkejut,dia merasa jantungnya akan copot.
"Ga,ada yang cari kamu tuh!" Mamanya Gaga memanggil dari luar.
"Siapa?" tanya Gaga.
"Mama nggak tahu,tapi kayaknya teman kamu" jawab Mamanya.
"Temen gue? siapa ya?" Gaga bertanya pada diri sendiri.
Apakah mungkin teman-teman nakalnya itu datang untuk menjemputnya main?
Gaga yang masih bertanya-tanya dalam hati pun turun dari ranjangnya,kemudian keluar dari kamar.
Gaga turun dari lantai dua rumah megahnya menuju ruang tamu.
Tiba disana, Gaga sungguh terkejut begitu tahu,tamu yang datang mencarinya adalah Diana, beserta Mama dan Papanya.
Gaga mematung di tempat dengan mata terbelalak,jika Diana datang dengan orangtuanya,maka itu bukan sesuatu yang baik baginya,sudah dipastikan mereka datang untuk meminta pertanggung jawaban.
"Ga,kok malah berdiri disitu? ayo sini,sapa teman kamu dan Mama Papanya" Mamanya Gaga meminta Gaga untuk menyapa tamu-tamu mereka.
"Jadi kamu yang namanya Gaga?" tanya Tuan Riddick,tatapan mata Tuan Riddick tajam pada Gaga.
"I,i,iya Om" jawab Gaga gugup.
Papanya Diana meskipun tampan,tapi menyeramkan jika marah.
"Mampus gue! kalo Papanya Diana liatin gue kayak itu,itu memang artinya lagi marah!" batin Gaga takut,dia merinding.
"Dia orangnya?" Tuan Riddick bertanya pada Diana.
Diana menganggukkan kepala.
Seketika, Tuan Riddick bangkit dan menghampiri Gaga,jantung Gaga berdegup 180 kali lebih cepat dari normalnya,saat Tuan Riddick ada di depannya.
'Bugh!' tanpa basa basi, Tuan Riddick melayangkan bogem mentah ke wajah Gaga,hingga Gaga terjungkal dan jatuh ke lantai.
Mamanya Gaga, Diana dan juga Mamanya Diana terkejut melihat itu.
"Anak sialan! berani sekali kamu telah menghamili anak saya!" Tuan Riddick mencengkeram kerah baju Gaga dan mengangkat tubuhnya,lalu melayangkan satu pukulan lagi ke pipi kiri Gaga.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments